NovelToon NovelToon
The Author Is On His Novel, Right ?

The Author Is On His Novel, Right ?

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Menjadi NPC / Akademi Sihir / Masuk ke dalam novel
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: muramasa_203

Rian Akayuki.. seorang penulis yang menunggu bayaran dari novel yang ia buat, namun sebuah pesan misterius muncul padanya yang dapat mengubah hidupnya selamanya.

Penasaran dengan kelanjutan ceritanya ? silahkan simak novel 'The Author Is On His Novel, Right ?'

PERINGATAN !!

Cerita mungkin membosankan sebab alurnya lambat dan membingungkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muramasa_203, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31

"Hmm.. penasihat ya.." gumam Ryan yang mulai mengelus dagunya.

Tentu pernyataan yang dilontarkan oleh Eve membuat Ryan terkejut, sedangkan Hilda sendiri yang mendengar ini tidak terlalu mengerti dan memilih untuk menyimak pembicaraan mereka saja.

Menjadi penasihat tidaklah mudah, karena dibutuhkan wawasan yang cukup luas untuk menjadi penasihat apalagi yang ditawarkan itu langsung dari Eve itu sendiri.

"N.. Nona Eve !? apa anda yakin ingin memberitahukan identitas anda pada mereka !?" Aisha yang terkejut ketika mendengar pengakuan Eve.

"Tidak apa apa Aisha, aku tahu apa yang kamu pikirkan saat ini" Eve dengan tenang membalas perkataannya.

"Setelah apa yang terjadi selama ini ada baiknya kita memberikan informasi ini pada Ryan, apalagi ia sepertinya menyadari sesuatu selama ini bukankah begitu, Ryan ?"

Mendengar pernyataan ini tentu membuat Ryan tersenyum, ketika pertama kali mendengar Aisha memanggil Eve 'Nona' ia menyadari kalau Eve adalah orang penting.

Dan Ryan bisa menyimpulkan 2 hal kalau Eve adalah seorang bangsawan atau seperti yang ia katakan sebelumnya yaitu seorang putri kerajaan itu sendiri.

Namun ia tak menyangka kalau Eve adalah putri dari Kerajaan Ainan itu sendiri, apalagi Kota Legrue merupakan bagian dari Kerajaan tersebut.

Didalam novelnya Eve merupakan calon ratu yang akan memimpin kerajaan ini dari setiap marabahaya yang akan berdatangan ke kerajaan ini.

Namun karena kehadiran dirinya dan para 'Penjajah' kemari dunia pasti akan mengalami perubahan besar besaran nantinya.

Kehadiran dirinya saja sudah membuat perubahan cukup besar bagi dunia ini, serta pilihan yang akan dia buat pasti akan membuat perubahan besar lainnya, maka disinilah tugas yang diberikan Kamael padanya cukup berperan penting bagi dunia ini.

Tugasnya itu tidak lain adalah melindungi dunia ini dari para 'Penjajah' sembari memperkuat dirinya juga para pahlawan dunia ini.

Ryan yang mendengar tugas itu dari gurunya mau tidak mau hanya bisa menerimanya, dan ia yakin apa yang terjadi didunia ini maupun masa depan nanti tidak akan berdampak besar pada kehidupannya ini.

Itulah yang ia pikirkan saat ini, walaupun takdir mengendalikan dirinya Ryan tetap memilih untuk mengikuti apa kata hatinya dikehidupan kali ini.

Walau terdengar naif namun Kamael yakin dengan apapun pilihan yang Ryan ambil pasti akan berdampak baik bagi dunia ini, meskipun ia harus menjadi musuh dunia ini sekalipun.

"Seperti yang Eve katakan, aku sudah menyadarinya ketika mendengar perkataannya Aisha" Ryan yang mulai mengutarakan pendapatnya pada Eve.

Hal itu justru membuat Aisha terdiam dan mulai berpikir letak kesalahannya dimana, namun dengan cepat ia mulai menyadari dimana kesalahannya itu.

'Jangan bilang.. waktu itu..' batin Aisha yang menatap Ryan yang masih tersenyum saat ini.

