"Sudah pernah tidur dengan laki laki?"
"Sudah Tuan."
Ace menjawab dengan cepat tanpa ragu. Ace berpikir polos bahwa tidur yang dimaksudkan oleh pria itu adalah tidur seperti yang sering dia lakukan dengan adik laki lakinya.
"Siapkan dirimu menjadi pelayanku mulai besok."
Ace sangat senang. Meskipun dirinya mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan yang penting bisa membebaskan keluarganya dari kesulitan ekonomi. Dia tidak sadar bahwa pelayan yang dimaksudkan pria itu bukan sekedar pelayan biasa melainkan juga pelayan di ranjang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah Untuk Tuan Hans
"Pernikahan pura pura itu tanpa ikatan Ace. Pernikahan kalian tidak bisa dikatakan sebagai pernikahan pura pura karena pernikahan kalian sah di hadapan agama. Itu artinya kamu harus mendapati hak dan menjalankan kewajiban mu sebagai istri."
Ace merenungkan kata kata Bibi Santi. Niatnya ingin bertanya hadiah apa yang cocok diberikan kepada suaminya itu. Bibi Santi justru memberikan ceramah tentang pernikahan.
Hak dan kewajiban seorang istri. Menjadi pelayan menyiapkan kebutuhan Hans sudah bisa dikategorikan sebagai kewajiban. Lalu, apakah dirinya sudah mendapatkan hak. Sudah dua minggu menikah, Hans belum pernah memberikan uang kepada dirinya. Lalu, dengan menyelamatkan keluarganya dari pak Hardi. Apakah itu sudah bisa dikategorikan sebagai hak Ace Sebagai istri?.
"Menurut bibi, apa yang sudah kamu terima sudah merupakan hak kamu Ace. Tempat tinggal dan kebutuhan kamu di rumah ini. Terpenuhi bukan?"
Ace masih memikirkan kata kata Bibi Santi. Jika dirinya sudah mendapatkan sebagian hak nya. Apakah dirinya harus menjalankan kewajibannya lahir dan batin.
"Sebenarnya, sangat mudah meluluhkan hati Tuan Hans. Cukup menjadi penurut dan lemah lembut," kata Bibi Santi. Ace pun mengingat perlakuannya terhadap Hans. Tidak sekali dua Kali dirinya mengancam suaminya itu. Tapi lihat yang terjadi, di malam yang seharusnya malam pertama mereka. Tuan Hans membawa wanita komersil ke kamarnya.
"Apakah ada jaminan, tuan Hans akan berubah jika aku menjadi istri seperti yang diinginkannya bu?"
"Coba saja nak. Tidak ada salahnya mencoba kan?"
"Mencoba berarti tidak ada kepastiaan bu.".
"Memang tidak ada kepastiaan di dunia ini nak selain kematian. Jadi selagi masih bernafas jalankan peran mu sebaik baiknya."
Ace meninggalkan Bibi Santi di kamarnya. Bertanya kepada sang Bibi tidak menemukan jalan keluar yang ada memberikan saran kepada dirinya untuk menjadi istri yang menjalankan kewajiban lahir dan batin.
Ace masuk ke dalam kamar. Sejak kedua mertuanya tinggal sementara di rumah itu. Ace dan Hans tidur dalam satu kamar. Mereka tidak tidur satu ranjang. Ace yang mengusai ranjang milik suaminya sedangkan Hans tidur di sofa.
Sebenarnya Hans tidak nyaman tidur di sofa. Dia juga keberatan Ace yang mengusai ranjang. Tapi ancaman Ace benar membuat tuan Hans tidak berkutik akhirnya laki laki itu mengalah karena tidak ingin ketahuan pernikahannya hanya sandiwara. Hans kesal karena badan akan pegal pegal di pagi hari.
Hal pertama yang dilihat Ace ketika membuka pintu kamar, Hans tidur di sofa. Sepertinya laki laki sudah pasrah jika Ace yang akan mengusai ranjangnya. Hans belum terlelap dan laki laki itu juga mendengar pergerakan di kamar itu.
"Mas, tidur di ranjang saja."
Hans langsung membuka kedua matanya.
"Kamu sudah makan obat ce?" tanya Hans heran. Ace memanggil dirinya dengan sebutan mas di saat mereka hanya berdua. Biasanya kata sebutan mas ditujukan untuk dirinya untuk menutupi sandiwara.
Ace mengerutkan keningnya karena bingung. Perkataannya dibalas oleh tuan Hans tapi tidak nyambung.
"Aku tidak sakit jadi untuk apa makan obat."
"Berarti sekarang sehat dan hari hari sebelumnya sakit ya. Pantas saja, malam ini disuruh tidur di ranjang. Sudah sadar, siapa pemilik kamar yang sebenarnya?"
"Kamu merasa hanya kamu Pemilik kamar ini mas?. Bukankah aku istrimu. Jadi kamar ini milik kita bersama."
"Kamu lupa pernikahan kita hanya sandiwara?"
"Tidak tuan. Tidur lah di ranjang ini."
Ace akhirnya mengganti sebutan menjadi tuan karena Hans mengingatkan tentang pernikahan sandiwara mereka.
"Seharusnya memang seperti itu."
Hans beranjak dari sofa dan langsung merebahkan dirinya di ranjang empuk itu. Hampir satu minggu dirinya meringkuk di sofa setiap malam. Dan malam ini, dirinya kembali mendapatkan kenyamanan ranjang itu.
