Perjalanan (Kereta Hantu - Rumah Horor)

Bogor tiba-tiba hujan deras, suara petir begitu keras hingga jendela bergetar semua. Menurut Toto dan yang lain sudah biasa dengan hujan deras seperti ini bahkan biasanya sampai listrik mati.

Jam masih menunjukan 08.00 pagi, tapi suasana diluar gelap seperti sore hari. benar saja bu Zahra tidak datang ke kantor, beliau izin karena harus pergi dengan suami serta anak-anak nya.

Bu Zahra juga mengizinkan aku untuk pulang lebih awal. Berhubung hujan begitu deras, aku urung untuk pulang sampai hujan reda.

"Nggak usah pulang, teh. Hujan dibogor tuh awet" ucap Ratna

"Biasanya sore baru reda, tapi masih rintik-rintik tuh air hujan turun" sahut Mia tertawa

"Enak kali dibikinin mie instan kuah pakai cabai telur dan sayur" ucap Toto

"Ya ampun, To. habis sarapan loh, belum kenyang kamu" jawab Mia

"Kalau hujan begini hawa nya lapar terus. Ayolah Mi bikinin saya mie instan" rayu Toto

Maklum ya namanya juga laki-laki porsinya pasti banyak dan cepat lapar, apalagi Toto bekerjanya sangat berat.

"Bentar lima menit lagi" jawab Mia cemberut

"Harus ikhlas, Mi" ucap Toto tersenyum

Prankk.... Suara benda jatuh

"Astaghfirullah" ucap ku kaget begitu juga dengan yang lain

"Suara apa itu?" tanya Ratna

"Masih pagi kenapa diganggu sih" sahut Toto kesal

"Emang apaan To?" tanya Ratna

"Nggak tau, suaranya dari ruangan kosong tuh" jawab Toto tiba-tiba merinding

"To, kamu laki sendiri disini. Sebisa mungkin lindungi kami para wanita" ucap Mia menarik baju Toto

"Urusan begini juga saya takut tau, emangnya enak berusan sama iblis" jawab Toto

"Mau dicek, nggak?" tanya ku sangat penasaran

"Hujan ini, suasana yang ada tambah horor. Nanti aja deh besok" jawab Toto benar-benar malas untuk cek apa yang terjatuh

"Takutnya barang penting" ucap Mia

"Eh dodol garut, kalau bener barang penting pasti udah diaman kan" jawab Toto

"Kan siapa tau, Toto" ucap Mia kesal disamakan dengan dodol garut

"Kita cek aja sama-sama" sahut ku

"Padahal uji nyali nya baru besok deh kenapa jadi sekarang" timpal Ratna

"Bawel, udah ayoo. Lets go" ucap Toto jalan lebih dulu. Kami mengikuti di belakangnya

"To banyakin doa" sahut Ratna terkikik pelan

"Nggak lihat apa kalau nih mulut dari tadi komat kamit kaya mbah dukun baca mantra" jawab Toto nyanyi

"Yeh, malah nyanyi dia" ucap ku

"Assalamu'alainaa wa'alaa'ibadillahish sholihiin" ucap kami semua saat membuka pintu kaca pembatas antara ruangan yang sudah di renov dan belum

"Kosong sis't" ucap Toto

"Kita telusuri kamar utama, dan ruang tamu utama. Suara barang jatuh jelas banget dari sini" sahut ku penasaran dengan ruangan yang ada

"Kenapa disini gelap banget" timpal Ratna

"Pasti gelap, tuh lihat jendelanya di tutup koran semua buat apa coba. Mau pasang listrik eh dicolong kabel dan lampunya sama si bapak" jawab Mia

"Supaya nggak terlalu jelas, comot semua korannya. Ayo" perintah Toto

Dengan cepat kami melepas koran yang dipasang dengan lakban di kaca-kaca.

"Begini kan enak, cahaya masuk ke dalam jadi nggak gelap lagi" ucap ku

Prank....

Suara benda terjatuh lebih keras dari kamar utama

"Astaghfirullah, bikin kaget aja tuh setan. Jangan kaya majikan kita hobi nya ribut banting barang" ucap Toto kesal

"Yang hobi banting barang kita, To. Majikan hanya adu mulut" sahut Ratna menepuk bahu Toto

Kami mendekati pintu kamar utama.

"Sumpah, saya merinding" ucap ku menunjukan kepada mereka tangan yang merinding

"Ih jangan gitu teh, nyali Toto berkurang nih" jawab Toto tegang

Dukkkk....

Suara tendangan di pintu dari arah dalam.

"Aaaaahhhhhkkkkk" teriak kita bersama lari ke tempat aman

Dengan terengah-engah kita kembali ke ruang tamu yang berada di belakang atau area kantor.

"Siapa yang tendang pintu ya" tanya ku ngos-ngosan

"Ini gila udah nggak beres" jawab Toto dengan nafas lebih cepat

"Teteh enak mau pulang, nasib kami masih disini" sahut Ratna

"Apa mereka marah?" tanya ku

"Marah kenapa, kita baik-baik mau ngecek keadaan. Tuh setan aja tukang ngambek" jawab Toto

"Dia marah sama kamu, To. Ucapan mu semprul dari tadi" sahut Mia

"Terus gimana ini?" tanya Ratna

"Chat bu Zahra, minta tolong sama dia" jawab Toto

Mia mengambil ponselnya dari saku celana untuk berkirim pesan.

✉️ Mia

Assalamualaikum, ibu toooooloooooong. Tadi ada suara benda jatuh dari ruangan utama yang masih terbengkalai disaat kami mau cek tiba-tiba ada yang tendang pintu dari dalam sebelum kami buka. KAMI TAKUT BU!!!!!

"Sudah di chat" ucap Mia menunjukan bukti chat pada kami semua

"Ini kok saya jadi curiga ya" timpal Ratna

"Maksudnya curiga gimana, mbak" tanya ku

"Selama ini, sesibuk apapun bu Zahra pasti melipir dulu kerumah ini untuk cek kami. Tapi hari ini bu Zahra pergi tanpa kesini dulu" jawab Ratna

"Urusannya apa sih, Na" sahut Toto

"Apa iya bu Zahra yang pelihara mereka dan bu Zahra lupa kasih makan makhluk gaib nya itu" jawab Ratna

"Hust dosa buruk sangka, saya kurang yakin" ucap Toto

"Tapi bisa jadi, lalu apa pernah bu Zahra kasih alasan pada kalian kenapa ruangan utama masih terbengkalai begitu. Bahkan dalamnya tadi ada banyak rumput ilalang" timpal ku membenarkan pikiran Ratna

"Yang kami tau hanya bu Zahra kekurangan biaya untuk merenovasi ruangan itu" sahut Mia berpikir

"Seorang bu Zahra yang ahli ibadah menurut saya, apa iya bisa melakukan persembahan dengan jin?" tanya Toto menatap kami semua

"Kita hanya melihat covernya bu Zahra, tapi kita nggak tau hatinya" jawab ku

Tring....

"Eh ini bu Zahra bales" ucap Mia membaca pesan

✉️ Bu Zahra

Ibu sudah minta tolong sama pak ustad Zaki untuk kerumah menemani kalian hari ini dirumah

"Ustad Zaki akan menemani kita malam ini" ucap Mia lagi

"Syukurlah ada ustad Zaki" jawab Toto

"Ustad Zaki tuh siapa?" tanya ku memang belum kenal dengan nama tersebut

"Beliau salah satu sepuh di komplek ini dan beliau juga yang selalu memimpin pengajian bulanan di sini" jawab Toto

"Sudah berusia ternyata pak ustad nya" ucap ku

"Iya, sebenarnya ustad Zaki juga pernah ditawari tinggal disini berhubung dia tinggal sendirian dirumahnya. Anak-anak nya sudah berkeluarga dan jauh. Tapi sayang ustad Zaki enggan tinggal disini" jawab Toto

Brakkk.... Suara pintu tertutup sendiri

"Ya Allah suara apa lagi itu" ucap Mia ketakutan

Tok... Tok...

"Assalamualaikum" ustad Zaki

"Waalaikumsalam ustad" teriak kami berlari ke arah pintu luar dan sudah yakin yang datang ustad Zaki