"Meskipun begitu aku tetap memilih untuk diam karena aku ingin memastikan kalau informasi yang ku katakan nanti tidak akan menyebabkan masalah padamu nanti, Eve"

Langsung saja ia mulai mengelus kepalanya Hilda dengan senyum sedih diwajahnya itu.

"Mengenai permintaanmu itu, mungkin aku akan pikirkan lagi lain kali, sebab masih ada hal lain yang harus aku kerjakan terlebih dahulu"

Mendengar ini tentu membuat Eve sedih karena permintaannya ditolak langsung darinya, namun tiba tiba saja Ryan mengatakan sesuatu padanya.

"Namun jika kau membantuku, mungkin aku bisa memikirkannya terlebih dahulu"

"Benarkah !!" teriak Eve dengan sangat antusiasnya, yang mana hal ini membuat Ryan menganggukkan kepalanya pada Eve.

"Bagus, kalau begitu-"

"Tunggu sebentar, Nona Eve" potong Aisha sebelum Eve berbicara padanya, tentu hal ini membuat Eve menoleh kearahnya dan melihat Aisha terlihat serius kali ini.

"Kau sedari awal menolak tawaran Putri Eve namun kau justru meminta sesuatu padanya, aku rasa kau sudah berlebihan kali ini"

"Apa sebenarnya tujuanmu, Ryan ?" tanya Aisha yang mulai mengeluarkan Veritas miliknya dan mulai menodongnya tepat dileher Ryan.

Tentu hal ini membuat Eve terkejut dengan aksinya Aisha, sedangkan Hilda sendiri yang melihat tatapan permusuhan yang Aisha berikan pada Ryan pun mulai mengeluarkan sebuah akar dari telapak tangannya tanpa disadari oleh mereka.

"Hilda.."

Mendengar suara Ryan tentu membuat Hilda mulai menghentikan niatnya untuk menyerang Aisha dan Eve.

"Kau ingin tahu tujuanku bukan, Aisha ?" tanya Ryan yang masih mempertahankan senyum diwajahnya itu.

Melihat ini tentu membuat Aisha menatap kearah Ryan dengan tatapan curiga karena ia pasti ingin meminta sesuatu yang tidak masuk akal pada Eve.

"Keluarga.."

Tentu mendengar perkataannya membuat mereka terdiam sebelum Ryan melanjutkan perkataannya, tiba tiba saja salah satu pengawal yang bersama Eve mulai mengetuk pintu kereta kuda mereka.

"Nona Eve, Nona Aisha, sebentar lagi kita akan tiba di Kota Legrue"

Mendengar ini tentu membuat Ryan terkejut karena baru beberapa jam mereka pergi dari Hutan Trellik.

'Sudah sampai !? jangan jangan mereka menggunakan Batu Teleportasi tanpa ku sadari ?' batin Ryan yang mulai mengelus dagunya tanpa menyadari kalau Eve dan Hilda sedang menatapnya dengan khawatir.

"Hilda.."

"Aku mengerti, Kak"

Langsung saja Hilda menggunakan sihirnya untuk mengubah penampilannya, yang awalnya telinga Hilda panjang mulai menyusut seperti telinga manusia pada umumnya, bahkan bajunya yang khas para Elf gunakan berganti menjadi pakaian para penduduk manusia di Kerajaan ini.

Sebelum mereka menaiki kereta kuda ini pun Hilda sempat menggunakan sihir penyamaran yang diajarkan oleh Kamael padanya.

Karena Elf didunia ini cukup langka sampai sampai mereka diburu menjadi budak oleh ras manusia itu sendiri, walau tidak semua manusia melakukan hal keji seperti itu namun untuk jaga jaga Ryan menyuruhnya untuk selalu menggunakan penyamarannya.

Tepat setelah Hilda menyelesaikan penyamarannya, para penjaga pintu gerbang melakukan pemeriksaan pada kereta kuda mereka.

Walau memerlukan waktu yang cukup lama untuk pemeriksaan dengan segera para penjaga tersebut memperbolehkan mereka lewat, setelah diizinkan untuk masuk langsung saja kelompok mereka masuk kedalam Kota tersebut.

Hilda disisi lain mulai melihat pemandangan kota tersebut dengan kedua matanya, ia tidak menyangka akan melihat pemandangan didalam kota tersebut hampir sama dengan tempat ia tinggal sebelumnya.

