CEO paling disegani meninggal dan bangun di tubuh Anggun, putri yang sudah dilupakan semua orang.
Bagaimana bisa Anggun mendapatkan kerja sama dengan Alvin?
Dari mana kemampuan bahasa inggris,, oh, dia juga bisa bahasa arab?
Gawat!
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Bersama di apartemen
Setelah mengambil semua barang-barang yang diperlukan di villa, Anggun kembali ke apartemen milik Alvin.
Perempuan itu terkejut saat tiba di kamar utama, di ruang ganti sudah dipenuhi berbagai gaun, perhiasan, tas, sepatu, dan perlengkapan perempuan lainnya dengan ukuran yang pas untuk Anggun.
Sebuah catatan kecil ditinggalkan, ditempelkan di kaca besar di sana yang berisi tulisan tangan Alvin.
"Hadiah pertama untuk istriku," isi tulisan tangan dengan gaya tulisan yang mewah menggambarkan pemiliknya.
"Wah, dia sangat niat, apa dia tidak sayang kalau pernikahan kami berakhir tahun depan?" Ucap Anggun meletakkan kembali kertas notes itu dan berjalan-jalan di sekitar villa.
Pada sore menjelang malam, Anggun berinisiatif melakukan sesuatu untuk membalas hadiah dari suami barunya. Awalnya dia berpikir untuk membuat makan malam romantis, tapi Anggun sadar bahwa dia tidak memiliki keahlian di dapur.
Jadi satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah mengupas kulit anggur satu persatu lalu menatanya di piring.
Anggun juga menyiapkan anggur untuk mereka dan sebisa mungkin mendekorasi meja di balkon dengan hangat.
Pada pukul 07.00 malam, pintu apartemen terbuka, jadi Anggun berlari ke arah pintu dan mendapati sang suami baru saja kembali. Pria itu bahkan membawa sebuket bunga mawar di tangannya.
"Huh?" Anggun terkejut, bukankah pria ini anti wanita dan seorang assekseual?
Kenapa sekarang....?
Anggun mengerutkan keningnya, sebelumnya dia sudah bersiap memiliki kehidupan pernikahan yang dingin.
Tapi seorang pria seperti Alvin ternyata bisa juga bersikap romantis?
Meski ini hanya formalitas saja dalam kontrak pernikahan mereka, akan tetapi tetap saja Anggun merasa sedikit terharu dengan usaha yang dikeluarkan pria itu.
"Terima kasih," kata Alvin menyerahkan buket bunga pada Anggun membuat Anggun sedikit bingung, kenapa pria ini berterima kasih?
Meski bingung, Anggun menerima buket bunga tersebut diikuti Alvin yang langsung memeluk Anggun dengan erat membuat Anggun semakin heran dengan tubuhnya yang sedikit menegang.
Lebih parahnya lagi, Anggun semakin terkejut saat sebuah ciuman di daratan Alvin di puncak kepala Anggun.
Pria asseksual ini baru saja menciumnya?
Apakah ini ciuman persahabatan saja?
Anggun berusaha berpikir positif, jadi dia membiarkannya dan berkata, "aku menyiapkan sesuatu untuk kita."
Alvin melepaskan pelukan mereka dan mengangkat sebelah alisnya menatap Anggun.
Anggun hanya tersenyum, lalu membawa Alvin duduk bersama di meja yang diletakkan di balkon apartemen.
Anggun memandangi meja, terasa aneh, "Awalnya aku membuat makan malam untuk kita, tapi aku tidak bisa memasak, jadi hanya bisa..." Anggun menghentikan kata-katanya dan kembali melihat makanan yang ada di atas meja, benar-benar hanya buah anggur yang telah dikupas dan ditemani anggur merah di dalam gelas mewah yang ia dapatkan dari lemari apartemen.
"Mengupas anggur juga membutuhkan keahlian khusus," kata Alvin mendapatkan garpu dan segera mencicipi sebutir anggur yang telah dikupas oleh Anggun.
Anggun meraih gelas anggur nya, dia tidak tahu apakah itu benar-benar pujian dari mulut seorang Alvin, atau sebuah ejekan.
Yang jelas, Anggun tidak terlalu perduli karena mereka hanya menjalankan kontrak pernikahan saja, tidak ada yang perlu di istimewakan.
Dua orang itu pun menikmati kebersamaan mereka di balkon dalam pikiran masing-masing tanpa banyak berkata-kata hingga akhirnya mereka kembali ke dalam apartemen dan Anggun terkejut saat ia melihat Alvin langsung pergi ke dapur dan memasak untuk mereka.
Anggun tertegun lagi saat melihat kemampuan memasak pria konglomerat itu benar-benar luar biasa.
Seharusnya seorang pebisnis tidak memiliki kemampuan yang sia-sia seperti memasak, karena hanya menghabiskan waktu.
Tapi ini,... Sungguh luar biasa!
