Dalam usaha menghidupkan kembali kota Happiness yang porak-poranda akibat badai dahsyat, David Booker mengusulkan agar mereka mengundang para wanita. Akhirnya dipasangkan iklan di surat kabar. Tak disangka, responsnya luar biasa. Deretan mobil yang melaju menuju kota Happiness membuat David benar-benar kaget, hingga ia terjatuh dari menara. Untung saja salah seorang pendatang itu dokter, Dokter Kendall Jenner yang manis dan menawan...
Namun, David gagal memberikan kesan pertama yang baik kepada Kendall, satu-satunya dokter yang kini mereka miliki di kota itu.
Mampukah David meluluhkan hati dan meyakinkan Kendall agar tetap tinggal di Happiness...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
"Bagaimana menurutmu?" tanya David dengan wajah cemas.
Kendall melepas stetoskop dari telinga. "Kurasa aku tidak mampu menolong binatang ini."
"Lakukan saja sebisamu. Aku tidak mau terpaksa harus membunuhnya."
David memohon dengan mata hazel tajam itu dan Kendall tidak sanggup menolaknya. Ia mengangguk, lalu memegang kepala untuk memaksa dirinya fokus. Memikirkan langkah apa yang harus ia lakukan terlebih dahulu.
Si rusa perlu dibius... Kendall bisa melakukan itu. Kekuatan yang dibutuhkan untuk membius hewan mungkin lebih besar daripada untuk manusia, tapi ia mungkin harus bisa memastikan rusa itu tidak melonjak-lonjak selama waktu yang ia butuhkan untuk memeriksa lebih seksama. Ia berjalan ke lemari yang terkunci, mengeluarkan botol dan jarum suntik, lalu mengambil satu dosis.
"Pegangi supaya diam," perintahnya, lalu menyuntikkan obat bius ke otot pinggang rusa yang tidak cedera.
"Bisa kurasakan ototnya jadi rileks," kata David ketika mata rusa itu mulai menyipit.
Kendall menunjuk lemari. "Ambilkan aku beberapa lembar kain kasa. Aku perlu tahu dari mana darahnya berasal."
Ia mengambil antiseptik dan mulai membersihkan darah dari bulu rusa. Untung sobekan dan lecetnya kecil saja. Tapi ia tak bisa mengatakan hal yang sama tentang tungkai yang patah. Ia menyalakan mesin rontgen kecil dan terkejut melihat betapa kecil tulang tungkai binatang itu... tampak terlalu rapuh untuk menopang apalagi untuk menahan guncangan akibat belari dan melompat.
"Kau bisa memperbaiki tulangnya?" tanya David, melihat dari atas bahu Kendall ke arah gambar di layar.
Kendall mengangkat bahu lambat-lambat. "Entahlah. Bisa kucoba, tapi artinya rusa ini harus dikurung selama tungkainya dalam pemulihan dan harus disuap. Tapi masih ada kemungkinan ia tidak bertahan hidup, terutama kalau terjadi infeksi."
"Aku akan mengurusnya," kata David.
"Kau sendiri masih belum bisa bergerak leluasa."
"Lakukan saja tugasmu, Kendall."
Itulah kali pertama David memanggilku dengan nama depan, Kendall menyadari. Keakraban tak terencana itu meresahkan, sebagaimana kepercayaan pria itu bahwa ia bisa menyelamatkan si rusa. Dan cara David memandangnya... membuat ia sendiri pun percaya.
Pekerjaan yang membosankan, memperbaiki letak tulang kecil dan membungkusnya dengan bebat untuk menahannya, sementara serat kaca gips dicairkan untuk dibalurkan di luar. Meskipun sedang di gips, David cakap menjadi asisten. Ia mengikuti arahan Kendall dan mereka bisa bekerja sama dengan baik. Meskipun fokus tugas di hadapan mereka, Kendall terus menyadari keberadaan pria itu di dekatnya, setiap sentuhan tangan dan bahu mereka.
Kekhawatiran David atas hewan itu membuat hati Kendall terenyuh, mengungkapkan besarnya kedekatan pria itu dengan tanah ini dan semua makhluk di dalamnya. Kedalaman perasaan David membuatnya tersentuh. Bagaimana mungkin ada orang yang bisa menjalin ikatan semacam itu dengan sebuah tempat! Dengan orang-orang lain! Apa kekurangannya, sehingga bukan saja tidak memiliki hubungan semacam itu, ia juga tidak menginginkannya?
