NovelToon NovelToon
Pendekar Sakti Thung Seng

Pendekar Sakti Thung Seng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Pencari keabadian

Thung Seng seorang jenius beladiri yang juga memiliki seorang istri yang cantik jelita, dimana hal tersebut memancing iri dan dengki dari kakak seperguruannya sendiri.

Dengan memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang Raja dan melakukan kolaborasi dengan orang kepercayaannya Thung Seng, maka kakak seperguruan Thung Seng berhasil menangkap bahkan menghancurkan ilmu kungfu yang dimiliki oleh Thung Seng.

Sanggupkah Thung Seng yang kehilangan ingatan dan kehilangan kungfunya melakukan balas dendam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pencari keabadian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31.Hasil Bumi.

“Oh begitu rupanya, sayangnya Aku tidak berkesempatan untuk berbicara dengan Beliau,”ucap Phoenix setelah mendengarkan seluruh cerita yang diutarakan oleh Thung Seng.

Hening sejenak, Phoenix menengok ke kiri , , ke kanan, ke arah belakang dan ke bawah.

“Seluruh bulu sayapKu berubah menjadi merah, ekorKu memanjang dan ke dua kakiKu memendek. Apakah sekarang Aku sudah lebih mirip dengan mendiang ayahKu?”pikir Phoenix dalam hati dengan perasaan gembira.

“Saudara Phoenix sebaiknya Kita pergi ke suatu pulau yang jauh dari keramaian, karena Kurasa kultivasi kungfuKu masih rendah.”

“Ide yang bagus, Aku juga harus menyesuaikan diri dengan tubuh baru karena Senior Phoenix meninggalkan ingatan di diriKu, o ya lebih baik Kau buang cincin milik Tetua Ungu, agar Kita terhindar dari pelacakan partai Neraka,”ucap Phoenix.

“Hmm tapi Aku masih penasaran dengan satu ruang di cincin penyimpanan yang tidak bisa Kubuka,”ucap Thung Seng.

“Biar Kucoba membukanya,”balas Phoenix.

Phoenix dengan memakai cahaya merah dari matanya berhasil membuka segel ruangan di dalam cincin penyimpanan.

Thung Seng segera mengambil sebuah gulungan kertas yang berada di dalam cincin penyimpanan Tetua Jubah Ungu, memasukkannya ke dalam cincin penyimpanan yang lain, kemudian menjatuhkan cincin tersebut ke bawah.

“Saudara Phoenix sepertinya sudah saatnya Aku memulihkan ingatanKu,”ucap Thung Seng sambil mengambil darah Serigala Perak dan sekuntum Bunga Api.

“Baik, semoga Kau beruntung dapat memulihkan kembali ingatanMu,”jawab Phoenix.

Thung Seng segera mengunyah Bunga Api sampai halus, kemudian menelannya bersamaan dengan darah Serigala Perak, kemudian Thung Seng menutup matanya.

“Haaaahhh,”terdengar desahan kecewa dari Thung Seng setelah membuka matanya.

“Ada apa Thung Seng, apakah Kau gagal memulihkan ingatanMu?”

“Tidak seluruhnya gagal, Aku cuma mengingat masa kecilKu sampai dengan Aku mendapat bimbingan dari mendiang guruKu selama tiga tahun,”jawab Thung Seng.

“Kruuuik kruuukkk krukkk!”bunyi nyaring dari perut Thung Seng.

“Waduhh ini perut sudah minta diisi, padahal Aku tadi baru meditasi tidak lebih dari dua jam,”gumam Thung Seng,

“Dua jam kataMu Thung Seng? Hahahaha Kau sudah meditasi selama tiga hari tiga malam. Untung Kita belum berada di atas lautan, Kita turun dulu, Kau cari makanan di hutan ini dan Aku akan beristirahat selama satu hari satu malam.”

Sementara itu di dalam ruangan Ketua partai Surga terlihat Ketua partai Surga tengah berdiskusi dengan Tetua Hati Suci dan di tengah Mereka terlihat jaring laba-laba dan pecahan pedang hitam.

