Gairah Panas Kakak Ipar

Tatapan Arya semakin brutal, bahkan beberapa kali ia menjilat lidahnya, "Jadi gini yah sifat asli kamu? Aku nggak nyangka Ya! Aku kira kamu orang baik-baik! Siniin celana aku! Kalau enggak aku bakal teriak!" Pinta Della dengan air mata mulai mengalir dipipinya.

"Udah telat kamu nyeselnya sekarang Del... Lebih baik kita sama-sama nikmatin moment ini! Jadi ayolah nggak usah buang-buang waktu lagi!"

"Kamu kira aku cewek apaan hah! "

"Terus kamu ngapain berani datang sendirian kesini? Langsung tidur di ranjang aku lagi!! Jadi aku fikir kamu emang udah biasa kayak gini!"

"Karena aku udah percaya sama kamu!!!" Teriaknya, "Aku kira kamu bukan cowok brengs*k!"

"Udahlah Dell... Aku tau aku br*ngsek, tapi sekarang aku udah nggak tahan nihh... Ayolahh!" Arya pelan-pelan mendekat.

"Enggak! Aku nggak mau! Cari aja cewek lain di luar sana yang mau!"

"Tapi aku maunya kamu!"

Kaki Della semakin bergetar, dia sangat takut, "Jangan gini dong Ya! Aku teriak nihh... Tolong.... Tolong....!!!" Della benar-benar berteriak sangat keras bahkan suaranya yang melengking memenuhi kamar yang hanya memiliki luas tiga kali tiga itu.

"Hahah... Kamu teriak sampai tenggorokanmu sakit juga percuma Dell... Kamu nggak lihat ya kalau kosan disini sunyi? Ya iyalah... Penghuninya pada pulang kampung kok!"

Wajah Della langsung berubah cemas, dia yang sejak tadi melangkah mundur tak bisa berbuat apa-apa lagi karena dibelakangnya kini hanyalah tembok.

Arya seketika menarik Della dalam pelukannya, Della tambah kaget, dia benar2 tak nyaman dengan keadaan itu, "Ahh Arya! Please... Jangan kayak gini!"

Arya tak peduli, gadis itu mencoba mendorongnya dengan satu tangan sebab tangan yang satunya lagi masih memegang bantal untuk menutupi bagian bawahnya.

Namun percuma saja, tenaga Della seperti tak berguna sama sekali, "Della sayang!" Bisik Arya di kuping Della yang membuatnya merinding.

Tak hanya itu, Arya juga menggigit-gigit kupingnya membuat Della merasa benar-benar sangat takut sekarang.

Arya menc*umi lehernya, namun saat Arya ingin mencium bibir Della, gadis itu langsung memalingkan wajah, tapi Arya tak habis akal, dengan kedua tangannya ia memegang kepala Della lalu menc*umnya dengan brutal.

Della sampai kesulitan bernafas karena ulahnya.

Tubuh Della berubah lemas, tangisnya pecah sejak tadi, hingga ia merasa putus asa dan mau pasrah, Della menggenggam erat sudut bantal itu kemudian kemudian menyingkirkannya kesamping, tiba-tiba dengan sekuat tenaga ia menggunakan dengkulnya, menendang milik Arya.

Arghhh....

Arya sontak menjerit kesakitan, ia langsung menjauh. Dilihatnya Arya merintih sambil memegang miliknya.

Della sedikit bernafas lega, namun ia merasa jijik dengan bibirnya sekarang, bahkan untuk menelan ludah saja ia tidak mau.

"Agh... Kamu!!"

Della tak bicara, dia mengambil rok dan celananya yang tadi dilempar Arya kelantai lalu memakainya.

"Aku nggak mau berteman sama kamu lagi! Aku harap kita nggak ketemu lagi!" Della berjalan kearah pintu, namun ternyata pintunya masih terkunci.

"Akhh... Hahahh...!" Arya tertawa terbahak-bahak, "Kamu mau kemana sih Del? Kita kan belum selesai!" Ucapnya.

Della berbalik dan tak sadar kalau laki-laki itu sudah berada di belakangnya.

Srekk...

Lengan bajunya ditarik hingga robek, tak hanya itu Arya mendorongnya hingga terjatuh keatas kasur.

Dia masih terus meringis, sepertinya rasa sakit itu belum sepenuhnya hilang, "Ka-kamu mau ngapain Ya!"

"Heh! Kamu harus membayar mahal karena udah nyakinin adik aku!"

Tiba-tiba Arya menekan kedua tangan Della diatas kepala, "Enggak! Kita nggak boleh ngelakuin ini! Enggak Ya! Please... Aku nggak mau masa mudaku hancur! Aku masih mau ngejar cita-cita aku Ya! Tolong.... " Pintanya lirih disertai air mata yang bercucuran.