NovelToon NovelToon
Free Female Passion

Free Female Passion

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: nickname_12

Tangan kanan kelvin kemudian masuk ke dalam Dress ,dan mulai membelai lembut.

"Mhhh," Tubuh brianna menggeliat ke kanan kiri, tiap kali merasakan tekanan pada area sensitif nya .

"Heh, apa itu nikmat," Ledek kelvin sembari menghentikan permainan tangan nya, membuat Brianna benar benar malu sekaligus Geram .

"Fuck you bastard," Umpat nya .

Kelvin hanya tersenyum kemudian bangkit dan mencuci tangan nya di westafel.

Membuat Brianna benar benar tersiksa antara ingin dan malu .

Kelvin kemudian menghampiri brianna yang kacau di sofa.

"Kamu butuh aku Marya,"

"Cih jangan merasa bangga bung, aku bahkan bisa melakukan nya sendiri untuk ku,"

"Oh ya,"

"Ya,"

"Baiklah ...kalau begitu lakukan sendiri sisanya," Kelvin kemudian bangkit dan keluar dari hotel Brianna,

Brianna benar benar geram dan mengutuk nya dengan sumpah serapah. Kemudian ia bangkit mengunci pintu nya dan masuk ke kamar menuntaskan hasrat nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ronald mabuk buaian

Dalam semburat cahaya neon yang meriah, Ronald berjalan menuju klub malam yang dipenuhi dengan desir hiburan malam. Membebaskan diri dari penat pekerjaan dan atasan yang melelahkan, ia melepas kejenuhan dengan mengudap malam. Setelah memperoleh minuman dari bar, Ronald mendapati sebuah sudut nyaman di sofa, rokok bergelayut di antara jemarinya sambil larut dalam dentuman musik yang membalut ruangan.Di antara keramaian yang berjingkat, sosok seorang perempuan menarik perhatiannya—mengenakan gaun peach yang membalut lekuk tubuhnya secara provokatif, menunjukkan siluet yang sempurna dan menawan. Dengan tinggi badan yang ideal, kulit putih bersinar dan bibir merah muda yang memikat, wanita itu adalah gambaran sempurna tentang godaan yang memikat hati.Tanpa menahan diri, Ronald beranjak dari tempatnya, merangsek masuk ke dalam kerumunan di lantai dansa. Dengan langkah yang mantap, ia menyelaraskan geraknya dengan irama musik, menari di samping perempuan itu, yang terlarut dalam ritme bersama dua sahabatnya. Energi mereka bercampur, berputar dalam tarian yang meluapkan segala penat dan kesenangan malam itu..

"Hey, ayo dansa bersama," ajaknya, mendekati wanita yang asyik bergoyang seorang diri. Wanita itu menoleh dengan tatapan yang menarik. "Boleh," jawabnya singkat, bibirnya membentuk senyum yang misterius. Mereka mulai berdansa, berhadapan satu sama lain, intensitas pandangan mereka meningkat. Mata Ronald tak bisa lepas dari lekuk dada wanita di depannya yang terlihat menantang dalam gaun ketatnya. "Boleh kenalan, Siapa namamu?" tanyanya mencoba berbicara di atas dentuman musik yang menggema. "Hah, apa?" Wanita itu tampak tidak mendengar karena musik yang keras. Dengan gerakan yang cepat namun lembut, Ronald menarik pinggang wanita tersebut, mendekatkan tubuh mereka hingga hampir menyatu. Dia berbisik dekat telinga wanita itu, suaranya terdengar hangat, "Boleh kenalan? Siapa namamu?" Wanita itu tidak menolak keintiman yang tercipta dan tersenyum lebar. "Oh... namaku Nava, namamu?" Balasnya sambil melingkarkan tangannya di leher Ronald. "Namaku Ronald." Jawabnya, sambil kedua mata mereka saling bertemu, hingga nafas hangat mereka pun beradu. Ronald tak menyia nyiakan kesempatan ini. Ia pun berjoget sambil meraba bagian bokong dan punggung Nava.