“Kakak, maaf Aku gagal, malah sepertinya partai Neraka yang mendapatkan Thung Seng,”ucap Tetua partai Surga.

“Tidak kenapa Adik, tetap sebar anggota partai Kita, ada kemungkinan Thung Seng lolos, karena ditemukan jaring laba-laba milik Iblis Hijau yang rusak dan patahan pedang hitam.”

“Kakak rasanya mustahil Thung Seng bisa lolos dari partai Neraka, kultivasi kungfunya hanya ditingkat dasar ke enam.”

“Hmm Adik, Kita jangan meremehkan lawan, karena selain Thung Seng juga ada Fang Fang dan burung aneh yang bersamanya,”jawab Ketua partai Surga.

Sementara itu di tempat partai Neraka terlihat Ketua partai Neraka yang sedang berkomunikasi dengan Anak buahnya melalui alat komunikasi berupa lempengan batu giok.

“Apa kataMu, cincin Tetua Ungu berada di tangan orang lain?”

“Benar Ketua, menurut Pria tersebut, cincin Tetua Ungu jatuh dari langit dan menimpa kepalanya,”jawab suara Wanita yang keluar dari lempengan batu giok.

“Pasti Phoenix itu yang bersama dengan Thung Seng, Aku tidak mampu menghadapinya sendirian,”pikir Ketua partai Neraka.”

“Baiklah Kau tetap cari informasi!”perintah Ketua partai Neraka.

Kembali ke Thung Seng yang kali ini sedang memanggang beberapa ekor ayam hutan di dalam hutan.

Dan disekitar Thung Seng terdapat bangkai seekor ular phyton besar serta seekor macan, kedua binatang tersebut sebelumnya menyerang Thung Seng dan harus menerima akibatnya.

“Gruduk gruduk gruduk!”bunyi roda dari sebuah gerobak menyusuri jalan tanah mendekati Thung Seng.

Thung Seng segera memakai topi caping untuk menutupi wajahnya.

Gerobak tadi berhenti sekitar lima meter di dekat Thung Seng dan seorang Pria brewokan dan bertato turun dari gerobak.

“Hey Bocah, berikan seluruh ayam yang sedang Kau bakar kepadaKu berikut seluruh uang yang Kau punya!”seru Pria brewok tersebut sambil berjalan mendekati Thung Seng.

Langkah kakinya terhenti ketika Pria tersebut melihat bangkai ular phyton besar dan macan yang berada di dekat Thung Seng.

“Sepertinya ada orang lain di belakang bocah ini.”

“Oh Aku sudah membunuh phyton dan macan yang menggangguKu, malah sekarang muncul Bandit kacangan,”ucap Thung Seng dengan nada mengejek.

“Hahaha Bocah, Kau pikir bisa menipuKu dengan cerita bohongMu soal phyton dan macan? Bocah, Kau bicara sombong karena ada orang lain di belakangMu.”

Thung Seng pun bangkit berdiri dengan sebilah pedang yang diambil dari cincin penyimpanannya.Cincin tersebut sebelumnya milik Kakek Tua di Hutan Terlarang.

“Cincin penyimpanan! Hahaha Bocah jangan bermain-main dengan pedang kalau tidak ingin celaka!”

“Paman lihat seranganKu,”ucap Thung Seng sambil mengayunkan pedangnya dengan sengaja diperlambat.

“Trang!”bunyi dua pedang beradu.

“Bocah gila, baiklah kalau Kau memang ingin mati!”seru Pria brewokan sambil menyerang Thung Seng dengan ganasnya.

Thung Seng meladeni serangan ganas dari lawannya dengan tenang serta menyamakan dengan kultivasi lawannya yang berada di tingkat dasar ke sembilan.

“Bocah gila ini ternyata tingkat kultivasinya setaraf denganKu, pantas saja berani bermain gila di hadapanKu.”