"Bagaimana menurutmu soal kota ini, Hilda ?" tanya Eve yang mencoba untuk akrab dengannya.

"Hmm.. indahnya.." Hilda yang membalas perkataan Eve tanpa ia sadari.

Menyadari ia berbicara dengan siapa mulai terkejut dan segera bersembunyi dibalik Ryan dengan tatapan permusuhan kearahnya.

Tentu melihat tatapan tajam yang diberikan oleh Hilda membuat Eve sedikit sakit hati, namun tetap menerima kenyataan kalau Hilda tidak akur dengannya karena baru pertama kali bertemu.

"Hilda.. maafkan aku soal tingkahnya" ujar Ryan yang merasakan energi negatif keluar dari Hilda dan mulai mengelusnya.

"Ti.. Tidak apa apa, uhmm.. karena kita sudah sampai di Kota terdekat mungkin sebaiknya kita menghampiri orang yang bertanggung jawab atas kota ini" balas Eve.

"Bukan begitu, Aisha ?" tanya Eve dengan senyum diwajahnya, walau senyum yang ditunjukkan padanya membuat Aisha sedikit merinding ketika melihatnya.

"A.. Ahh.. seperti yang Nona Eve katakan" balas Aisha sambil menoleh kearah lain walau ia sekali kali melirik Ryan dan berpikir apakah ia orang yang sama atau bukan.

Ryan sendiri yang mendengar ini mulai menutup matanya sambil menikmati kebisingan perkotaan kota ini.

'Aku pulang, ya..'

***

< POV Criss >

Beberapa saat setelah kami sarapan Ayah menyuruhku untuk belajar kembali soal Sorcery ku diperpustakaan yang dimiliki kediaman kita, mendengar permintaannya tentu dengan sigap aku melakukan apa yang ia pinta padaku.

Segera aku pergi menuju perpustakaan ditemani oleh Elysia yang entah kenapa sedari tadi menatap dengan tatapan kosong, entah apa yang terjadi padanya aku merasa kalau membuat bulu kudukku mulai merinding dibuatnya.

Bahkan ketika aku menoleh kearahnya dengan sekejap ia mulai memasang senyum menyegarkan dimata orang yang membuatku mulai curiga kalau Elysia sepertinya menyimpan suatu rahasia dibalik senyumannya itu.

Tanpa memikirkan hal itu aku segera memasuki perpustakaan dan melihat beberapa rak buku memenuhi seisi ruangan tersebut sampai 3 lantai menuju basemend.

Langsung saja aku mulai mengambil beberapa buku tentang berbagai macam senjata yang ada rak buku tersebut disetiap sudutnya.

Setiap kali aku mengambil buku buku tersebut tanpa kusadari kalau buku yang kubawa sudah tak muat dikedua tanganku yang mana itu membuat Elysia yang berada dibelakangku dengan sigap mengambil sebagian buku yang kubawa saat ini.

"Tuan Muda.. jika kau ingin membaca buku sebanyak ini kau seharusnya tinggal bilang saja padaku dari pada membawakan sebagian buku sendirian" balas Elysia yang cemberut melihat dirinya merasa tidak berguna.

"A.. Ahh.. maafkan aku Elysia, karena terlalu bersemangat aku lupa kalau ada kau disini"

Tentu jawabanku membuat Elysia kembali cemberut sambil menatapku dengan aura mengerikan, melihat ini aku hanya bisa menggaruk bagian belakang kepalaku sambil tertawa canggung padanya.

Tanpa menunggu lama Elysia mulai membantuku membawa buku buku ini dan langsung saja menuju keatas dimana kursi dan meja disediakan disana.

"Kalau begitu.. aku permisi terlebih dulu Tuan Muda, akan aku siapkan teh dan kue untukmu" ucap Elysia yang membungkukkan badannya dan segera pergi dari sini tanpa menunggu balasanku.

Melihat ia pergi aku langsung saja membaca setiap buku yang aku bawa mulai dari buku sejarah mengenai senjata, buku cara pembuatan senjata, termasuk bahan bahan pembuatan tiap jenis senjata pun ada semua diatas meja.

Bahkan buku cerita mengenai pahlawan dimasa lalu pun ada didalam tumpukan itu.