Nava terlihat menikmati,ia semakin menempel kan tubuh nya pada ronald.

Ronald yang haus belaian menempelkan kejantanannya yang sudah mengeras pada bagian sensitif Nava, bukan menolak Nava justru terlihat menikmati dan semakin agresif.

"Bagaimana jika kita pindah tempat," bisik ronald kemudian.

"Ide yang bagus," Balas Nava.

Ronald dengan gerakan yang serba cepat dan penuh nafsu membawa Nava ke lantai atas hotel mewah. Dia memesan kamar pribadi, yang menjadi saksi bisu akan gairah yang sebentar lagi membara. Langkah-langkah mereka seakan mengikuti irama yang hanya mereka kenali. Pintu kamar pun tertutup, Ronald dengan nafas yang terengah-engah mengunci pintu dan segera menarik Nava ke pelukannya. Mereka saling memadu dalam cumbuan yang mendalam, sebuah ekspresi hasrat yang tak terbendung lagi. Berbeda dengan Kelvin, meski Ronald tidak pernah mau berciuman namun ia kerap menikmati payudara para wanita yang menjadi pemuas hasratnya. Tangan Ronald dengan liar merayapi tubuh Nava, menyentuh dan meremas dalam desakan nafsu yang mendalam. Dengan sekali gerak, Ronald memandu Nava ke ranjang yang empuk. Keanggunan dan keinginan bersatu dalam detik-detik mereka terjatuh bersama ke atas ranjang. Pakaian mereka masing-masing terlempar, memperlihatkan kulit yang telah lama mendambakan sentuhan. Nava, dengan bibirnya yang basah, melirihkan kata "Ohh sexy.." saat pandangannya tertumbuk pada pemandangan Ronald yang kini berdiri tanpa selembar benang pun, mengumbar janji-janji liar yang hanya bisa dimengerti oleh mereka berdua dalam kesunyian malam tersebut.

"Kamu menyukainya," tanya Ronald sambil menarik kasar rambut Nava dan meminta gadis itu untuk menikmati tubuhnya.

"Yes..ah.." jerit Nava pelan merasakan sakit jambakan pada rambut panjangnya.

Ronald mendekap Nava dengan penuh gairah, mencium lehernya dengan lembut. Nava, yang merasakan gelombang emosi yang kuat, mendorong tubuh Ronald hingga ia terjatuh ke samping. Nava kemudian duduk di atas Ronald, dan mulai melancarkan aksinya. Ronald, terbuai dalam setiap goyangan pinggul Nava, kejantananya seolah di remas remas dengan lembut menimbulkan rasa nikmat yang sulit untuk ia jelaskan.

Saat tengah asik tiba tiba ponsel Nava berdering ia pun bangkit mengangkat nya membuat Ronald sedikit kecewa.

"Gue di lantai atas,lo kesini aja kamar nomor 24," ucap Nava pada seseorang membuat Ronald mengernyitkan dahi nya.

Namun ia yang sudah dimabuk permainan nakal Nafa tak perduli dengan semua itu.

Nava kemudian mencumbui leher jenjang Ronald sambil terus menggoyangkan pinggulnya, membuat kejantanan yang sempat loyo kembali tegak berdiri lagi.

"Ouh shit," lenguh Ronald. Di saat bersamaan

Tiba-tiba pintu diketuk. "Siapa?" tanya Ronald kepada Nava, yang bangkit dari ranjang untuk membukakan pintu. Saat pintu terbuka, seorang wanita yang sebelumnya berjoget dengan Nava tadi masuk dan dengan segera, Nava mengunci pintu itu kembali. "Dia temen gue, namanya Gea," ujar Nava sebelum dia kembali ke ranjang dan dengan tiba-tiba melumat bibir Ronald yang tercengang. Ronald terkejut, tak habis pikir mengapa Nava membawa temannya saat mereka tengah dalam keintiman. Dari kejauhan, Gea menelan ludahnya, matanya tertuju pada tubuh Ronald yang menggoda. Ia mendekatkan diri, langkahnya mantap, dan sebuah air misteri terpancar dari pandangannya. Ronald merasakan desir di udara, sementara Nava tersenyum penuh arti. Suasana ruangan tiba-tiba menjadi tebal dengan ketegangan dan hasrat yang nyaris terasa. Gea mendekati tubuh polos Ronald dan tanpa aba aba segera melumat kejantanan Ronald yang menantang membuat mata Ronald terbelalak .

