Terpikat Pesona Gadis Lugu

Seperti yang sudah di janjikan, Mawar pergi bertemu dengan teman nya untuk menemui seseorang yang bisa membantu perusahaan papa nya.

Mawar melihat lihat tempat yang mereka datangi, seperti tempat seorang pembunuh. Tempat ini sangat sepi dan seram.

"Kamu yakin ini tempat nya?" tanya Mawar pada teman nya, ia mulai sedikit ragu.

Gadis itu berhenti, ia menatap Mawar sinis.

"Jika kau ragu, maka pulang lah" usirnya

"Bukan begitu" sela Mawar melemah.

"Jika kau yakin maka diam saja dan ikuti aku"

Gadis itu kembali melangkah kan kakinya, hingga mereka tiba di depan sebuah ruangan.

Tempat ini seperti gedung tua yang terdapat berbagai ruangan. Ketika memasukinya barulah terdengar ada keramaian. Ada berbagai suara manusia yang tengah tertawa dan bahkan terdengar suara menjijikan seperti seorang gadis yang tengah mendesah dan terdengar suara pria yang bersorak.

Hati Mawar semakin kacau, ia semakin merasa khawatir. Ketempat apa sebenarnya teman nya ini membawanya.

Tuk!!! Tuk!!!

Gadis itu mengetuk pintu salah satu kamar. Ia berdiri di depan Mawar.

Beberapa kali di ketuk, akhirnya pintu itu terbuka juga. Mawar sempat kaget, melihat beberapa wanita dengan pakaian **** keluar dari kamar itu.

"Masuk!!" terdengar suara berat dari dalam sana.

"Ayo " ajak gadis itu menarik tangan Mawar. Dengan ragu Mawar akhirnya masuk ke dalam sana.

"Mr Bein" sapa teman Mawar.

Pria yang di sapa Mr Bein itu tersenyum, ia mengenakan boxer pendek yang ia ambil dari lantai.

"Tempat apa ini!!" batin Mawar. Ia mulai risih, apalagi pria tua yang hampir sebaya dengan papa nya menatap nya seakan ingin menelanjanginya.

"Kau membawa gadis cantik De" ujar Mr Bein pada Dea, teman Mawar.

Gadis itu tersenyum senang, akhirnya Mr Bein memujinya. Tanpa rasa malu dan geli, gadis itu memeluk pria yang setengah telanjang itu dan membiarkan pria itu menjamah seluruh tubuhnya.

Mawar terkejut, ia mulai berpikir apa sebenarnya yang Dea maksud. Membawa dirinya ketempat seperti ini. Apa ini ?? sebenarnya dia di mana.

Setelah puas mencubui Dea, Mr Bein melepasnya, lalu menatap Mawar.

"Kemarilah" panggil Mr Bein pada Mawar. Namun gadis itu tak bergeming, ia tetap berdiri di tempatnya.

"Dea, apa kamu sudah menjelaskan pada gadis ini?" ucap Mr Bein.

"Sudah Mr. Saya sudah mengatakan padanya!" jawab Dea. Ia melangkah mendekati Mawar.

"Seperti yang ku katakan kemarin, kau harus menurut dengan nya!"

"Tapi Dea, aku tidak berpikir harus memberikan tubuh ku" bantah Mawar.

Dea tertawa kecil, ia menatap Mawar rendah.

"Jangan munafik Mawar, dari pada kau memberikan tubuh mu pada pria hidung belang yang tidak memberi mu uang, lebih baik kau memberikan pada Mr Bein. Dia akan memberi mu banyak uang jika kau mampu menyenangkan hatinya" bisik Dea penuh penekanan. Lalu, Dea sedikit mendorong tubuh Mawar agar berjalan mendekati Mr Bein.

"Kau sudah tahu tugas mu kan?" tanya Mr Bein tersenyum penuh gairah, tubuh Mawar terlihat segar di matanya.

"Maaf tuan tapi..."

"Kau tenang saja, Dea sudah menceritakan semuanya pada ku semalam. Soal perusahaan papa mu akan aku bantu, dan semua kebutuhan mu akan aku penuhi. Asal kau memuaskan aku setiap aku mau"potong Mr Bein.

Mawar terdiam, ia menatap Dea sebentar untuk mempertimbangkan semua.

"Terserah pada mu Mawar, aku pergi dulu" Dea kembali mendekati Mr Bein dan memberikan kecupan pada bibir tebal pria itu. Lalu ia pergi keluar dari ruangan itu meninggalkan Mawar berdua saja dengan pria ini.

Mawar masih terdiam, ia tersentak ketika Mr Bein menariknya naik ke atas ranjang.

"Ayo sayang, kita mulai masa training mu. Aku sengaja tidak memakai wanita lain hanya untuk menunggu permainan mu"ucap Mr Bein vulgar.

"Maaf tuan, tapi saya" Mawar masih meragu.

"Kau wanita jal*Ng, kenapa ragu? aku tahu semua yang pernah kau lakukan. Jadi, tidak perlu ragu lagi. Milik ku akan memuaskan mu" Mr Bein langsung melancarkan aksinya. Ia sudah tidak tahan lagi untuk menikmati Mawar.

Awalnya Mawar berontak, namun Mr Bein benar benar ahli membuat wanita wanita mabuk kepayang.

