Warning terdapat beberapa part area 21+ Harap bijak.
*Sekuel dari cerita MENIKAHI IBU SUSU BABY ZAFA.
Velia Agatha Hartanto (23) Putri seorang konglomerat. Hidupnya sejak kecil bergelimang harta. Semua keinginannya selalu dituruti oleh orang tuanya. Ia begitu dimanja. Namun bukan berarti dia gadis yang sangat manja. Justru gadis itu ratunya pembuat onar.
Rian Al Fares (33) seorang duda beranak satu yang selalu tampil menawan. Diusianya yang sudah berkepala tiga tak membuat dia ingin melepas status duda yang di sandangnya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan Velia si gadis aneh versi pengamatan Rian.
Akankah bisa tumbuh benih-benih cinta di hati keduanya. Simak terus kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31. Kenapa Bisa Jatuh?
*******
Velia mengedarkan pandangannya, Mansion Rian begitu megah, ada sekitar 15 pelayan di mansionnya.
"Selamat sore tuan dan nyonya." Sapa kepala pelayan di mansion itu.
"Selamat sore .." Jawab Velia sedikit menundukkan kepalanya tanda penghormatan. Kepala pelayan itu sedikit terkejut dengan kesopanan Velia.
"Saya Heni, Kepala pelayan disini." Ujar wanita paruh baya itu memperkenalkan diri.
"Saya Velia .. Ibu bisa panggil saya Veli." Jawab Velia sambil tersenyum, Rian tersenyum samar saat melihat kepala pelayan itu sedikit kaget dengan keramahan Velia.
"Tolong siapkan makan malam untuk kami." Ujar Rian meninggalkan ruang tengah menuju kamar utama.
"Baik tuan .." Heni menunduk lalu undur diri dari sana.
Velia terus menatap ruangan demi ruangan di mansion itu. Rian mengajak Velia menaiki lift untuk mempersingkat waktu naik ke lantai atas.
Rian membawa masuk Veli ke kamarnya. Kamar yang terlihat begitu mewah dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Kamar itu bisa dipastikan luasnya 2x luas kamar Veli. Rian menutup pintu dan menguncinya.
Ia mendekat kearah Veli, dan memeluk tubuh Veli dari belakang. Menghirup aroma tubuh yang menjadi candunya, dan menggigit kecil bahu Velia yang terbuka. Karena wanita itu memakai atasan Sabrina.
"Aku merindukan pergulatan panas kita." Bisik Rian. Perlahan Rian mendorong tubuh Velia hingga Veli jatuh terlentang di atas kasur.
Wajah Velia memerah, mendengar kata-kata Rian yang terlalu Pulgar.
Rian menatap Velia dengan tatapan mata lapar. Bibirnya memagut bibir tipis Velia hingga Velia mulai melenguh saat jemari Rian melepas satu per satu kain yang melekat ditubuh Veli. Begitupun tangan Veli, yang dengan sigap membantu Rian melepaskan kain yang membalut tubuhnya yang atletis.
Sore itu untuk yang pertama kalinya mereka memadu kasih di mansion utama Rian. Istana yang sesungguhnya.
Veli terlelap setelah pertempuran panas itu dimenangkan oleh Rian. Veli sampai terus merengek pada Rian untuk menghentikan aktivitas mereka karena terlalu lelah.
Rian menatap Wajah Velia yang tampak lelah, ia membelai anak rambut yang menutupi wajah istrinya, lalu perlahan mengecup kening Veli. Rian bangkit dari ranjangnya masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah 15 menit berlalu, Rian keluar dengan wajah yang lebih fresh dan tampak sangat tampan. Ia mengambil baju santainya dan membawa ponselnya ke ruang kerja yang ada di kamar itu.
Rian menghubungi Diego terkait wanita yang berniat berbuat jahat pada Dian. Dan ternyata Diego sudah memberikan hukuman yang menyenangkan untuk wanita malam itu.
"Lakukan dengan rapi, jangan sampai meninggalkan jejak sedikitpun." Ujar Rian.
.
.
.
Veli mengeliat, tangannya mencari kehangatan yang beberapa saat lalu mengungkung dirinya.
Dia membuka mata saat tak mendapati Rian ada di sebelahnya. Velia bangun dan meraih bathrobe di samping ranjangnya.
Dengan langkah lunglai masih setengah mengantuk, Velia mencari Rian. Namun karena mata Velia terpejam, ia justru tersandung kaki meja yang ada di dekat kamar mandi.
DUGH ..
"Aww .. sshhh" Pekik Velia langsung terduduk. Sudut matanya meneteskan air mata karena rasa perih yang mendera kakinya.
Rian yang mendengar isterinya memekik langsung berjalan tergesa keluar dari ruang kerjanya. Ia melihat Velia terduduk di lantai meringis memegang kakinya.
Ia segera menghampiri Velia dan menyambar tubuh istrinya untuk di naikkan diatas ranjang.
"Kenapa bisa jatuh?" --- Wajah Rian begitu cemas Melihat darah yang menetes di kaki istrinya itu.
"Kakiku terbentur meja .. sshh aaw sakit sekali." Rian melipat bibirnya kedalam ia berusaha tidak meledakkan tawanya. Istrinya benar-benar menggemaskan sekali, dia sangat ceroboh rupanya.
Velia melirik kesal ke arah Rian. "Apa kau berniat diam saja tak mengobati kakiku?" ketus Velia. Rian segera mengambil kotak P3K dan mulai mengobati kaki Veli.
"Kenapa kau marah padaku?"
"Ini semua gara-gara kamu. Kalo kamu tidak meninggalkan aku sendirian ini tidak akan terjadi." Ujar Veli kesal. Namun Rian justru menipiskan bibirnya tersenyum.
"Kau kehilangan kehangatan tubuhku?" ujar Rian masih dengan terus mengobati jemari kaki Veli yang terluka.
Namun bukannya menjawab Velia justru membuang mukanya malu. Rian tersenyum senang. Entah mengapa sejak mengenal gadis ini Rian sering sekali tersenyum.
"Maafkan aku, lain kali aku tidak akan meninggalkanmu lagi." Bisik Rian seraya memagut bibir Velia. Dirinya sudah tak tahan menahan hasrat yang sejak tiba-tiba menyeruak, saat melihat posisi Velia. Apalagi bathrobe tanpa penutup lain hingga belahan Velia terpampang jelas di depan mata.
Dengan nafas memburu Rian kembali menyatukan tubuhnya, tubuh Velia benar-benar seperti ekst*si yang menimbulkan efek memenangkan dan candu yang luar biasa.
Suara jeritan dan lenguhan Velia terdengar bersahutan seiring ******* Rian.
Keduanya terkulai lemas setelah mendapatkan pelepasannya.
.
.
.
"Oma, papi dan mami kenapa tidak pulang?" tanya Zafrina, sejak tadi dia menunggu kepulangan Rian dan Veli namun tak kunjung nampak padahal sejak tadi dirinya terus menguap karena mengantuk.
"Ina tidur dulu saja. Nanti kalo papi sama mami pulang, baru Oma panggil." Ujar Santika memberi ide. Namun gadis kecil itu menggeleng. Ia memilih bersandar di sofa tapi lama kelamaan gadis kecil itu terpejam.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
selamat pagi dan selamat beraktifitas kak author moga sehat selalu