"Apa kau ingat? Saat SMA dan kuliah dulu, kau terus membuliku. Jadi sekarang, rasakan balas dendamku, wahai istriku!" Ucap Angkasa pada Leora.
'Angkasa, kau tidak tahu saja, kalau dendammu mengarah pada orang yang salah. Sayang sekali kau tidak akan percaya kalau aku menjelaskannya.' Gumam Leora memandangi Angkasa sambil menahan isakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31. Surat dari Angkasa
"hikss, hiks,, huhu,, hikss" Gina terus menangis saat ia dan Leora mengantar kepergian dua pria itu ke bandara.
"Nyonya, tolong jaga dia!" Teriak Anggara yang sudah berjalan bersama Angkasa ke arah security check.
"Aku akan menjaganya." Jawab Leora sambil melambai tangan dengan tangan yang lain merangkul Gina yang masih menangis.
Sementara Angkasa yang berjalan di depan Anggara hanya menoleh sesaat sebelum melanjutkan perjalanannya.
Setelah kedua orang itu menghilang dari pandangannya, Leora berbalik menatap Gina yang masih menangis.
"Ada apa? Mengapa begitu berat?" Tanya Leora.
"Huhu,, bagaimana ini? Dia meninggalkanku bersama calon anak kami." Isak Gina di pelukan Leora.
"Dia akan kembali." Jawab Leora yang kini menduga bahwa Gina sedang dipengaruhi oleh hormon kehamilannya hingga ia begitu tidak tega melepaskan Anggara.
"Tapi kapan? Dia bilang waktu kepulangannya belum pasti." Lagi Isak Gina.
'Jelas saja belum pasti, mereka kan baru berangkat,' Gumam Leora merasa lucu dengan perempuan yang sedang memeluknya.
"Sudah, kau tidak sendirian menunggu, kita menunggu bertiga. Mau pergi bersenang-senang untuk melupakan kesedihan kita?" Tanya Leora membuat Gina terdiam di tempatnya.
Jiwa dokternya langsung menguasainya saat melihat seorang pasien di depannya hendak kabur lebih lama dari rumah sakit.
"Tidak! Kita kembali ke rumah sakit sekarang.
Aku tidak mau dicap sebagai dokter yang buruk karena membiarkan seorang pasien meninggalkan rumah sakit sampai larut malam." Ucap Gina mulai menarik tangan Leora supaya mereka segera keluar dari bandara.
"Ahh, baik Dok!" Jawab Leora bersemangat.
'Astaga, dimana semua air mata yang baru saja membasahi pipinya? Orang hamil benar-benar aneh,' pikir Leora sambil melangkahkan kakinya.
Setelah tiba di rumah sakit, Leora langsung dibantu Gina untuk berbaring di tempat tidur.
Perempuan itu sudah tidak terlihat sebagai seorang perempuan yang baru saja menangis karena ditinggal pergi oleh suaminya.
"Selamat tidur." Ucap Gina mematikan lampu kamar Leora.
"Selamat tidur juga Dok. Selamat mimpi indah." Ucap Gina sebelum tatapannya kembali melihat langit-langit.
"Ada apa denganku? Tadi di bandara aku baik-baik saja melihat pria itu pergi.
Tapi sekarang, menyadari kalau pria itu benar-benar pergi, mengapa aku jadi ingin menangis seperti Gina?" Ucap Leora sebelum dia membungkus dirinya dengan selimut dan terisak kecil.
...
"Nya?! Nyonya ada paket di sini!" Teriak Bibi Kira sambil menghampiri Leora yang sedang berenang di belakang rumah.
"Dari siapa Bi?" Tanya Leora sambil mengeringkan tubuhnya dengan sebuah handuk putih.
"Ini Nya,, dari XX?" Ucap Bibi Kira kebingungan.
"XX?" Tanya Leora sambil mendekat pada Bibi Kira.
Leora sudah mengulurkan tangannya untuk mengambil paket itu, tapi Bibi Kira langsung berlari menjauhi Leora.
"Bibi kenapa?" Tanya Leora kebingungan.
"Saya melihat di film-film, biasanya paket yang berisi bom diberi label dengan huruf X." Ucap Bibi kira yang sudah berada di ujung kolam renang sambil membuka paket itu.
"Kalau Bibi berpikir isinya adalah Bom, mengapa Bibi melarikannya dan membukanya di situ?" Tanya Leora kebingungan.
"Ya Nyonya, kan kalau saya yang terkena bom, saya cuma sebatang kara. Tidak ada yang akan bersedih, kalau nyonya? Tuan bisa jadi gila!" Ucap Bibi kira masih terus membuka paket itu.
"Alla Bibi, trus anak Bibi di rumah sakit gimana?" Ucap Leora mendekati Bibi kira.
"Ehh, tenang ajah Nya, isi paketnya cuma surat kok." Ucap Bibi Kira mengambil sebuah amplop dari dalam kotak lalu memberikannya pada Leora.
"Bibi ini kebanyakan nonton film, jadinya banyak ngayal." Ucap Leora membuka amplop berisi sebuah surat.
"Hehe, maaf Nya, namanya juga hobby!" Ucap Bibi Kira meninggalkan Leora yang sedang fokus pada isi amplopnya.
Setelah mendapatkan surat dari amplop itu, Leora membacanya.
"Kepada Istriku, Leora.
Aku dengar, berkomunikasi melalui surat adalah salah satu keromantisan sebuah pasangan, jadi aku berpikir menghubungimu lewat surat.
Aku menulis surat ini ketika aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu. Aku merindukanmu setiap malam.
Sudah 1 bulan lebih Aku tidak pernah mengabarimu, maaf, terlalu banyak urusan yang menyita banyak waktu.
Yang jelas, aku sangat merindukanmu.
Aku akan pulang Minggu depan. Sampai bertemu di rumah.
Dari Angkasa, suami yang selalu merindukanmu." Ucap Leora membaca suratnya.
"Hmm,, dia berubah menjadi romantis." Komentar Leora sebelum melipat kembali surat itu dengan air mata menetes.
Namun saat ia akan memasukkannya kembali ke amplop, Leona terkejut meraba sesuatu yang keras di dalam amplop itu.
Ia lalu mengeluarkannya dan melihat sebuah cincin berlian yang berkilau.
"Dia memberiku cincin." Ucap Leora memakai cincin itu dengan air mata sudah membanjiri pipinya.
"Hah, aku juga merindukannya." Lagi kata Leora memandangi cincinnya.
"Nya, ini minuman Nyonya." Ucap Bibi Kira yang baru saja datang membawa nampan berisi minuman dan cemilan.
Leora langsung membelakangi Bibi Kira dan menghapus air matanya sampai bersih. Setelah itu, ia berbalik melihat Bibi kira.
"Bi, liat deh." Leora memperlihatkan cincinnya pada Bibi Kira.
"Wahh, itu dari Tuan Nya? Bagus sekali!" Ucap Bibi Kira merasa kagum.
"Hmm, dan kabar bagus lainnya, dia akan kembali minggu depan." Lagi kata Leora.
"Syukurlah. Nyonya tidak akan kesepian lagi." Kata Bibi Kira turut senang.
"Iya Bi," jawab 5leora sambil tersenyum lalu ia meneguk segelas jus yang dibawakan oleh Bibi kira.
"Oya Nya, rencana Nyonya untuk kembali menjadi model bagaimana?" Tanya Bibi Kira yang sudah menantikan Leora menjadi orang yang terkenal melebihi Liona.
"Audisinya besok Bi, di Dunia Hiburan." Jawab Leora yang masih terfocus pada cincin di jarinya.
"Lah Nya, kok malah di Dunia Hiburan? Kenapa tidak di Angkasa Raya saja? Kan perusahaannya Tuan." Ucap Bibi Kira.
"Tidak Bi, Angkasa Raya adalah perusahaan yang sangat besar, persaingan di sana sangat ketat." Jawab Leora membuat Bibi Kira kebingungan.
"Memangnya kalau persaingannya ketat Nyonya saya tidak bakal menang? Semua yang ada di sana pasti langsung tersingkir kalau Nyonya pergi ke sana." Ucap Bibi Kira mengundang tawa Leora.
"Haha, Bibi bisa ajah, aku belum mau mengusik Liona yang sudah berada di sana sebagai Ratu model.
Aku akan memulai dari perusahaan kecil saja. Lagipula, jika aku di Angkasa Raya, Angkasa pasti tidak akan menutup matanya dan akan selalu melakukan sesuatu di belakangku.
Aku mau berdiri diatas kaki ku sendiri, bukan mengharapkan bantuan orang lain." Ucap Leora.
"Begituya Nya. Padahal kalau Bibi jadi Nyonya, Bibi tidak akan repot-repot memulai dari bawah.
Apalagi kalau punya pendukung seperti Tuan Angkasa." Ucap Bibi Kira kembali membuat Leora terkikik.
Sementara itu, di sebuah tempat di dunia hiburan, salah satu petinggi sedang memperhatikan foto Leora.
"Apa ini salah satu peserta audisi?" Tanya pria itu.
"Ya, wajahnya sedikit mirip seperti model internasional Leora. Dia adalah adik kembar Leora yang baru saja mengalami kecelakaan dan terpaksa menjalani operasi plastik karena luka bakar yang ia derita. Bagaimana menurut Tuan?" Tanya seorang bawahan.
"Hm,, meski mereka hanya sedikit mirip, aku melihat gadis ini jauh lebih memukau. Peristiwa tragis yang menimpanya bisa mengangkatnya lebih populer dan menutupi rumor tentang wajahnya yang merupakan hasil operasi plastik. Perhatikan dia besok."
"Baik Tuan."
Interaksi Dengan Pembaca.
Haha, otor ngakak banget pas baca komen ini. makasih ya,, sudah mau menceritakan pengalaman ngakaknya hingga sangat menghibur.
Semoga gak ada lagi yang bernasib sama kek kak Shelvi ya.....
keras berbagai macam gaya
kau bahagia dengan angkasa bapak mu menghancurkan leluargamu
bapaknya sendiri memasukkan baby sugar di dalam rumahnya.
dan saking pintarnya istrinya percaya aja kalau Luna jalang itu adalah anak angkat Bambang tua bangke.
kurasa hanya Leora yang waras
dan ibunya terlalu polos mau aja di begoin sama suaminya
bagaimana dengan istrinya
anggara yg mnderita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
tpi kli like ttp ku tekan.
semngat n sukses selalu
krya2 nya bnr2 bagus.sampe berniat ttus baca tiap judul2 nya