Kesadaran menyusup ke hati Kendall. Apakah ia memberitahu diri sendiri mengenai ketidakinginannya akan hubungan semacam itu agar tidak perlu menghadapi kenyataan bahwa ia tidak memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan yang demikian?
Apakah mantan tunangannya menyadari aspek kepribadiannya itu? Karena itukah ia berpaling kepada wanita lain?
Tangan Kendall terus bekerja meski ia merasakan ada celah menganga yang menampakkan jurang di hatinya. Menyadari diri seperti itu benar-benar menakutkan.
"Kelihatan bagus." Ujar David sambil memeriksa gips kecil yang menutupi sebagian besar tungkai rusa. Ia mendongak, tapi senyumnya seketika lenyap. "Kau baik-baik saja?"
Kendall mengangguk, lalu menyadari bahwa pipinya basah. Dengan malu, ia membuang muka, otaknya berputar. Apa yang David pikirkan bila melihatnya seperti itu? Ia bejalan ke wastafel untuk melepas sarung tangan dan mencuci tangan dengan lebih bersemangat daripada yang seharusnya.
Ia merasakan saat David menghampirinya dari belakang, lalu napas pria itu di leher. "Hei...bicaralah."
Kendall mendongak dan matanya bertemu dengan mata David di cermin. Ia tak bisa mengartikan semua emosi yang menyesaki dada, apalagi mengutarakannya dengan kata-kata... terutama kepada David. Ia mengusap pipi dan berusaha tersenyum. "Maaf, ini sama sekali bukan kebiasaanku. Entah kenapa, hari ini ada banyak kejadian."
"Tidak perlu meminta maaf," sahut David, suara rendah pria itu membuainya.
Lalu sebelum Kendall menyadari apa yang terjadi, David sudah membalik tubuhnya. Dalam jarak sedekat itu, hasrat menguasai tubuh Kendall, membuat napasnya tersentak.
David bersandar di satu kruk dan menggunakan tangan yang satu lagi untuk mengusap air mata dari pipi Kendall. "Aku tahu kau datang ke sini untuk melupakan pria yang mengkhianatimu."
Kendall mengerjap-ngerjap. Jadi berita itu sudah menyebar.
"Dan aku tahu Happiness tidak seperti yang kau harapkan," lanjut David, mata hazelnya menatap lekat mata Kendall. "Tapi kau dibutuhkan di sini."
Kata-kata itu saja sudah membuat tenggorokan Kendall tersekat. Kedekatan mereka menimbulkan arus listrik, tubuh besar David membuat Kendall merasa takut sekaligus aman. David merapatkan tubuh, seolah ada medan magnet di antara mereka. Bibir Kendall terbuka untuk menghirup lebih banyak udara ke dalam paru-paru dengan gemetar. David tidak akan membiarkannya memalingkan wajah... tatapannya menahan mata Kendall, menantangnya. Pria itu meletakkan tangan di tengkuk Kendall dan mendekatkan bibir mereka dengan sangat lambat sampai Kendall mengira tidak akan pernah bertemu.
Tapi akhirnya bibir David menyentuhnya. Ia mengecup bibir Kendall sepenuhnya dan dengan sangat lembut, membuat mata Kendall berkaca-kaca lagi. Pagutan itu bertambah dalam karena lidah David menyelinap untuk menjelajahi mulut Kendall, membangkitkan gairah yang terkubur. Dada Kendall naik turun meresponnya. Saat ia mendekat, pria itu mengerang dalam mulutnya dan menelusurkan tangan turun ke punggung, menarik Kendall agar lebih mendekat dengan canggung, Kendall mengangkat tangan ke dada David, menelusuri otot keras di balik kaus tipisnya.
...****************...
kendall udah balik ga usah buru2 juga 😅
Beneran End ya K Devoy🥺Semoga sukses dgn karirnya d Real,sehat sllu dan jgn lupa tengok2 rumah halu kita ya kk,love youuu k dev😘😘😘
hayuu David bilang I lope yu atuuuh meuni susyaaah...
eta baju d kamanakeun atuuh,pasti d alungkeun kamana karep🤦♀️🤣🤣🤣
kuy semangat nyatakan cinta David,hanya itu yg bisa membuat Kendall menetap d happinese....
Cara kayanya orang yg sama,dy mantan Harry yaa??
knpa Cara sampe pergi dan meninggalkan Harry?
kabooooor🚴♀️🚴♀️🚴♀️🚴♀️🚴♀️
Terima kasih banyak untuk karyanya, semoga akan hadir karya² yang baru. Semangat berkarya dan semoga sukses selalu ❤❤