Lucinda de Vries mengira acara wisudanya akan menjadi hari kebahagiaannya sebagai sarjana kedokteran akan tetapi semua berakhir bencana karena dia harus menggantikan kakak kandungnya sendiri yang melarikan diri dari acara pernikahannya.
Dan Lucinda harus mau menggantikan posisi kakak perempuannya itu sebagai pengantin pengganti.
Bagaimana kelanjutan pernikahan Lucinda de Vries nantinya, bahagiakah dia ataukah dia harus menderita ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 ORANG BERNAMA KEVIN ITU SADAR
Sorot mata Kevin Jansen menyorot tajam kepada Lucinda de Vries di hadapannya.
Kevin menunggu jawaban tegas dari Lucinda yang mengetahui kabar ibu kandungnya yaitu Margaret Aldert.
Dicengkramnya kuat-kuat kedua bahu milik Lucinda hingga perempuan itu berkerut kesakitan karenanya.
"Aduh ?!"
Lucinda menahan rasa nyerinya pada kedua bahunya namun dia tidak dapat berbuat apa-apa untuk lepas.
"To-tolong lepaskan cengkraman tanganmu dariku, itu sangat menyakitkan diriku, Kevin !"
Keluh Lucinda agak gemetaran karena ulah Kevin yang kasar.
"Katakan dulu dimana ibu kandungku ???"
Sahut Kevin Jansen semakin mempererat cengkraman tangannya pada dua bahu Lucinda de Vries.
"Mana aku tahu, aku baru di rumahmu ini !!!"
Sentak Lucinda dan berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman tangan Kevin Jansen.
"Kau bohong, kau pasti tahu tentang ibuku !"
Kata Kevin membalas dengan ucapan kasarnya pada Lucinda de Vries.
"Berbohong untuk apa ??? Kenapa kau tidak percaya padaku kalau aku tidak tahu menahu soal ibu kandungmu ???"
Kata Lucinda yang tak terima dituduh berbohong.
"Tapi kau tahu tentang ibu tiriku karena aku sendiri tidak pernah tahu soal dia padahal aku orang terdalam di rumahku ini."
Sahut Kevin mencibir sinis dengan tatapan tajam ke arah Lucinda de Vries.
Lucinda membalas tatapan Kevin dengan pandangan sayu, dia teringat bahwa Kevin jatuh pingsan sebelum dia tahu sesuatu buruk yang terjadi di dalam keluarganya.
Tanpa tersadar, Lucinda menghela nafas panjangnya seraya memalingkan muka ke arah lain.
"Aku harus berkata apa lagi padamu dan aku lelah untuk berbicara denganmu, sudah aku katakan bahwa aku tidak tahu menahu urusan di rumahmu ini karena aku orang baru disini..."
Lucinda menarik nafas pelan lalu tersenyum simpul pada Rexton.
"Jika aku boleh jujur padamu, aku mendengar pembicaraan di ruangan tengah rumah ini antara panembahan Sugeng dan suster perawat Gina yang merawatmu bahwa penyakitmu itu disebabkan racun yang diberikan oleh ibu tirimu bernama Saraswati."
Ucap Lucinda dengan menatap serius kepada Kevin Jansen yang ada di hadapannya saat ini.
"Racun ??? Aku diracun ???"
"Yah, kau diracun sewaktu kau sedang berulang tahun, kau mendapatkan racun itu dari seorang nenek tua yang memberikanmu sebuah apel merah beracun di waktu ulang tahunmu, Kevin."
"Apa ?!"
Kevin terperanjat tak percaya karena sebetulnya dia telah lupa semua hal yang pernah terjadi sebelumnya.
"Aku..., sepertinya aku telah melupakan segalanya tentang hari itu bahkan aku tidak mengingat satupun kenangan itu, mungkin aku sudah linglung sekarang..."
"Ya, bisa dimaklumi kondisimu demikian sebab kau juga baru siuman dari tidur panjangmu yang disebabkan oleh racun dari Saraswati, dia yang menyamar menjadi nenek tua sihir jahat."
"Apa ?!"
Lagi-lagi Kevin terhenyak kaget seakan-akan tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan.
Saraswati yang merupakan ibu tirinya menyamar menjadi nenek tua pemberi apel merah buat dirinya di hari ulang tahunnya.
Benarkah itu atau cerita ini hanya karangan Lucinda agar dia terselamatkan.
"Kau jangan mengada-ada bahwa semua yang kau ceritakan itu benar adanya, jujur saja kau hanya ingin menyelamatkan dirimu sendiri dari amarahku, iyakan ?"
Lucinda tertawa lirih lalu tersenyum sinis kepada Kevin Jansen kemudian berucap.
"Untuk apa aku takut kepadamu, toh, aku hanya penyelamat bagimu dari koma panjang bahkan aku juga tidak pernah datang di rumah ini sebelumnya, dalih apakah yang mesti aku pertahankan agar aku terselamatkan dari amarahmu, kau bercanda, ya..."
Lucinda menunjukkan rekaman yang dia peroleh dari percakapan antara panembahan Sugeng dan Gina, suster perawat yang bekerja di rumah Kevin.