Jurus pertahanan pedang Thung Seng sangat rapat serta mampu menggagalkan seluruh serangan lawan.

Yang tidak diketahui oleh lawannya adalah Thung Seng memainkan pedang sambil mengingat masa lalunya ketika Thung Seng diajari pedang oleh kakak kandungnya sendiri yang juga sudah seperti seorang ayah bagi Thung Seng karena ketika Thung Seng berumur lima tahun ayah Thung Seng sudah tiada.

“Sial Aku berhadapan dengan Bocah gila, raut wajahnya berubah-ubah ketika sedang bertarung pedang, kadang tersenyum kadang terlihat sedih.”

“Aku telah menerima seratus kali seranganMu, sekarang giliranKu!”seru Thung Seng sambil merubah gaya permainan pedangnya dari bertahan menjadi menyerang.

Serangan Thung Seng yang bagaikan hujan akhirnya membuat pedang lawan terlepas dari tangan lawan dan secepat kilat sebilah pedang sudah menempel di tenggorokan Bandit tersebut.

Bandit brewokan yang ketika pertama kali datang menghampiri Thung Seng dengan gaya arogan kini setelah ditempelkan pedang dì tenggorokannya maka gayanya berubah seratus delapan puluh derajat menjadi ketakutan.

“Ampun Tuan Pendekar,”ucap Bandit brewokan dengan nada mengiba.

"Huh Bandit sepertiMu hanya gagah ketika kuat dan menjadi seperti tikus ketika sudah kalah. Katakan Kau baru saja merampok hasil bumi dari mana?!”seru Thung Seng sambil sedikit mendorong pedangnya sehingga tenggorokan Bandit agak terluka.

“Hasil bumi ini Kami dapat dari desa Ulaan yang berada di luar hutan ini,”jawab Bandit brewok dengan nada ketakutan.

“Apakah pengemudi gerobak itu adalah bagian dari kelompokMu?”

“Bukan, Dia adalah petani dari desa Ulaan.”

“Kau boleh pergi, tapi gerobak dan petani dari desa Ulaan tetap di sini!”seru Thung Seng.

Bersambung :))

1
ayub tambunan
ini yang bikin malas baca masa jadi anak 12 tahun giman mau berkelahi nya maaf nda jadi lanjut baca
RisingPhoenix: Terima kasih atas kunjungannya. 🙏🏼.

Justru di situ uniknya cerita ini, karena dengan tubuh istimewanya serta kungfunya yang naik dengan cepat serta interaksi yang unik dengan burung besar 🙏🏼😃.
total 1 replies
jaka saba jati
katanya pek liong...knapa manggilnya tung seng
RisingPhoenix: Pek Liong nama pemberian ketika Dia tidak tahu nama aslinya, sedangkan Thung Seng adalah nama aslinya.

Terima kasih sudah berkunjung membaca 🙏🏼🙏🏼🙏🏼.
total 1 replies
Membo 69
cocok judulnya pendekar bloon😆😆😆
RisingPhoenix: 😂😂namanya juga lupa ingatan jadi minim pengalaman 😃😃😃😅🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
kalau alur cerita ada POV sepertinya kurang apik Thor..Napa ngga dijadikan satu dgn. plot ceritanya .seakan terkesan cerita dipaksakan jadinya🥱
RisingPhoenix: Baik, terima kasih atas sarannya 🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
jgn diulang ulang kalimat yg sama..dan kosakata juga perlu dibenahi bro
Razali Azli
cerita novel dah menarik. tapi nama² watak sangat tidak menarik. saranku thor, akan datang atau jika ada novel baru usahakan agar nama watak dan tempat dijadikan lebih baik.
RisingPhoenix: Razali Azli, terima kasih atas masukannya 🙏🏼
total 1 replies
RisingPhoenix
Terima kasih 🙏🏼🙏🏼🙏🏼😃
Ismaeni
lanjut thor,ceritanya menarik
RisingPhoenix: Terima kasih atas dukungannya @ismaeni 🙏🏼
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!