NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Menyelamatkan Sofia

"Benjamin de La Cruz lepaskan dia atau kau mati!," Suara Lukas menggelegar bersamaan dengan suara dobrakan pintu.

Benjamin yang hampir berhasil menggagahi Sofia terpaksa harus menahan nafsunya berhadapan dengan pistol yang di arahkan Lukas ke arahnya.

Benjamin memberi kode kepada dua pria lainnya. Tanpa takut, mereka maju menyerang Lukas dengan tangan kosong. Mereka berkelahi dua lawan satu. Mereka lupa julukan Lukas adalah El-Silencio . Lukas dikenal dengan kecepatan tangannya yang bisa membunuh tanpa terdengar suara atau hening. Meskipun seorang pria berbadan lebih besar dari Lukas ,tapi Lukas dengan mudah menumbangkannya. Pukulan telak di dada pria besar itu mengakhiri pergulatan mereka bertiga. Lukas kembali mengeluarkan pistolnya.

Benjamin sudah menodongkan pistol ke kepala Sofia.

"Armando ditakdirkan mati di tangan Rafael. Dan kini Sofia, ditakdirkan mati di tanganku," ucap Benjamin sambil menyeringai, "Buang pistol mu atau aku tidak bisa menunggu lagi untuk..," Benjamin sudah bersiap menembak Sofia. Sofia memejamkan matanya. Lukas refleks melemparkan pistolnya.

"Kalau kau berani, hadapi aku dengan tangan kosong. Kalau aku kalah, kau boleh membunuh kami berdua," ujar Lukas.

"Hahaha, kau pikir aku bodoh? Aku tidak sebodoh Armando yang mau diajak bertanding tanpa senjata oleh Rafael. Adikmu sudah di tanganku, untuk apa aku berkelahi dengan mu lagi, hahahaha,"

Brukkk!! Dinding di belakang Benjamin rubuh membuat Benjamin dan Sofia terkejut dan terhuyung ke depan sehingga Benjamin melepas tangannya dari Sofia. Dengan cepat Sofia berlari ke arah Lukas. Lukas berlari ke arah Sofia, memeluk tubuh adiknya dan menjatuhkan diri mereka berdua ke tanah tepat saat peluru dari senjata Benjamin melesat ke arah mereka berdua.

Doorrr!! Suara tembakan terdengar.

"Aakkh," Benjamin berteriak. Peluru tepat mengenai punggung kirinya.

Dia terjatuh dalam keadaan berlutut. Pistol di tangannya terjatuh.

Lukas yang melihat itu segera membuka kemejanya. Mengikat kemeja di pinggang Sofia sebagai ganti celananya yang sudah dibuka oleh Benjamin.

Lukas dengan bertelanjang dada maju ke depan Benjamin yang masih berlutut menahan sakit. Lukas menendang pistol Benjamin.

Prakk! Lukas menampar Benjamin dengan keras hingga gigi palsu emasnya terlepas. Mulutnya berdarah.

Sementara itu Damon dan beberapa orang muncul dari belakang gubuk. Mereka yang merobohkan dinding belakang tadi.

"Nyali mu terlalu besar untuk mencelakakan keluargaku," prakkk Lukas memberi tamparan lagi. Kali ini lebih keras. Darah keluar lebih banyak dari mulut Benjamin.

Dengan amarahnya yang besar, Lukas memberi tendangan kaki kirinya ke wajah Benjamin hingga Benjamin tersungkur tak sadarkan diri dengan darah segar dimuntahkan dari mulut, hidung, dan telinganya. Sofia membuang wajahnya melihat itu.

Lukas membuang napasnya dengan kasar,

"Bereskan dia Damon. Patahkan kaki kirinya sebagai peringatan keras pada keluarga de La Cruz dan sebagai pengingat hari ini dia telah melecehkan adikku,"

Damon dan para pengawal segera bergerak. Mereka membawa tubuh Benjamin agak jauh dari gubuk dan berakhir dengan teriakan kuat Benjamin.