"CTEK... !!!"
Lucinda meyalakan tombol suara dari arah pena miliknya, dia perdengarkan hasil rekaman suara antara Sugeng dan Gina sewaktu mereka berada di ruangan tengah.
Terdengar jelas suara pembicaraan diantara panembahan Sugeng dan Gina.
"Saraswati telah kembali, dia tahu kapan dia harus bertindak tepat, kita tidak bisa membiarkan dia berkuasa lagi setelah sekian lama dia mengacuhkan rumah ini..."
"Tapi dia masih nyonya besar dan permaisuri kerajaan Klinting kuning, kita tidak mungkin menyingkirkannya begitu saja, panembahan..."
"Dia ancaman bagi kita untuk merebut kekayaan raden di kerajaan Klinting kuning, sepertinya dia merencanakan sesuatu disaat kedatangannya tadi..."
"Dia benar-benara ibu tiri menyerupai nenek sihir, bagaimana dia tidak peduli pada Kevin Jansen meskipun dia hanya anak tiri, tapi seharusnya dia peduli pada raden..."
"Penyebab raden seperti itu juga karena Saraswati, dia menaruh racun dalam buah apel yang diberikan kepada Kevin sewaktu raden berulang tahun...''
"Jika kita laporkan sangkaan rencana pembunuhan pada Saraswati, dia pastinya tidak akan membiarkan kita pergi hidup-hidup bahkan dia bisa langsung melenyapkan kita..."
"Bagi Saraswati hal ini adalah ancaman besar karena kita terlalu banyak tahu kejahatan dia pada anggota keluarga kerajaan Klinting kuning, sudah sewajarnya dia melenyapkan kita tanpa syarat..."
"Apa semua orang tahu kalau dia lah yang menyebabkan raden seperti itu kondisinya ?"
"Tidak, tidak ada satupun orang yang tahu akan perbuatannya pada raden..."
"Tapi..., bagaimana panembahan bisa tahu kalau nyonya Saraswati lah dalang penyeban raden jatuh sakit dan tidak terbangun lagi ?"
"Ada rekaman kamera CCTV yang tanpa sengaja menangkap kejadian waktu itu, dimana raden keluar istana karena dia mendengar ada suara yang memanggil namanya..."
Lucinda segera mematikan hasil rekaman suara dari pena perekamnya lalu berkata.
"Apa kau sudah paham sekarang dan percaya dari hasil rekaman suara ini bahwa aku tidak membohongimu ?"
Lucinda menatap tajam kepada Kevin Jansen yang menghadap ke arah dirinya lalu berkata tegas.
"Apakah hasil rekaman ini cukup sebagai bukti untukmu ?"
Kevin Jansen hanya terdiam mematung, dia baru saja tersadar dari koma panjangnya yang kondisinya mirip orang sedang tertidur lelap bukan orang yang sedang sakit kronis dan sekarang ini, dia dihadapkan pada suatu kenyataan pahit yang teramat menyakitkan hatinya bahwa selama ini, Kevin hanya ditipu oleh orang-orang terdekatnya.
Kemudian Kevin bertanya pada Lucinda.
"Lalu siapakah panembahan Sugeng itu ?"
Lucinda tercengang mendengar pertanyaan Kevin tentang Sugeng dan dia bilang bahwa dirinya tidak mengenali panembahan Sugeng.
"Apakah kau lupa padanya atau mungkin kau hilang ingatan, dia panembahan kerajaan Klinting kuning ini ???"
Sahut Lucinda menjelaskan tentang orang yang disebut panembahan itu.
"Apa ????"
Kevin mengerutkan keningnya sembari menatap serius.
"Panembahan apanya ??? Kerajaan apanya ???"
Tiba-tiba Kevin Jansen tergelak tawa lalu menjauh dari Lucinda, hampir-hampir perutnya sakit akibat menahan geli.
"Kau pikir yang kau katakan itu candaan, jangan gila, ya, apanya kerajaan ? Dimana kau tinggal sekarang, nona ?"
Kevin menoleh kepada Lucinda sembari menahan tawanya sedangkan Lucinda ganti kebingungan.
Lucinda bertanya pada Kevin sebab dia tidak mampu menyembunyikan rasa penasarannya.
"Maksudmu bahwa aku sedang membual sekarang ?"
"Yah, benar, kau sedang membual dan mengarang cerita takhayul belaka."
"Ta-tapi orang itu menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang panembahan dari kerajaan Klinting kuning ??? Dan kau seorang anak raja dari kerajaan Jawa dan..., dan..., ayahmu bernama raden Raharjo..., kata Sugeng yang merawatmu selama kau koma panjang ???"
Kembali Kevin tertawa, dia bahkan tak mampu lagi menahan tawanya yang meledak keras itu.
"Hahahahaha... !!!"
Kevin terpingkal-pingkal keras sehingga seluruh badannya bergetar karena tawanya.
Melihat respon Kevin yang seperti meledek dirinya, membuat Lucinda kesal lantas dia memukul kepala Kevin agar laki-laki menyebalkan itu berhenti bersenda gurau terhadap dirinya.
"PLAAAAKKKK... !!!"