TOO BEAUTIFUL

"Blue, apa itu sebuah toko besar?" tanya Honey menunjuk ke sebuah supermarket.

"Ya, kau mau masuk atau membeli sesuatu?" tanya Blue.

Honey mengangguk sembari tersenyum senang.

Lalu Blue pun masuk ke area parkir supermarket itu. Blue kemudian membuka jasnya dan menggulung lengan baju sampai batas sikutnya.

Honey melihat hal itu lalu mencium pipi Blue.

"Kau tampan," ucap Blue dengan polosnya.

Hal itu membuat Blue tertawa pelan dan memegang dagu Honey lalu menciumnya.

"Kau juga cantik," bisik Blue dan Honey kembali tersenyum.

Lalu mereka berdua keluar dari mobil sport Blue dan bergandengan tangan menuju ke pintu depan supermarket itu.

Honey cukup terperangah dengan banyaknya barang yang dijual di supermarket itu.

"Pilihlah yang kau inginkan," bisik Blue di telinga Honey.

"Benarkah? Kau akan membayar semuanya?" tanya Honey dengan matanya yang bersinar.

Blue mengangguk dan Honey langsung berjalan masuk ke area utama supermarket.

Blue mengambil trolley belanjaan dan mengikuti Honey dari belakang.

Honey memilih beberapa makanan dan barang-barang yang tak pernah diketahuinya selama ini.

Saking excited-nya membuat Honey sampai lupa waktu dan jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.

"Honey, ini sudah sore. Bukanlah nanti malam, kakek akan mengadakan pesta untukmu?" tanya Blue ketika Honey sedang asyik mencoba tester makanan di depannya.

Honey menoleh pada Blue dan mengangguk sambil mengunyah.

Blue tertawa pelan dan mengacak rambut coklatnya.

"Ayo," ajak Blue dan mereka pun pergi ke meja kasir.

Honey mengamati proses membayar di kasir itu. Dia tak bertanya apapun dan hanya melihat saja.

Dia pun cukup mengerti prosesnya hanya dengan melihatnya saja. Dan Honey juga cukup mengerti ketika Blue membayar semuanya itu menggunakan sebuah kartu berwarna hitam.

"Bagaimana caranya aku bisa mempunyai kartu itu, Blue?" tanya Honey sambil berjalan menuju mobil.

"Cukup menjadi istriku saja. Nanti kau akan mendapatkan kartu belanja," jawab Blue dengan entengnya.

Honey tersenyum. "Apakah kau menyimpan uangmu di Bank?" tanya Honey.

"Hmm, nanti aku akan mendaftarkanmu," jawab Blue.

"Thank you," sahut Honey dan mencium pipi Blue kemudian tersenyum.

Senyum manisnya selalu merontokkan pertahanan Blue dan membuatnya membalas kecupan itu dengan ciuman bibir.

Blue menyenderkan tubuh Honey di mobil dan mencium bibirnya meskipun mereka masih ada di area parkir.

Honey membalas ciuman itu dan melingkarkan tangannya di leher Blue.

"Hei ... Carilah kamar hotel, Anak muda," ucap seorang pria tua yang melewati mereka berdua.

Blue menghentikan ciumannya dan tertawa pelan. Honey merasa pipinya memerah karena malu.

"Oh my God," ucapnya sambil memegang pipinya sendiri.

Blue tertawa dan mengecup bibirnya.

"Ayo, kuantar kau pulang," kata Blue.

Honey mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil Blue.

Perjalanan ditempuh selama setengah jam saja. Honey turun dari mobil Blue dan Blue menemaninya ke dalam rumah sang kakek.

Blue memanggil security agar mengeluarkan barang belanjaan Honey dari mobilnya.

Mereka pun masuk ke dalam rumah.

"Apa ini, Sayang? Kau berbelanja?" tanya Marilyn pada Honey.

Honey mengangguk. "Ya, aku ingin tahu seperti apa supermarket itu dan Blue mengajakku masuk ke sana," jawab Honey senang.

"Kau terlalu banyak belanja, Sayang," kata Marilyn.

"Kata Blue, ini hanya sedikit," jawab Honey polos.

"Oh my God. Maafkan aunty, Blue. Dia pasti merepotkanmu," ucap Marilyn.

"Tidak, uangku adalah uangnya," jawab Blue singkat dan membuat Marilyn mengerutkan keningnya

Pasalnya Honey dan Blue belum menikah dan masih berstatus sebagai kekasih saja, tapi Blue sudah memberikan terlalu banyak pada Honey dan meng-claim bahwa uangnya juga milik Honey.