Alana Liora Argantara, Gadis nakal yang mendapat julukan murid abadi hanya karena dia pernah tertinggal kelas.
Kedua orang tuanya sudah pasrah menghadapi kenakalan putrinya. Untuk itu mereka berniat menjodohkannya dengan seorang guru.
Tentu saja Alana menolak keras dengan dengan berbagai alasan. Tapi dengan ancaman ayahnya, Alana mengalah.
Bara Erfian Rahardian, guru killer yang dihindari oleh semua siswa. Suatu hari dia tidak sengaja bertemu dengan gadis nakal. Dan ternyata gadis itu adalah Alana, orang yang akan dijodohkan dengannya.
Terjadi perdebatan saat mereka tahu satu sama lain. Tapi mereka tidak punya pilihan selain menerima perjodohan tersebut. Mereka membuat perjanjian dan sepakat menyembunyikan pernikahan mereka.
Kehidupan rumah tangga tanpa cinta dan pertemuan yang meninggalkan kesan yang mengesalkan membuat mereka terus berdebat setiap hari. Bagaimana kelanjutan rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Bahaya Mengintai
Dua hari kemudian, Alana sudah merasa baikan. Dia sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya. Tapi Bara melarang Alana untuk melakukan aktivitas berat karena bagaimanapun gadis itu baru saja sembuh. Dan sekarang mereka tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah.
"Apa kau yakin mau berangkat sekolah?" tanya Bara
"Iya. Aku sudah tertinggal pelajaran. Apalagi sebentar lagi ujian kelulusan." gerutu Alana
Bara mengangguk paham. Ya, sebagai pelajar, Alana harus menyiapkan diri untuk mengikuti ujian kelulusan. Dan hal itu pasti membuat semua pelajar merasa gugup dan takut, apakah mereka bisa lulus dengan nilai terbaik atau tidak.
Untuk itu, Bara sudah menyiapkan materi untuk membantu Alana belajar. Dia memberikan beberapa buku pada Alana, "Ini!! Kau bisa mempelajarinya. Siapa tahu bisa membantu." seru Bara
"Apa ini?" tanya Alana sambil menerima tumpukan buku tersebut.
"Ini adalah beberapa materi untuk ujian. Aku sengaja mencarikannya untuk mu agar kau lebih mudah dalam belajar. Buku itu lebih lengkap dan terperinci. Jadi kau akan lebih mudah memahaminya." seru Bara
Alana membuka salah satu buku tersebut sambil mendengarkan penjelasan Bara. Dan ternyata memang benar. Isi dari buku tersebut sangat lengkap dan mudah di pahami.
"Wah... Bagus sekali buku ini. Tapi..." Alana menatap Bara dan berkata, "Apa tidak apa-apa kau memberiku buku-buku ini? Nanti jika dianggap curang bagaimana?"
ctak
Bara menyentil kening Alana yang membuat gadis itu mengaduh, "Aw.. Kenapa kau menyentil kening ku?" gerutu Alana sambil mengusap keningnya
"Buku ini di jual di toko buku. Jadi, bagaimana mungkin aku melakukan kecurangan? Aku hanya ingin membantu mu belajar saja. Kecuali aku memberimu kunci jawaban." seru Bara
"Oh.. Begitu. Terimakasih ya." Alana menyimpan buku-buku tersebut di kamarnya. Baru kemudian mereka sarapan bersama sebelum akhirnya berangkat sekolah.
Tapi sayangnya mereka tidak sadar jika bahaya mengancam salah satu dari mereka.
Amanda, selama dua hari ini terus datang ke sekolah pagi-pagi sekali hanya untuk memastikan apakah Alana sudah berangkat sekolah atau tidak .
Dia sudah kehilangan kesabaran ingin segera melenyapkan Alana. Dia juga ingin membalas Bara karena sudah mengabaikannya.
Berulang kali Amanda menghubungi Bara, tapi pria itu tidak mau menjawabnya. Bahkan pesan darinya tidak di balas. Untuk itu, Amanda hanya bisa menunggu mereka muncul dan menjalankan rencananya.
"Come on guys!! Datanglah!! Aku sudah tidak sabar untuk membalas kalian." gumam Amanda. Dia melihat kesana-kemari dari dalam mobilnya dan berharap Bara datang. Dan sesuai harapan, mobil Bara berhenti di depan sekolah. Dan tidak berapa lama kemudian Alana turun dan Bara menjalankan kembali mobilnya, masuk ke area sekolah.
Amanda menyeringai. Dia menghubungi komplotannya untuk bersiap di posisi masing-masing.