Namun Nava dengan cepat membungkam bibir seksi Ronald dengan payudaranya.

Benar-benar sensasi yang membuat Ronald terpesona, ini pertama kali ia mendapat perhatian dari dua wanita sekaligus. Rasanya sangat menyenangkan, Gea sangat ahli dalam memanjakan Ronald dengan sentuhan lembutnya. Nava kemudian berbalik posisi, mendekatkan dirinya lebih dekat dengan Ronald. Gea melepaskan pakaian dan naik ke atas ranjang, memulai dengan menciumi kaki Ronald sambil bermain dengan jari-jarinya, sementara Nava memberikan perhatian khusus pada Ronald dengan cumbuan cumbuan yang membuatnya hampir tak bisa membuka mata. Ronald hanya bisa merasakan kenikmatan yang membawanya ke tingkat euforia, mengeluarkan desahan kecil. Nava terus memanjakan dirinya sendiri sambil terus memberikan cumbuan kepada Ronald. Ronald hanya bisa meracau pelan saat dua wanita itu membawanya ke puncak kepuasan.

****

Sudah memasuki pukul 10 siang, namun tidak ada tanda-tanda kehadiran Ronald. Kelvin, dengan rasa frustasi yang mendalam, mencoba menghubungi Ronald yang tengah terlelap dalam buaian mimpi bersama dua wanita. Ronald, terperangkap dalam kelalaian, mengabaikan deringan telepon yang berulang dari atasannya. "Awas kau, Ronald," desis Kelvin penuh ancaman. Di sisi lain, Brianna yang tengah asyik menatap layar laptop, mengerutkan dahinya. "Harusnya kamu sadar, asistenmu juga butuh waktu untuk bersantai, bung," ucap Brianna mencoba menasehati. "Dia seharusnya juga ingat bahwa aku tidak cuma cuma mempekerjakan nya," sahut Kelvin, tidak terima. "Sudahlah, sesekali berikan dia kesempatan untuk menikmati hidup," balas Brianna, mencoba meredakan ketegangan. Kelvin hanya mampu menghela nafas kesal sebelum Brianna kembali menyalurkan fokusnya pada laptop. Matanya berbinar saat melihat potensi besar dalam bisnis pengiriman barang yang sedang ia geluti, terlebih di era belanja online yang kian marak saat ini.

Saat sedang asyik menyesap kopinya, tiba-tiba layar ponsel Kelvin menyala, memancarkan cahaya yang menarik perhatiannya. "Ya, Mom," sahutnya singkat saat melihat nama panggilan yang muncul di layar. "Kelvin, dimana kamu?" suara Regina terdengar menggelegar dengan penuh rasa ingin tahu. "Duduk di sofa, mommy butuh sesuatu?" tanya Kelvin dengan nada yang tenang, tanpa perduli dengan kemarahan ibunya. "Mommy berulang kali mengirimkan pesan padamu bodoh. lihat dan jangan pernah lagi mengabaikan chat dari Momy, atau momy akan memiskinkan mu detik ini juga, mengerti?!" Kelvin hanya menghela napas, "hm, baiklah." Balasannya terdengar santai, sambil dia memutuskan sambungan telepon tersebut. Ia sudah terbiasa dengan ancaman yang kerap melayang dari mulut sang ibu.

1
Dimas Saputra
semangat trus jangan lupa mampir ya
NCVRVG: Thank you bro, keep spirit juga buat kamu ya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!