"Ahh..." desah Mawar tanpa sadar, membuat pria itu tersenyum mengejek.

"Menolak tapi kau menikmati, dasar jal*Ng" cibir Mr Bein memaki Mawar.

Ingin rasanya gadis itu menampar pria ini, namun kenikmatan dan janji yang pria ini berikan sungguh Mawar butuhkan. Akhirnya ia pasrah dan menerima nya saja.

...----------------...

Raisa berjalan menelusuri bibir pantai, ia merasa heran dengan dirinya ketika bersama dengan Yoga.

Setiap malam Raisa harus berolahraga jantung saat Yoga tidur sembari memeluk dirinya. Sangat sulit bagi gadis itu untuk memejamkan mata jika pria itu sudah ada di sisinya.

"Kenapa kau selalu berdetak cepat saat bersama nya huh??" tanya Raisa pada jantung nya, ia seperti orang gila yang berbicara dengan organ tubuh nya sendiri.

"Tapi, dia sangat tampan. Nyaman, bagaimana mungkin aku bisa merasakan hal aneh seperti ini"

Raisa berhenti, ia berjongkok menghadap ke laut. Sinar jingga yang di tunjukkan oleh matahari yang hendak terbenam membuat seluruh pantai seperti berwarna jingga.

Desiran air laut yang di dorong ombak mengenai sepatu Raisa, bukan nya beranjak gadis itu malah membiarkan nya saja.

Hari ini dia berhasil kabur dari beberapa pengawal yang biasa mengawasi nya. Entah lah, Raisa merasa membutuhkan waktu sendiri, ia harus menenangkan dirinya sendiri.

"Heh, gadis sial!"

Raisa tersentak, ia langsung berdiri ketika mendengar bentakan dari seseorang.

Gladies berdiri di depan Raisa, matanya menatap tajam gadis itu.

"Kamu lagi" gumam Raisa mulai jengah bertemu dengan wanita yang terus menerus mencari masalah dengan nya.

"Aku sudah memperingatkan kamu!!! jangan mendekati Yoga lagi!!!"

"Apa urusannya dengan mu? kau siapa hm" balas Raisa tidak takut. Mungkin kemarin ia lemah, karena ada Yaisya bersama gadis itu. Tapi sekarang, Raisa tidak akan takut pada Gladies.

"Berani sekali kau yah!!! aku akan membuat kau menyesal sudah berani menantang ku!!" Gladies melangkah mendekati Raisa, lalu menarik rambut gadis itu sangat keras.

"Rambut ku!!!" teriak Raisa tidak mau kalah, ia menarik rambut Gladies kuat dan juga mencekik lehernya.

Gladies tercekat, namun karena dirinya sedikit lebih tinggi dari Raisa, membuat diri nya dengan mudah melepaskan tangan Raisa dari lehernya, lalu membalikkan tubuh Raisa sehingga gadis itu tidak bisa menjangkaunya.

"Sialan!!!" teriak Raisa, ia berusaha mencoba menggapai tubuh Gladies namun tidak bisa.

Gladies tersenyum menang, ia mendorong tubuh Raisa masuk ke dalam air laut.

"Aku akan membunuh mu kali ini!!!"bisik Gladies.

Raisa meronta ketika Gladies terus menyeretnya ke dalam laut, dirinya tidak bisa berenang.

"Tidak semudah itu!!" teriak Raisa, ia menarik tangan Gladies yang ada di kepalanya, lalu menggigitnya kuat.

"Akkkk!!!!!!" pekik Gladies kesakitan.

"Kau pikir semudah itu ingin membunuh ku????" Raisa menggunakan kesempatan saat Gladies sibuk mengusap tangannya.

Secepat kilat Raisa mendorong tubuh Gladies hingga gadis itu masuk ke dalam air. Ia melirik cctv, jika gadis ini memutar fakta, maka cctv akan menjadi bukti nya.

Cctv terletak di salah satu dahan pohon kepala. Raisa yakin cctv itu mampu merekam kejadian ini.

Suasana pantai juga terlihat sangat sepi. Meskipun ada beberapa orang di sekitar sini, maka mereka hanya akan cuek pada mereka.

"Makan tuh air laut!!!" ucap Raisa pada Gladies yang terlihat seperti orang kesakitan. Namun Raisa tidak peduli, ia malah berbalik pergi.

Tinggallah Gladies yang sedikit ke susahan berdiri karena kedalaman air laut mencapai lutut nya. Ia yang berniat ingin membenamkan Raisa, malah dirinya yang terbenam.

"Akhhhhhh!!!!!!!!!!" pekik Gladies mengerang kuat, ia merasakan sakit yang sangat teramat menghinggapi kaki dan telapak tangannya.

Seperti nya Gladies terkena bulu babi laut. Terlihat dari telapak tangan nya yang ada bintik bintik hitam seperti duri.

"Tolong!!!!! Tolong!!!!" teriak Gladies mengerang kesakitan.

Tak lama kemudian, ada beberapa orang menghampiri Gladies dan membantu gadis itu keluar dari air.

Dari kejauhan Raisa tersenyum miring. "Beruntung aku masih memiliki rasa kasihan, kau bisa selamat"

Ternyata Raisa telah memanggil seseorang untuk menyelamatkan Gladies.