Alur : Luar Negeri
Apa jadinya jika terpaksa menikahi kakak ipar di mana wanita tersebut adalah cinta pertamanya yang sudah ia upayakan semaksimal mungkin untuk lupakan?
Takdir seakan mempermainkan perasaannya kembali saat dirinya akan menikahi wanita lain sebagai calon istrinya.
Liam Conrad Putra Abraham terpaksa menikahi Nola Claudia Abraham yang berstatus sebagai kakak iparnya. Cinta pertamanya sejak kecil yang bertepuk sebelah tangan karena Nola mencintai Lio Bintang Putra Abraham, kakak kandung Liam. Pernikahan penuh keterpaksaan yang tak mudah bagi keduanya demi anak semata.
Saat Nola mulai membuka hati untuk Liam yang berstatus sebagai suaminya, mendadak kabar mengejutkan datang bahwa Lio ternyata masih hidup dan dalam kondisi koma.
Ke mana kah takdir cinta Nola akan bermuara? Lantas bagaimana pula kelanjutan hubungan Liam dan Julia Baldwin, calon istrinya?
Update chapter : Setiap hari
Bagian dari novel Darah dan Air Mata Suamiku🍁Terpaksa Menikahi Kakakku🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Merasa Familiar ?
Saat menyaksikan pintu dari unit apartemen Julia yang sudah tertutup di tengah keraguan atas penglihatannya, tiba-tiba ponselnya bergetar dan seketika membuyarkan lamunannya.
Drett... drett... drett...
"Haishh!!"
"Calon suami enggak sabaran amat sih! Pak Amat saja sabar." Flow menggerutu sambil melihat ponselnya yang tertera nama Andre yakni calon suaminya tengah meneleponnya.
Sebelumnya, ia tengah melakukan chat singkat dengan Andre saat berjalan di lorong apartemen tempat Julia tinggal. Namun karena mendengar suara gaduh mirip orang yang tengah bertengkar, maka dari jauh ia melihat ada seorang perempuan dan laki-laki yang sedang bertengkar hebat di depan pintu apartemen.
Akan tetapi karena posisi Flow cukup jauh dan hanya tampak punggung Liam saja. Ia tak bisa melihat dengan jelas siapa laki-laki tersebut. Sedangkan Julia sedang sibuk membuka pintu dan tertutup tubuh Liam. Alhasil Flow tak jelas melihat pasangan yang tengah bertengkar tersebut siapa.
Dirinya baru saja selesai bertemu sahabatnya di apartemen tersebut yang kebetulan satu lantai dengan unit yang ditempati Julia. Flow sengaja meminta bantuan sahabatnya yang bernama Rachel untuk membantunya menyusun skripsi.
"Halo yank. Kok chat aku enggak dibalas sih!" gerutu Andre saat Flow mengangkat panggilannya.
"Maaf yank. Ini tadi aku mendadak enggak konsen balas chat kamu. Ada tetangga Rachel yang berantem kayaknya. Cuma sepertinya mirip seseorang yang aku kenal tapi lupa siapa dan kenal di mana. Hehe..." jawab Flow seraya berjalan menuju lift.
"Aku sudah di lobby. Apa perlu aku naik ke atas buat jemput kamu?"
"Enggak perlu yank. Aku sudah mau masuk lift kok. Tunggu ya gantengku," ucap Flow yang terdengar semakin menggemaskan di telinga Andre.
"Jangan mendayu-dayu seperti itu suaramu yank. Nanti aku bawa ngamar loh," ucap Andre sengaja menggoda Flow.
"Tahan dong yank. Sebentar lagi bisa main coblos-coblosan. Tunggu beberapa bulan lagi," ucap Flow.
"Skripsinya buruan kelarin. Biar cepat bisa berbagi keringat di bawah selimut," ucap Andre sengaja tak memutuskan panggilan dengan Flow. Ia sudah standby di depan lift area lobby apartemen guna menunggu kekasih hatinya tersebut turun.
"Iya, iya. Rachel mau kok bantuin aku buat beresin skripsi. Beberapa hari lagi juga aku ke sini lagi ketemu Rachel. Nunggu dia senggang juga. Soalnya sekarang kan dia sudah kerja. Kebetulan sekarang weekend, jadi dia libur. Kalau urgent ya palingan malam aku ke sini sehabis dia pulang kerja," ucap Flow.
Tring...
Lift pun terbuka menampilkan Flow yang masih menempelkan ponselnya di telinganya. Andre pun menyambut Flow dengan senyuman hangat. Lantas ia mengambil tas laptop milik Flow seraya menggandeng tangan calon istrinya itu menuju ke area parkir mobilnya.
"Makasih yank sudah jemput aku," ucap Flow.
"Iya sama-sama. Gimana tadi ngerjakan skripsinya lancar dibantu Rachel?" tanya Andre.
"Iya lancar. Cuma tinggal bab akhir saja sama beberapa revisi sedikit. Semoga di pertemuan selanjutnya bisa cepat selesai," tutur Flow.
"Amin..." jawab Andre tulus mendoakan Flow.
Setibanya di mobil, Andre pun membukakan pintu depan tepatnya di kursi penumpang samping kemudi untuk Flow. Setelah itu ia mengitari mobilnya dan masuk di kursi pengemudi.
Mobil Andre pun melaju meninggalkan apartemen Julia. Sepanjang perjalanan, Flow tampak terdiam. Andre pun sedikit heran seraya melirik sang kekasih yang duduk di sebelahnya. Sebab, biasanya Flow banyak berceloteh riang ketimbang dirinya jika di dalam mobil.
"Kenapa yank? Kok diam saja dari tadi. Apa ada yang lagi kamu pikirin?" tanya Andre didera rasa penasaran.
"Aku kepikiran pasangan yang lagi bertengkar tak jauh dari unit apartemen Rachel tadi. Tapi sayangnya wajah mereka enggak jelas kulihat. Soalnya keburu keduanya masuk. Cuma tampak punggungnya saja. Suaranya seperti aku kenal. Tapi lupa suara siapa," ujar Flow dengan mimik wajah yang serius seraya menggigit kuku tangannya sendiri sambil berpikir keras tentang jati diri orang yang ia lihat tadi.
"Mungkin mirip orang yang kamu kenal. Serupa tapi tak sama. Hehe..." ucap Andre seraya memecah keheningan dan menghibur Flow agar tidak terlalu banyak pikiran menjelang kelulusan kuliahnya. Terlebih menuju jenjang pernikahan mereka yang tak lama lagi.
"Apa mungkin dia?"
"Ah, tapi kayaknya enggak mungkin. Terakhir yang aku dengar dia ada di Perancis. Tapi pasangannya tadi juga suaranya kayak aku kenal. Tapi siapa ya?"
"Otak lagi kusut ya begini ini. Saat penting malah enggak ketemu jawabannya. Saat enggak dicari malah baru ingat. Huft !!" batin Flow.
Bersambung...
🍁🍁🍁
memang jalan menuju sukses itu berliku liku
tapi aku yakin author bisa melewatinya dengan baik
tetap semangat