"Dia sudah datang. Ingat, Jangan sampai gagal!!" Amanda mematikan sambungan telepon secara sepihak. Kedua matanya tidak lepas dari Alana yang masuk ke area sekolah.
"Kau boleh tertawa sekarang, tapi tidak untuk nanti, Alana." seringai Amanda
...----------------...
Alana mengikuti pelajaran seperti biasanya. Dua hari tidak masuk sekolah membuatnya tertinggal beberapa mata pelajaran. Untungnya ada Rayhan yang mau meminjaminya buku, jika tidak dia akan ketinggalan materi.
"Al, bagaimana jika kita belajar kelompok?" ajak Rayhan
"Aku mau banget Ray, tapi aku harus minta ijin dulu pada Mr. Bara." sahut Alana
Rayhan mengangguk paham. Dia lupa jika sekarang Alana adalah tanggung jawab Bara. Jadi, jika Alana mau melakukan sesuatu, harus ijin suaminya terlebih dahulu.
Hah... Rasanya Rayhan masih tidak percaya jika Alana sudah menikah. Kenapa juga orang tua Alana menjodohkan Alana dengan Mr. Bara? Apa mereka takut Alana akan menjadi perawan tua jika tidak segera menikah? Tapi bukankah ini terlalu dini untuk menikahkan Alana?
Huh ..Rayhan jadi penasaran dengan alasan kedua orang tua Alana mengambil keputusan besar itu. Dia tidak habis pikir, Padahal ada dirinya yang mau menerima Alana apa adanya.
Tapi sekarang, Rayhan tidak bisa berbuat apa-apa karena Alana mulai mencintai suaminya. Andai cinta itu belum tumbuh, dia akan dengan senang hati membantu Alana lepas dari Bara.
"Al, kalau boleh tahu, apa alasan kedua orang tua mu menjodohkan mu dengan Mr. Bara?" tanya Rayhan
Alana nampak terdiam, seolah mengingat-ingat. Dan tidak berapa lama, Alana berkata, "Aku tidak yakin, tapi sepertinya karena aku sering berbuat ulah di sekolah. Itu sebabnya Daddy menjodohkan ku dengan Mr. Bara yang seorang guru. Tapi Daddy berteman baik dengan orang tua Mr. Bara. Jadi bisa saja perjodohan ini sudah mereka rencanakan jauh-jauh hari. Entahlah." seru Alana mengangkat kedua bahunya
"Masak hanya karena kau nakal, kau langsung di jodohkan? Tidak masuk akal." seru Rayhan
"Aku juga tidak yakin Ray. Sudahlah, aku mau ke kantin. Kau mau ikut?" ajak Alana
"Oke."
Keduanya pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka. Tanpa mereka sadari jika ada yang memperhatikan gerak-gerik mereka berdua. Dia adalah orang suruhan Amanda yang menyamar menjadi tukang kebun di sekolah tersebut.
Ada tiga pria yang menyamar menjadi pekerja di sekolahan tersebut. Mereka bisa masuk dengan alasan menggantikan pekerja yang sedang cuti. Dan semua itu adalah akal-akalan Amanda. Dia membayar pekerja di sana untuk mengambil cuti dan berkata jika ketiga pria suruhannya yang akan menggantikan pekerjaan mereka sementara waktu. Ketiga pekerja tersebut tidak menaruh curiga dan mengiyakan ucapan Amanda. Apalagi mereka mendapatkan uang banyak.
Dan sekarang, ketiga pria suruhan Amanda bertugas mengawasi Alana dan Bara. Mereka di beri tugas untuk menculik Alana di saat terpisah dengan Bara. Sedangkan Amanda menunggu ketiganya di dalam mobil yang terparkir di luar sekolah.
"Bagaimana?" tanya Amanda
"Gadis itu bersama dengan teman prianya, nona. Jadi kami tidak bisa mendekatinya." seru salah satu pria suruhannya
"Bodoh. Kau kan bisa memisahkan mereka. Lalu culik Alana dan bawa padaku." sentak Amanda
"Maaf nona. Di sini masih banyak orang. Jadi kami tidak berani melakukannya. Tapi kami pasti akan melakukannya saat gadis itu pulang nanti."
"Baiklah, aku akan menunggu. Awas jika kau gagal, dan pastikan tidak ada yang melihat aksi kalian!!" Amanda mematikan sambungan telepon dan melempar ponselnya ke dashboard begitu saja. Dia menghela nafas panjang mencoba untuk bersabar menunggu. Masih ada waktu dua jam lagi sampai Alana pulang. Dan dia berharap kali ini rencananya berhasil.
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu