Di suatu hari paling terpuruk di hidup Dinda, dia bertemu dengan seorang wanita paruh baya. Wanita tua yang menawarkan banyak bantuan hanya dengan satu syarat.
"Jadilah wanita bayaran."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WB&CEO Bab 30 - Seperti Anak Kembar
Mobil yang dinaiki Dinda telah berhenti tepat di depan rumah megah milik keluarga Carter. Tapi sampai detik ini Dinda tidak tahu jika Alex dan Jia adalah pemilik Carter Kingdom, Dinda tidak tahu nama keluarga orang yang telah menabrak sekaligus jadi penolongnya. Yang dia tahu hanyalah satu nama Alex dan Jia, hanya itu saja.
"Leia, ayo turun sayang," ajak Jia, dia dan Alex sudah turun namun Aleia masih seperti bingung di dalam mobil itu, seolah ragu untuk turun.
Jia bisa memahami, bagaimanapun ini adalah tempat asing Bangi Aleia. Belum lagi nanti ketika mereka masuk pasti anak-anaknya akan banyak bertanya, belum lagi tatapan penuh tanya oleh para pelayan yang tak sengaja melihat.
"Tenanglah Leia, Tante tidak akan meningalkan kamu sendiri di dalam rumah itu nanti," terang Jia lagi, dia pun elus puncak kepala Aleia dengan sayang, memperlakukan gadis ini seperti anaknya sendiri.
Dengan sedikit ragu, akhirnya Dinda menurunkan satu kakinya, menginjak pertama kali di halaman rumah ini. Langkahnya cukup sulit, dia masih dalam keadaan yang lemah.
Jia pun bergerak cepat untuk memapah Aleia, membantunya untuk berjalan. Sementara Alex berjaga di belakang tubuh kedua wanita ini. Dia akan jadi penopang andai istrinya tak mampu lagi memapah Aleia.
Saat pertama kali mereka masuk, seorang pelayan dengan sigap mengambil kursi roda. Sebelumnya Jia telah meminta seorang pelayan untuk menyiapkan kursi roda itu. Awalnya pelayan itu bingung untuk apa, namun kini sudah dia temukan jawabannya.
Sampai di ruang tengah, kedatangan mereka langsung ditatap oleh tatapan penuh tanya dari ketiga anak Jia dan Alex yang sedang berada di rumah, mereka adalah Aleia, Arion dan Aaron.
"Leia, mereka adalah anak-anak Tante dan Om, ini Aleia, Arion dan Aaron," ucap Jia, memperkenalkan anak-anaknya.
Dinda hanya diam saja, dia pilih menurunkan pandangannya, tak berani bersitatap dengan nona dan tuan muda di rumah ini. Dinda tahu, sangat sadar diri, bahwa dia sebenarnya tak layak mendapatkan sambutan seperti ini.
Sementara itu Aleia asli menatap sang ibu, butuh penjelasan untuk ini semua. Namun Jia hanya menganggukkan kepalanya kecil sebagai sebuah isyarat, bahwa semuanya baik-baik saja. Tatapan Jia yang sendu pun mengisyaratkan bahwa anak-anaknya pun harus prihatin dengan kondisi gadis yang duduk di kursi roda ini.
"Dad, mommy akan bawa dia ke kamar nya."
"Lebih baik dia tidur di kamar Aleia saja Mom, sebentar lagi perawat akan datang untuk memeriksa kondisinya."
"Iya Mom, tidak apa tidur di kamar ku," sahut Aleia pula. Aaron dan Arion hanya diam, belum memahami situasi apa ini.
Akhirnya malam itu Dinda langsung di bawa menuju kamar Aleia, saat perawat melakukan pemeriksaan ulang. Jia dan Alex mengumpulkan anak-anaknya untuk menejelaskan apa yang terjadi.
Tentang siang tadi saat mereka mengalami kecelakaan, tentang kondisi gadis itu yang butuh penanganan, tentang gadis itu yang lupa ingatan dan tentang nama Aleia yang Jia sematkan karena dia sangat bingung mau memanggil dengan nama apa.
"Kamu tidak marah kan sayang?" tanya Jia pula, pada anak gadis semata wayangnya, Aleia.
"Tidak Mom, mungkin nanti jadi lebih bingung saja saat memanggil kami berdua," jawabnya dengan tersenyum kecil, senyum yang bisa mencairkan suara tegang ini.
"Dimana kakak mu?" tanya Alex pula, dia dah Jia memiliki 5 anak. 3 tinggal di rumah ini sementara yang Dua lebih suka tinggal di luar.
"Kak Rayden belum pulang Ma, sepertinya malam ini dia menginap di rumah uncle Niel."
"Baiklah, sebaiknya kamu lebih dulu kembali ke kamar. Mommy mohon bersikaplah yang baik dengan gadis malang itu sayang."
"Iya Mom," jawab Aleia patuh.
Sementara itu di dalam kamar, Dinda menatap sekeliling kamar ini. Kamar yang begitu luas dan diisi banyak perabot mewah. Dia hanya diam saja saat seorang perawat memasang infus ditangannya. Dinda tak merasa kesakitan sedikitpun akan hal itu.
Tatapannya yang sedang menelisik seketika terhenti saat melihat pintu kamar ini di buka oleh seseorang. Seketika Dinda menunduk, dia tak sempat melihat siapa yang masuk.
Sampai akhirnya dia lihat seorang wanita cantik duduk di tepi ranjang, dia bukanlah Tante Jia, melainkan anaknya yang bernama Aleia. Jika dilihat-lihat usia mereka tidak selisih jauh.
"Leia, jangan takut. Aku tidak akan berbuat jahat pada mu," ucap Aleia, suaranya begitu lembut persis ibunya.
Dinda pun perlahan mengangkat wajah, memberanikan diri bersitatap.
"Mommy dan Daddy sudah menceritakan semuanya pada ku, kamu jangan takut, anggaplah ini rumah mu sendiri ..."
"Kita akan seperti anak kembar kan, nama kita sama, seperti Arion dan Aaron ..."
"Kakak-kakak ku pasti akan sangat terkejut jika tahu berita ini ..."
Aleia terus bicara, ingin mencairkan suasana. Sementara Dinda tetap menutup mulutnya rapat.
"Tapi tidak, sebaiknya kamu jangan bertemu dengan kakak-kakak ku itu. Aku takut mereka akan menaruh hati padamu, kamu cantik sekali Leia, mata mu coklat," puji Leia pula.
"Tapi sepertinya mereka juga akan lama pulang. Kak Rayden sibuk sendiri dan kak Alden memutuskan tinggal sendiri."
Deg!
Alden?
terimakasih atas bacaannya yg bagus thorr.
terus semangat berkarya thor...