Lembar demi lembar buku aku balikkan, bahkan satu persatu aku membaca tiap buku yang ada diatas meja ini, selama 2 tahun belakangan ini jika aku memiliki waktu luang maka aku pasti akan pergi ke perpustakaan setiap kali aku selesai melatih Sorcery ku.

Dan dalam 2 tahun ini aku dapat menyimpulkan kalau Sorcery ku ini bukanlah Sorcery Biasa, sebab setiap kali aku membaca buku yang ada diperpustakaan ini maka semua informasi mengenai tiap senjata akan masuk kedalam ingatanku.

Bukan itu saja bahkan digudang senjata yang biasa Ayah gunakan untuk menyimpan koleksi senjatanya pun ikut terserap ke dalam bentuk informasi yang tersimpan pada ingatanku.

Bahkan tiap teknik dari setiap senjata pun ikut terbawa masuk kedalam ingatanku ini.

Tentu awalnya membuatku merasa pusing bahkan sempat berpikir kalau, namun secara bertahap rasa pusing itu membuatku mulai terbiasa.

Meskipun Sorcery ini sangatlah luar biasa kuat, namun Sorcery ini memiliki kelemahan yang cukup fatal juga.

Dan itu tidak lain adalah penyimpanan mana yang aku miliki cukup boros, belum lagi menaikkan penyimpanan mana Sorcery ku .

Jika orang orang seumuran denganku bisa sampai Tingkat 3 atau 4, maka Tingkatku saat ini masihlah berada di Tingkat 2 bahkan untuk mencapai Tingkat 2 saja memerlukan waktu 2 tahun lamanya bagiku.

Dari apa yang aku pelajari dibuku kalau menaikkan 1 Tingkat Penyimpanan Mana maka kita memerlukan 1 buah Mana Fruit yang dibilang cukup langka untuk ditemukan.

Namun berbeda ketika memasuki Akademi Xynder, setiap tahun mereka akan diberi 2 sampai 3 tergantung pencapaian mereka di Akademi.

Bahkan jika itu aku mungkin memerlukan 7 sampai 10 buah Mana Fruit untuk menaiki Tingkat Penyimpanan Mana yang ku miliki ini, yang menjadi pertanyaanku dimasa depan nanti hanyalah satu.

Apakah aku bisa menjadi orang itu ?.

Setiap kali aku tertidur dimalam hari, aku selalu memimpikan 1 orang.

Pria hebat berambut putih yang dapat mengalahkan setiap pahlawan yang ada di dalam buku cerita dengan berbagai macam senjata yang ia gunakan untuk mengalahkan mereka.

Bahkan setelah ia dihadapi oleh kematian ribuan kali pun ia tetap berdiri tegak dan terus melatih dirinya agar ia dapat mengalahkan pahlawan yang ia hadapi itu dengan kemampuannya.

Kerja keras, pantang menyerah, tekad yang kuat, kreatif, selalu selangkah didepan musuhnya, mengobservasi kemampuan musuh, fokus.

Tanpa kusadari semua obsesi menjadi seperti pria tersebut membuatku ingin sekali menjadi sepertinya.

1
HRS
up lagi cuy 🗿✌🏻
HRS
Zoro kedua🗿
HRS
mantap
HRS
kok abis 🗿
Ŕæýhæń Æŕť
luar biasa
HRS
kalau udh arc 2 berarti harus up yg rajin Thor 😁
HRS
up lagi cuy 🗿✌🏻
Spencer
bro, give my tear back!!
Bilqis Ayudia
luar biasa
HRS
up!
HRS
lama" gua bunuh lu kalau bisa 🗿
HRS
lanjut lagi coy!
HRS
gue mulai kesel Ama ni orang 🗿
Ŕæýhæń Æŕť: sama☕
total 1 replies
HRS
malah abis Cok! jadi nanggung any🗿
HRS
yah abis🗿
HRS
yah abis 🗿
Ull Ullah
berat amat ceritanya min
Ull Ullah
/Smile//Smile//Smile//Smile//Smile/
Ull Ullah
akwkwkwkwk
pantasm noble nya archer
di fate staynight UBW
Ull Ullah
keren min
semoga rejeki lu di lipatgandakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!