Aurora Felicia atau biasa dipanggil dengan Cia. Gadis manis dan polos berusia 16 tahun yang hidupnya tiba-tiba berubah setelah bertemu dengan keluarga kandungnya.
Cia yang biasanya hidup susah tiba-tiba menjadi anak dan cucu kesayangan keluarga kaya raya. Bahkan Cia juga memiliki tiga orang kakak yang sangat posesif padanya.
Bagaimana Cia menghadapi keluarga yang ternyata sangat posesif padanya?.
Dan bagaimana bisa Cia terpisah dari keluarga kandungnya?.
ikuti terus kelanjutan ceritanya ya 🤗 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Dokter yang akan memberikan penyuluhan di sekolah Cia sudah datang. Para murid yang melihat dokter tersebut langsung berteriak heboh. Apalagi saat melihat wajah tampan dokter tersebut.
Begitu juga dengan Susan dan kedua temannya. Mereka langsung berdandan untuk menarik perhatian dokter tersebut.
"Ya ampun ganteng banget" ucap Tania.
"Iya ih, emang ya orang kota itu ganteng-ganteng. Mana wangi banget lagi" ucap Mila.
"Baiklah murid-murid, harap tenang. Hari ini sekolah kita kedatangan seorang dokter muda yang sangat hebat. Dia akan memberikan penyuluhan tentang kesehatan".
"Jadi bapak harap kalian bisa memperhatikan dengan baik" ucap sang kepala sekolah.
"Baik pak" jawab pada murid dengan kompak.
"Silahkan dokter Sagara" ucap sang kepala sekolah.
Iya dokter muda yang akan melakukan penyuluhan adalah Sagara Smith. Putra kedua dari pasangan James Smith dan Aletta smith.
Sagara baru berusia 23 tahun. Tapi dengan kecerdasannya dirinya sudah menjadi seorang dokter yang sangat hebat.
"Hallo semua. Perkenalan nama saya dokter Sagara. Kalian bisa memanggil saya dokter Gara".
"Hari ini saya akan memberikan penyuluhan tentang pentingnya hidup sehat. Jika ada yang ingin kalian tanyakan silahkan saja" ucap Gara.
Mendengar ucapan Sagara, para murid langsung berebut mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan.
"Saya dok, saya mau tanya".
"Gak bisa, aku duluan".
"Aku duluan".
Suasana langsung heboh karena banyak murid yang ingin bertanya.
"Tenang semuanya, harap tertib" ucap Rendy selaku penanggung jawab acara hari ini.
"Baiklah, baiklah. Saya senang karena kalian semua antusias. Tapi sebelum saya memulai penyuluhan hari ini saya ingin menunjuk satu murid sebagai perwakilan".
"Emmm saya akan meminta murid yang duduk di bangku paling belakang. Iya murid yang di kuncir dua itu, boleh maju kedepan" pinta Sagara.
Semua orang langsung melihat kearah murid yang dokter Gara tunjuk.
Rendy yang melihat kalau Cia lah yang ditunjuk langsung memintanya untuk maju kedepan.
"Cia, sini" panggil Rendy.
Mia yang melihat kalau sahabatnya di minta maju kedepan langsung berteriak heboh.
"Wahh Cia, kamu diminta maju kedepan. Udah sana maju" ucap Mia.
"Hah?".
"Seriusan aku ini?" kaget Cia.
"Iya itu kamu. Udah cepetan maju sana. Jangan lupa minta tanda tangan nanti ya buat aku" ucap Mia sambil mendorong Cia untuk segera berjalan maju kedepan.
"Iya iya sabar, ini juga aku mau jalan" ucap Cia.
Susan dan kedua temannya langsung menatap tidak suka saat melihat Cia berjalan maju kedepan.
"Sial, kenapa harus dia si" kesal Susan.
"Iya, padahal masih ada kita loh" ucap Tania.
"Iya, kenapa gak salah satu dari kita aja" ucap Mila.
Dengan perasaan ragu dan malu Cia berjalan kedepan. Saat sampai didepan, Sagara yang melihat wajah Cia langsung terkejut.
"Deg".
"Tunggu gadis ini. Kenapa matanya sangat mirip dengan mommy. Apa jangan-jangan dia princess" batin Sagara yang langsung terdiam.
Cia yang melihat dokter di depan terus menatapnya merasa bingung.
"Ada apa sama pak dokter. Kenapa dia terus menatapku seperti ini. Apa ada sesuatu di wajahku" batin Cia yang langsung memegang pipinya.
Rendy yang melihat dokter Sagara hanya diam saja juga merasa bingung.
"Ehem...".
"Maaf dok, ini murid yang tadi dokter tunjuk" ucap Rendy.
"Eh iya maaf. Oh iya nama kamu siapa?" tanya Sagara sambil mengulurkan tangannya.
"Nama saya Cia dok" jawabnya sambil membalas uluran tangan Sagara.
Jantung Sagara langsung berdebar kencang saat tangan keduanya saling bersentuhan. Ada perasaan hangat yang Sagara rasakan.
"Ada apa denganku, kenapa aku merasa sangat dekat dengan gadis ini. Aku harus mencari tahu latar belakangnya" batin Sagara.
"Baiklah Cia, tolong bantu saya ya. Sekarang kamu duduk saja dulu" ucap Sagara.
"Baik dok" ucap Cia sambil tersenyum.
Sagara sendiri mulai memberikan penyuluhan. Selama penyuluhan berlangsung, mata Sagara terus mencoba mencuri pandang untuk melihat kearah Cia.
Setelah selesai, Sagara mencoba menahan Cia untuk mencari tahu informasi tentangnya.
"Terima kasih ya Cia kamu sudah mau membantu saya" ucap Sagara.
"Sama-sama dok. Saya yang harusnya berterima kasih karena sudah diberi kesempatan untuk membantu dokter" ucap Cia sambil tersenyum.
"Jantungku kembali berdebar. Kenapa aku merasa sangat dekat dengan gadis ini" batin Sagara sambil memegang dadanya.
"Dokter gak papa?" tanya Cia melihat sikap Sagara.
"Eh gak papa, oh iya saya dengar kamu murid berprestasi di sekolah ini. Kalau boleh tahu kamu tinggal dimana?".
"Boleh saya datang ke rumah kamu?" tanya Sagara.
"Datang ke rumah?".
"Tapi maaf, untuk apa ya dok?" tanya balik Cia.
"Eh tunggu, jangan salah paham dulu. Saya hanya ingin berkenalan dengan kedua orang tua kamu. Saya ingin berbincang dengan mereka".
"Saya ingin berbincang dengan orang tua yang sudah berhasil mendidik putrinya sampai menjadi hebat seperti kamu" ucap Sagara.
"Saya gak sehebat itu dok. Jangan terlalu memuji seperti itu" ucap Cia.
Sagara terus berusaha mencari topik pembicaraan agar bisa terus berbincang dengan Cia. Dirinya merasa sangat senang dan nyaman saat berbincang dengan Cia.