Lukas mendekati Sofia dan memeluknya. Tangis Sofia pecah. Dia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan kakaknya. Bahunya berguncang. Lukas memeluk erat adiknya itu. Lukas segera menggendong Sofia membawanya ke mobilnya. Dia tidak lagi kembali ke rombongan Sofia yang sedari tadi menunggu mereka di tempat yang sudah ditentukan Lukas. Dia tidak ingin mereka melihat Sofia dalam keadaan hampir telanjang seperti itu.

Sofia sudah pingsan dalam gendongan Lukas. Lukas segera menjalankan mobilnya menuju rumah sakit di Manila.

Dalam perjalanan, dia mengambil hp nya, menekan kontak yang ada di sana.

"Halo Lukas, apa kamu baik-baik saja?," suara Ivy terdengar khawatir.

"Aku selamat. Sofia juga selamat. Tapi Sofia mengalami luka berat. Aku akan membawanya ke rumah sakit kebetulan dekat dengan hotel mu,"

"Baik, aku akan menunggu di rumah sakit saja. Kamu hati-hati di jalan,"

Ivy mengakhiri panggilannya dan menghubungi nyonya Christina.

"Ibu, Lukas dan Sofia dalam perjalanan menuju rumah sakit di Manila," kata Ivy begitu terhubung.

"Syukurlah," suara Nyonya Christina bergetar, "Aku sudah dekat dengan Manila, aku langsung ke rumah sakit saja. Kita bertemu di sana,"

"Baik, Ibu,"

**

Ivy memilih berjalan kaki ke rumah sakit yang berjarak hanya tigaenit jalan kaki dari hotel tempat dia menginap. Ivy langsung menuju pintu UGD. Tak berapa lama, mobil Nyonya Christina berhenti di depan pintu UGD. Beberapa pengawal lebih dulu turun dari mobil. Lalu pintu belakang terbuka dan Nyonya Christina turun sambil merapikan syal tebalnya.

"Ibu," Ivy menghampiri Nyonya Christina dan memeluknya. Mereka saling berpelukan.

"Aku salah mengizinkan dia ikut camping itu, Ivy," wajah Nyonya Christina dipenuhi penyesalan.

"Tidak ada yang salah, Ibu. Mungkin sudah ditakdirkan Sofia mengalami hal ini tapi syukurlah keadaannya selamat,"

Mereka berdua kembali berpelukan.

Tak berapa lama, Ferrari merah yang mereka tunggu-tunggu akhirnya berhenti di depan UGD.

"Lukas.. Ibu, Lukas sudah tiba," Mereka berdua yang tadi duduk di kursi tunggu segera beranjak dan mendekati mobil Lukas.

Lukas segera keluar dengan bertelanjang dada karena kemejanya dipakai menutupi bagian bawah Sofia. Dia menuju ke pintu belakang, sementara tandu sudah disiapkan oleh beberapa perawat. Lukas menggendong Sofia memindahkannya ke tandu.

"Putriku...," Nyonya Christina menatap putrinya yang pingsan. Dia ingin memeluknya tapi perawat segera membawa tandu ke dalam untuk memberi tindakan.

Nyonya Christina segera mendekat ke Lukas,

"Lukas, kamu tidak apa-apa?," dia memeriksa tubuh Lukas.

"Aku tidak apa-apa, Ibu," Lukas mengusap pundak ibunya untuk menenangkan.

"Siapa pelakunya, Lukas?," tanya Nyonya Christina

"Benjamin de La Cruz," jawab Lukas

Raut wajah Nyonya Christina langsung berubah. Air mukanya menggambarkan amarah yang sangat besar. Dia segera mengambil hp nya dan menjauh. Sepertinya dia ingin menelpon seseorang.

Melihat Nyonya Christina sudah menjauh, Ivy segera menghampiri Lukas. Dia berdiri sejenak di hadapan Lukas dengan mata berkaca-kaca. Dalam hitungan detik, Ivy segera menyambar Lukas dengan pelukan dan tangisan.

Lukas yang antara terkejut dan bahagia dipeluk Ivy, mengusap punggung Ivy.

"Kenapa menangis?,"

"Aku takut kalau terjadi apa-apa padamu. Aku takut kamu bernasib sama seperti Rafael," ucap Ivy sambil terisak dengan wajah terbenam di dada bidang Lukas.

mendengar itu, hati Lukas terenyuh. Dia membalas pelukan Ivy.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!