Setelah menyaksikan kemampuan memasak sang konglomerat dengan perasaan terharu maka Anggun memiliki kesempatan mencicipi makanan buatan pria itu dan kembali terkejut lagi bahwa keahlian memasak Alvin telah menghasilkan rasa yang luar biasa yang membuat Anggun tanpa malu-malu menghabiskan seluruh makanan yang disiapkan Alvin untuknya.
Tetapi setelah makan bersama dan Anggun masuk ke kamar utama, ia terkejut saat Alvin mengikutinya di belakang dan pria itu dengan santai menarik pinggang Anggun hingga tubuh mereka saling menempel.
Terlebih lagi, bulu kuduk Anggun tiba-tiba naik ketika Alvin berkata, "kau punya 15 menit untuk menggunakan kamar mandi. Aku akan menggunakan kamar mandi di luar."
Tubuh Anggun menjadi tegang, mukanya merona, sebab baik di kedua kehidupan yang telah dilalui, dia belum pernah melakukan hal romantis, apalagi erotis dengan seseorang.
Tapi tunggu dulu, bukankah ini hanya kontrak pernikahan?
Kenapa mereka harus melakukan.....
Anggun hendak bertanya, tetapi Alvin sudah melepaskan pelukan di pinggang Anggun dan berbalik meninggalkan kamar.
Dengan tegang, Anggun memandangi pintu yang tertutup.
Gila!
Anggun butuh beberapa saat untuk terdiam dan memandangi pintu dan memikirkan apa yang benar-benar terjadi sebelum akhirnya dia berlari ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan shower untuk menenangkan pikiran nya.
'Tunggu! Tenangkan dirimu! Benar juga, tidak mungkin kontrak pernikahan satu tahun yang akan menghilangkan setengah dari total harta kekayaan pria itu malah tidak digunakan dengan baik oleh Alvin. Tapi bukankah dia seorang asseksual? Kenapa ini? Kenapa bisa begini? Jangan-jangan semua rumor itu hanya kamu kosong belaka?' Anggun berusaha berpikir, dia merasa begitu tegang sampai akhirnya pintu kamar mandi diketuk oleh seseorang.
Tok tok tok...
"Kau baik-baik saja?" Suara dari seberang pintu membuat Anggun tegang.
Kalau dia sangat jago dalam urusan bisnis dan pekerjaan, maka urusan ranjang adalah perkara yang berbeda.
Dia belum pernah mencobanya sekalipun!
Bahkan ciuman.... dalam mimpi pun tak pernah!
"Y,, ya, tunggu sebentar." Anggun berusaha bersikap tenang, ia mengambil handuk piyama yang disediakan dan keluar dari kamar mandi dalam keadaan rambut masih meneteskan air.
Alvin mengangkat sebelah alis melihat istri barunya, imut juga.
"Kubantu keringkan rambutmu," kata Alvin segera berjalan ke arah depan meja rias dan mengambil hair dryer yang diletakkan di lemari.
Sambil menelan salivanya, Anggun kemudian duduk di kursi, berusaha untuk tetap tenang dan mengikuti saja apa yang dikatakan oleh pria itu.
Lagipula tidak ada gunanya melepas pengalaman pertamanya dengan orang luar biasa seperti Alvin.
Tetapi ternyata, pikiran Anggun itu berubah menjadi malapetaka ketika di pagi hari dia terbangun dengan seluruh tubuhnya yang terasa sakit dan rasa mual di pagi hari.
Sial!
Meski begitu, Anggun bisa mencium semerbak bau harum masakan yang membuat perempuan itu langsung bangun dan menyadari apa yang telah mereka lewati kemari malam.
Saat Anggun belum memutuskan untuk bereaksi seperti apa, ia melihat setangkai bunga mawar merah diletakkan di tempat tidur dengan catatan kecil melekat pada gagang bunga mawar merah itu.
"Selamat pagi istriku, ingat untuk sarapan." Isi catatan itu membuat Anggun menghela nafas.
Jelas-jelas dia baru saja menikahi seorang pria berpengalaman dalam hubungan pria wanita!
Tidak seperti yang di rumorkan orang-orang sialan itu!
Tetapi ketika Anggun melihat ke arah meja dekat jendela yang di atasnya tertata sejumlah jenis makanan yang menyebarkan bau harum, perut Anggun langsung berbunyi. Lapar!
Seketika Anggun memutar bola matanya, dia menyadari bahwa tidak ada jalan keluar dari masalah ini selain menikmati segala yang baik dalam pernikahan kontrak mereka.
Anggun pun turun dari tempat tidur, mencari pakaiannya yang berserakan di lantai.
"Ukh...." Gerutu Anggun saat ia merasa tulang-tulang nya akan berpisah satu sama lain setiap kali ia membuat gerakan.
Akhirnya Anggun berpakaian seadanya saja sebelum duduk menikmati makanan yang rasanya luar biasa enak.
"Pria ini benar-benar pandai memasak!" Komentar Anggun menikmati sarapannya.