Ace duduk di sofa yang tadi tempat Tuan Hans berbaring. Ace sudah memikirkan hadiah yang akan diberikan kepada Tuan Hans. Nasehat mama Rani tadi sore masih jelas terekam di otaknya.
"Jadikan suami mu sebagai Raja. Layani dia sepenuh hati. Suami mu sudah menjaga harga diri keluarga kita hari ini. Suami mu berhak atas semua yang ada pada dirimu nak."
Ace akhirnya memantapkan niatnya. Dia berjalan ke arah ranjang dan ikut merebahkan dirinya di ranjang itu.
"Kamu mau tidur satu ranjang dengan ku?" tanya Hans. Ace sudah membelakangi tubuh Hans tanpa membuat guling sebagai pemisah diantara mereka.
"Hanya ini yang bisa aku berikan sebagai hadiah kepada Tuan."
Tidak ada jawaban. Ace merasa malu untuk mengatakan itu tapi niatnya sudah bulat. Jika Tuan Hans menginginkan dirinya malam ini. Ace akan memberikan apapun keinginan Tuannya itu. Mama Rani dan Bibi Santi membuka mata dan pemikirannya tentang pernikahan.
Ace juga siap jika suatu saat jika ditinggalkan karena Tuan Hans menemukan wanita yang tepat sebagai istri. Setidaknya jika Hans mengakhiri pernikahan mereka kelak. Ace sudah melakukan kewajibannya sebagai istri.
Ace memejamkan matanya menunggu reaksi Tuan Hans. Suasana jantungnya tentu saja tidak sehat menunggu hal itu.
"Apa kamu yakin?. Bagaimana jika aku menginginkan lebih. Jujur berdekatan dengan perempuan dewasa seperti ini akan membangkitkan hasratku," kata Hans. Laki laki itu hanya mengatakan yang sejujurnya.
"Jika itu membuat tuan kembali ke jalan yang lurus. Aku rela Tuan."
Hans duduk, kemudian mengulurkan tangannya membantu Ace untuk duduk juga. Perkataan Ace merupakan sinyal untuk dirinya memperlakukan wanita itu seperti istri pada umumnya di ranjang.
"Kamu tidak lupa isi perjanjian kita kan?" tanya Hans lagi. Ace menganggukkan kepalanya.
"Bukankah Tuan juga menuntut hadiah dariku. Dan aku mengartikan jika hadiah yang Tuan inginkan adalah tubuhku."
"Aku akan memberikan tubuhku tuan. Dan selama aku menjadi istri pura pura tuan. Maka berjalan lah di jalan yang lurus."
"Itu artinya kamu bersedia menjadi pelayan ranjangku."
Ace menundukkan kepalanya. Kata kata itu menyakitkan hatinya. Pelayan ranjang, kata kata yang kurang enak. Tapi, Ace sudah tidak perduli lagi dengan kata kata itu. Seperti perkataan Bibi Santi, dirinya akan mencoba membawa Hans ke jalan yang benar.
"Dan bantu aku sekali lagi Tuan."
Pada akhirnya, Ace memang tidak memberikan dirinya secara cuma cuma melayani suaminya itu. Ada misi lain yang harus diselesaikan. Dan sepertinya hanya dengan bantuan Hans, dirinya bisa menyelesaikan misi tersebut.
"Membantu apa."
"Tolong bantu aku mengembalikan restoran kenangan ke mama ku," jawab Ace pelan. Ace sadar dirinya menjadi sosok yang serakah tapi dendam kepada Pak Andra dan istri mudanya membuat Ace nekad untuk merebut restoran itu bagaimanapun caranya.
"Maksud kamu?" tanya Hans bingung.
Ace pun menceritakan kisah rumah tangga kedua orangtuanya yang berakhir perceraian dan juga tentang restoran warisan nenek kepada mama Rani yang sudah menjadi milik pak Andra. Tidak lupa, Ace juga menceritakan jika sertifikat restoran sudah di tangannya.
"Itu hal mudah bagiku. Dan jika suatu saat aku menemukan wanita belahan jiwaku. Kamu harus rela mengakhiri pernikahan sandiwara ini tanpa drama," kata Tuan Hans.
"Baik Tuan. Dan selama pernikahan pura pura ini juga. Aku harap tidak ada pelayan ranjang lainnya."
Hans menganggukkan kepalanya. Sejak menikah dengan Ace. Sebenarnya Hans sangat ingin menikmati tubuh istrinya itu Tapi karena perjanjian mereka sebelum pernikahan itu. Hans harus menahan gairahnya. Dan kini, Ace sudah bersedia memberikan tubuhnya. Tentu saja Hans tidak menolak. Ketakutan menghancurkan masa depan gadis suci hilang dari hatinya sejak pernikahan itu.
Ace bernafas lega. Dia sangat yakin jika restoran itu akan kembali kepada keluarganya. Ace tidak akan menyesali keputusan menjadi pelayan ranjang suaminya. Setidaknya dengan seperti itu bukan hanya Hans yang beruntung tapi keluarganya mendapatkan keuntungan dari pernikahan nya itu.
"Boleh kah aku mengambil hadiah ku malam ini juga?" tanya Tuan Hans.
Aku masih setia menunggu 🤧🤧🤧
Update dong kak 🙏🙏🙏
lupain anak2nya hanya gara pelakor