Dia biasa dipanggil Calo, bukan calo yang dibayar buat urus dokumen biar cepat selesai ya!!
Anastasia Caroline adalah nama Calo yang sebenarnya tapi entah kenapa sedari kecil dia sudah sering di panggil Calo. Mungkin karena nama itu pula dia menjadi suka hal hal yang simpel dan mau cepat selesai tanpa banyak kerja.
Acara wisuda menjadi tempat keberuntungan Calo. Dia bertemu dengan Darren, sosok duda keren dan seksi meskipun memiliki satu buntut mini di belakangnya.
Calo yang ingin hal simpel pun berubah ketika bertemu Darren. Dia berusaha keras mengejar hot duda satu itu. Calo tidak mengambil pusing buntut cerewet milik Darren, yang terpenting ia harus mendapatkan Duda itu.
Tapi tanpa Calo duga dia malah jatuh hati pada buntut cerewet milik Darren. Dia yang tadi berencana menjadi ibu tiri yang tidak peduli, pun malah menjadi sosok ibu yang kece!!!
Hahahahah....
Ini tentang Calo dan kerandoman yang dia miliki. Bagaimana Calo bisa mendapatkan cinta Darren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Bukan maksud Calo untuk kelihatan rakus di depan Mas Darren tersayang tapi perut sialan ini yang tidak tau malu. Dia tiba tiba kelaparan melihat banyaknya makanan diatas meja panjang itu.
Meskipun rakus untung Calo makan dengan perlahan tapi pakai tangan. Aisss... Bagaimana bisa cewek makan pakai tangan di depan orang yang ia taksir, padahal itu makan malam ertana mereka.
Hanya Calo seorang.
"Ini kalau nggak habis nanti di kemanain mas?" tanya Calo melihat makanan yang masih memanggil manggil dia untuk makanan.
"Di bagiin ke pembantu rumah, kalau nggak ya dibuang." Jawab Darren santai lalu ia meminum kopinya.
Dasar orang kaya! Padahal makanan seperti ini sangat sulit berada secara bersamaan di meja makan Calo. Palingan satu atau dua menu yang bisa dibuat ibunya selebihnya pasti ibuk sudah ngomel ngomel karena mubazir.
"Kamu mau bawa pulang? Kalau mau bawa aja." Melihat Calo yang begitu mendamba makanan itu tentu saja Darren menjadi iba, apalagi ia tau kalau hidup Calo dan juga ibunya tidaklah seberuntung dirinya.
Meca tidak mempedulikan dua orang di depannya, dia asik memakan puding susu yang merupakan makanan penutupnya malam ini.
"Aku cuman...hmm cuman sedikit terkejut saja melihat kalian makan dua orang tapi makanan untuk satu kampung." Calo menggaruk lehernya menutupi rasa malu.
"Saya sedari kecil selalu makan seperti ini. Meskipun sendiri atau berdua seenggaknya saya di temani dengan banyak makanan." Jawab Darren kalem.
Memang beda kasta.
Calo melihat ke sekeliling rumah Darren dan tidak ada satu barang murah yang ia temui. Semuanya tampak mewah yang bahkan Calo sendiri tidak tau harga mereka.
Calo yang seorang gadis biasa, tidak pernah belanja branded, paling mahal pun tidak sampai dua ratus ribu itupun kalau beli gamis untuk lebaran. Selain itu bajunya hanya baju yang dibeli online, yang harga murah.
Seorang gadis biasa yang tiba tiba bermimpi menjadi ratu di istana mewah. Bukankah itu hanya dongeng semata, hanya fiksi dan tidak nyata.
Semakin lama lamunan Calo semakin menyakitkan baginya.
Siapa yang ingin berhubungan dengan anak yang tidak mempunyai ayah? Dia sering disebut sebagai anak yang tidak tau aturan atau bebas oleh tetangganya. Meskipun Calo selalu diam dan selalu berkata bahwa itu tidak benar tapi ada sebagian dalam dirinya yang membenarkan.
"Hei! kamu kenapa?" tanya Darren sambil mengelus pundak Calo, ternyata pria itu telah berdiri disamping kursi Calo. Dia terlalu larut dalam lamunannya sendiri.
"Ante ahat tenapa?" Meca turun dari kursi dan berjalan mendekati Calo. Dia memegang lutut Calo.
"Ah... aku tidak apa apa, tadi hanya melamun saja." Calo kembali tersenyum lebar demi menyamankan kedua ayah dan anak itu. Calo tidak ingin egois tapi untuk kali ini Calo ingin merasakan dicintai oleh seorang pria.
"Kamu tenang saja, aku sudah meminta bibik untuk membungkus makanan agar kamu bisa makan dirumah. Besok besok juga kamu bisa membawa makanan dari sini." Diluar dugaan Darren malah menganggap bahwa Calo sedih karena tidak pernah memakan makanan enak. Darren berpikir bahwa Calo hidup miskin yang untuk membeli makan saja susah.
"Atu beli satu puding deh, ante ahat ndak usssah nangisss lagi "
.
.
.
bersambung
jangan lupa baca cerita Author yang lain juga sambil nunggu update cerita ini
salam hangat dari author
good job kak 🤗