Banyak orang menyatakan cinta itu indah. Apakah cinta LDR-an itu juga indah? Lalu bagaimana jadi nya, jika cinta LDR-an itu tumbuh subur.
Namun akan semakin menyakitkan. Karena realita nya cinta LDR-an tak selama nya indah dan berjalan mulus. Akan banyak batu sandungan dengan kerikil tajam yang menghampiri tuk menguji seberapa besar dan kuat cinta itu bersemayam di hati dua insan yang kini terpisah jarak yang terbentang.
"Tak ada alasan mengapa aku begitu mencintai nya. Tapi yang pasti aku hanya ingin selalu berada di dekat nya dan menjadi bagian dari cerita hidup nya"
Ini lah kisah dan cerita cinta hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikmati Sarapan Pagi
Selamat membaca...
🌻🌻🌻
Keesokan harinya..
Mentari pagi terlihat sudah naik ke peraduan, sinar nya pun telah masuk melalui kaca cendela kamar seorang gadis yang tirainya tersingkap penuh.
Suara ketukan pintu membuat Aliyah melambatkan kaki nya yang hendak duduk di depan meja rias. Ia masih sibuk membenahi pakaian yang di pakaian nya.
"Mbak Aliyah, sayang. Apa kamu sudah siap? Cepat lah keluar dari kamar. Denis sudah menunggu di ruang tamu." suara bunda terdengar dari balik pintu kamar yang sedari tadi tertutup.
"Iya, bunda. Sebentar lagi, selesai." jawab Aliyah dari dalam kamarnya.
Sesegera mungkin Aliyah berias diri, tak mungkin ia berlama-lama di depan cermin saat ini. Karena di depan sudah ada Denis yang menunggunya.
Beberapa detik Aliyah memandangi wajahnya di depan cermin, tampak terlihat cantik saat cermin di depan nya itu memantulkan dirinya. Namun, sedetik itu pula Aliyah sadar, sekarang bukan waktu nya untuk memuji dirinya.
Untung nya, gadis itu sudah bangun shubuh tadi. Karena, Aliyah bukan lah seorang gadis yang pemalas. Jadi tak menyulitkan bagi Aliyah untuk bangun pagi karena ada janji dengan Denis akan jalan-jalan ke pantai delegan hari ini.
***
Aliyah terlihat sangat anggun dan dewasa, saat keluar dari kamar nya dan hendak menghampiri Denis yang telah menunggunya sepuluh menitan yang lalu.
Denis tak berkedip sama sekali ketika melihat penampilan Aliyah sekarang. Aliyah yang memakai jumpsuit polos yang praktis, tak lupa memadukan sepatu nya dan membawa tas anyam. Memakai make up tipis di wajah manis nya serta hijab warna hitam dan menambah aksesoris frame cat-eye di taruh di kepala nya. Membuat orang yang melihat nya terpesona dengan sinar di wajah nya.
Denis pun harus menahan gejolak hati nya yang tiba-tiba keluar ketika wangi parfum dari tubuh Aliyah menyeruak ke indera penciuman nya.
Satu kata buat Aliyah dari bathin Denis "Cantik"
***
Aliyah mengaggumi laki-laki yang ada di hadapan nya itu terlihat sangat tampan dan begitu gagah. Bulu-bulu tipis terlihat menghiasi dagu nya. Tubuh nya yang kekar di balut dengan stelan casual nya yang trendy, nyaris tak membendung isinya. Denis juga memakai sepatu slip yang senada dengan stelan casual nya.
Demi apapun, mata Aliyah tak berkedip sama sekali. Jantung nya berdetak lebih kencang. Kaki nya pun mendadak lumpuh hingga tak dapat ia gerakan. Namun, suara bunda membuat Aliyah tersadar dari lamunan sesaat."
"Mbak Aliyah, sayang." suara dan tepukan tangan bunda di bahu Aliyah menyadarkan pikiran nya tentang Denis.
"I-iya bunda." jawab Aliyah gelagapan, segera ia mengalikan pandangannya ke bunda.
"Ajak Denis sarapan dulu. Ayah dan adik sudah menunggu di meja makan."
"Baik bunda." jawab Aliyah sambil berjalan ke ruang tamu untuk mengajak Denis sarapan bagi bersama keluarga nya.
Denis yang menyunggingkan senyum simpul ke arah Aliyah yang menghampiri nya, di sambut senyuman pula dengan Aliyah.
Deg.. Deg.. Deg..
Jantung mereka kembali berdegup, aliran darahnya bergerak dengan cepat, sekujur tubuh terasa panas.
"Bee, ayo sarapan dulu. Semua nya sudah menunggu di meja makan." ajak Aliyah kepada Denis.
"Walaupun tak makan nasi seharian, bee rasa na sudah kenyang sayang. Hanya dengan memandang wajahmu yang cantik ini." bisik lirih Denis di telinga Aliyah.
"Bee, masih pagi. Jangan keluar gombal na, nanti ay bisa pingsan di sini." jawab Aliyah memonyongkan bibir na persis ke wajah Denis.
"Haisss, kalau gini. Imron bee na yang tak kuat ay. Pingin rasa na comot ntuu bibir. Iiihh." ujar Denis sembari menggaruk tengkuk leher nya.
"Huss, mau di tipuk ayah? Wlekk." ledek Aliyah sambil menggandeng tangan Denis memandu ke meja makan.
***
Denis mulai menikmati sarapan pagi pertama nya di rumah Aliyah. Bersama calon mertua dan adik ipar nya. Ia harus berhati-hati karena sendok dan piring yang bersentuhan akan mengeluarkan bunyi.
"Makan lah yang banyak, nak Denis. Bunda sengaja memasak rawon daging sapi favorit kamu." ucap bunda sembari menyodorkan kembali satu mangkok rawon ke arah Denis.
"Terimakasih, bunda." jawab Denis yang akhirnya mengikuti Aliyah memanggil bunda juga.
"Bee, mau tambah lagi?." tanya Aliyah tapi tanpa persetujuan Denis pun, Aliyah tetap menambahkan daging sapi bercampur kuah rawon itu ke piring Denis yang mulai habis isi nya.
"Sudah, ay. Nanti bee kekenyangan." tolak halus Denis.
"Enggak apa-apa, Denis nikmatin saja sarapan nya, kayak sama siapa." ucap Ayah pada Denis.
"Iya ayah, tapi Denis tak biasa sarapan hingga tambah porsi begini."
"Kalau di sini, biasa tambah porsi itu sudah biasa akak Denis, apalagi itu mbak Aliyah bisa nambah dua porsi." goda Zudith.
"Idiih, ngapain bawa-bawa mbak Aliyah segala, bilang aja kamu yang sering tambah porsi na. Ya kan, bunda?." ucap Aliyah ganti memojokan adik nya.
"Kan.. Kan.. Mulai perang nya." kata bunda.
"Mbak Aliyah tuuh."
"Adik kan yang mulai duluan."
"Sudah bunda bilang, mbak Aliyah. Ada Denis lho di sini." bunda mengingat kan.
"I-iya bunda." seru kompak Aliyah dan Zudith.
Denis tak merasa heran, kalau calon mertua nya itu sudah mengetahui makanan favorit nya. Siapa lagi, kalau bukan si bajaj satu ntuu. Sang kekasih hati nya, si Aliyah lah yang sudah pasti memberitahu kan kepada bunda, makanan favorit nya yaitu rawon daging sapi surabaya.
***
Selesai menghabiskan sarapan nya yang benar-benar nikmat masakan bunda dan mengenyangkan perut nya. Denis dan Aliyah segera berpamitan kepada ayah dan bunda untuk berangkat ke pantai delegan di gresik dan tak lupa, Denis juga meminta ijin untuk mengajak Aliyah menginap di rumah orang tua nya yang berada di lamongan untuk di perkenalkan pada keluarga nya di sana.
Mereka berangkat menuju wisata pantai hari ini, tapi sebelum nya. Denis memberhentikan mobil di parkiran minimarket dekat rumah Aliyah untuk mampir sebentar, membeli cemilan dan minuman buat di perjalanan nanti.
Kini mereka pun masuk ke dalam minimarket secara bersamaan. Denis dan Aliyah berjalan beriringan bahkan sudah berdampingan.
Denis menatap lembut ke arah Aliyah. "Sayang, kamu mau beli apa?." tanya Denis. "Barang apa yang ingin di beli ay saat ini?."
"Oh itu, ay ingin beli keripik kentang, kacang telur, softdrink, air mineral dan beberapa cemilan lain nya buat di perjalanan nanti. Kalau bee, mau beli apa?." jawab Aliyah sembari melempar kembali pertanyaan kepada Denis.
"Samain aja kayak ay, nanti kita kan makan na berdua, sayang." sahut Denis.
"Tapi, bee. Kan ada cemilan kesukaan bee na." ucap Aliyah seraya menatap ke arah Denis.
"Pokok na, ay yang pilih. Bee yang temani ay aja, ya." ucap Denis sambil tersenyum ke arah kekasihnya.
Aliyah hanya mengangguk, tanda setuju dengan jawaban Denis. Sehingga, kini mereka pun saling berdampingan memilih cemilan dan barang yang mereka butuhkan.
Setelah memilih barang yang di perlukan tanpa terasa keranjang belanja di tangan Denis telah penuh dengan berbagai barang yang di inginkan mereka.
"Bee, ay sudah belanja na."
"Ya, sudah. Ayuk ke kasir buat bayar belanjaan na biar tak kesiangan."
Setelah selesai dengan belanja nya. Mereka berjalan keluar dari minimarket menuju mobil merah maroon yang terparkir di depan minimarket.
Entah dari siapa yang jadi pusat perhatian. Denis atau Aliyah karena banyak pasang mata yang saat ini memperhatikan pasangan itu. Sikap protective Denis langsung keluar ketika berada di samping Aliyah. Seakan-akan tak rela jika kekasih hati nya di pandang orang lain. Refleks Denis langsung menggandeng tangan Aliyah dengan mesra.
Kini mereka telah masuk ke dalam mobil. Denis yang sudah duduk di kursi kemudian nya menatap sekilas kekasih nya dengan tersenyum. Ia kemudian menjalankan mobilnya meninggalkan minimarket tersebut menuju wisata pantai di Gresik.
🌻🌻🌻
Bersambung...
Tetap tinggal kan jejak 👣 berupa like 👍, komen, rate bintang lima dan jadikan favorit ya.
Terimakasih atas dukungan nya 🙏💞
terus semangat ya u berkarya
God bless always🙏🤗❤️