NovelToon NovelToon
Syakila: Sandiwara Cinta

Syakila: Sandiwara Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor jahat / Ibu Tiri / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Hidup Syakila hancur ketika orangtua angkatnya memaksa dia untuk mengakui anak haram yang dilahirkan oleh kakak angkatnya sebagai anaknya. Syakila juga dipaksa mengakui bahwa dia hamil di luar nikah dengan seorang pria liar karena mabuk. Detik itu juga, Syakila menjadi sasaran bully-an semua penduduk kota. Pendidikan dan pekerjaan bahkan harus hilang karena dianggap mencoreng nama baik instansi pendidikan maupun restoran tempatnya bekerja. Saat semua orang memandang jijik pada Syakila, tiba-tiba, Dewa datang sebagai penyelamat. Dia bersikeras menikahi Syakila hanya demi membalas dendam pada Nania, kakak angkat Syakila yang merupakan mantan pacarnya. Sejak menikah, Syakila tak pernah diperlakukan dengan baik. Hingga suatu hari, Syakila akhirnya menyadari jika pernikahan mereka hanya pernikahan palsu. Syakila hanya alat bagi Dewa untuk membuat Nania kembali. Ketika cinta Dewa dan Nania bersatu lagi, Syakila memutuskan untuk pergi dengan cara yang tak pernah Dewa sangka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nania kabur

"Eh, sudah pulang? Bagaimana? Apa kamu sudah resmi dikeluarkan?"

Begitu menginjakkan kaki di ruang tamu, Syakila langsung disambut oleh Nania.

"Bukan urusanmu," desis Syakila.

Nania bangkit dari duduknya. Dia berjalan menghampiri Syakila dan merebut kertas ditangan Syakila secara tiba-tiba.

"Kembalikan!" kata Syakila.

Terlambat. Kertas tersebut sudah dibaca oleh Nania. Selang beberapa detik, sang kakak tampak tertawa begitu senang.

"Wow, kamu benar-benar dikeluarkan?" tanya Nania. "Terus, sekarang kamu mau melakukan apa? Masa depanmu sudah benar-benar hancur."

Nania kemudian menggandeng bahu sang adik. "Bagaimana kalau kamu jadi perempuan panggilan saja? Kebetulan, aku punya teman yang memiliki tempat hiburan malam. Aku bisa bantu mendaftarkan kamu jadi LC kalau kamu mau."

Syakila melepaskan tangan Nania dari bahunya dengan gerakan kasar. Hal itu membuat Nania cukup terkesiap.

"Aku nggak semurahan kamu," desis Syakila.

Nania pun tampak kesal dengan kata-katanya. "Jaga mulutmu! Aku nggak murahan."

"Kalau nggak murahan, mana mungkin kamu melahirkan anak tanpa Ayah," balas Syakila tak mau kalah.

Emosi Nania sepertinya sudah terpancing. Dia menggertakkan giginya. Mencoba berpikir untuk membalas Syakila.

"Tapi, yang dunia luar tahu, anak itu adalah anak kamu," ucap Nania dengan nada rendah penuh penekanan. "Sementara, aku? Aku tetap perempuan suci tanpa noda dan dosa."

Tangan Syakila mengepal erat. Kali ini, dia kalah dalam berdebat. Noda hitam itu memang sudah dia akui sebagai miliknya. Sementara, Nania terbebas dari kotoran apapun.

"Syakila... sejak kecil sampai sekarang, hidupmu memang ditakdirkan untuk melayani aku. Kamu diadopsi oleh kedua orangtuaku hanya untuk melakukan hal seperti ini demi melindungi aku. Jadi, terima saja, ya! Nasibmu memang nggak pernah beruntung."

"Terserah!" Syakila memutar bola matanya malas. Dia segera beranjak menuju ke ruang bawah tanah. Tempat gelap dan lembap, dimana selama sembilan tahun terakhir dirinya tidur dan beristirahat.

"Hei, aku belum selesai bicara!" teriak Nania.

Namun, Syakila sama sekali tidak peduli.

****

"Nania... Aku merindukan kamu."

Nania terkejut bukan main saat seorang pria tiba-tiba memeluknya saat dalam keadaan tertidur. Ia pun lekas membuka matanya dan mendorong pria itu menjauh.

"Paul?"

Mata Nania melotot tajam. Dia tak menyangka, laki-laki yang sudah menghilang selama enam bulan terakhir ini, malah tiba-tiba muncul diatas ranjangnya malam ini.

"Ssstt! Jangan keras-keras! Nanti, orangtuamu dengar," kata pria itu dengan suara setengah berbisik.

"Kamu kemana saja? Kenapa kamu tega meninggalkan aku dalam keadaan hamil?" tanya Nania dengan mata berkaca-kaca. "Apa kamu tahu, bagaimana susahnya aku menghadapi semuanya sendirian?"

Pria dengan mata biru serta tato bergambar ular ditangannya itu menyentuh lembut lengan Nania.

"Maaf, Sayang! Saat itu, keluargaku sedang dalam masalah. Itu sebabnya, aku terpaksa pergi meninggalkan kamu. Tapi, sekarang aku sudah kembali. Aku berniat untuk menjemput kamu."

Nania memalingkan wajahnya. "Nggak. Aku nggak akan pergi kemanapun."

"Nania... temanku sedang mencari seorang model baru untuk dijadikan bintang. Dan, menurut ku kamu sangat cocok. Ayo, ikutlah denganku! Kita ke luar negeri bersama untuk mencapai impian kamu. Bukankah, kamu selalu bilang kalau kamu sangat ingin tampil di Paris Fashion Week?" Paul menggenggam tangan Nania. "Sekarang... Waktunya sudah tiba, Nania."

Mendengar kata Paris Fashion Week, pendirian Nania sedikit menjadi goyah. Sejak Paul meninggalkannya dalam keadaan hamil tiga bulan, Nania sudah bersumpah tidak akan pernah memaafkan pria itu.

Namun, ternyata sumpah Nania begitu rapuh. Begitu Paul muncul lagi, perasaan cinta itu kembali tumbuh dan mengakar kuat. Seolah-olah, kebencian Nania tak pernah ada.

Ditambah lagi, Paris Fashion Week adalah panggung yang sangat ingin dia tembus. Akan tetapi, sampai detik ini, kesempatan itu belum datang juga.

"Nania... percayalah, Sayang! Kali ini, aku benar-benar tidak akan meninggalkan kamu."

Ucapan Paul terdengar bersungguh-sungguh.

"Kamu... janji akan membawaku untuk berjalan di panggung Paris Fashion Week?" tanya Nania.

"Tentu. Tentu saja," angguk Paul. "Aku sudah mengurus semuanya selama tiga bulan terakhir. Itu sebabnya, aku terlambat menemui kamu."

"Kalau begitu, besok aku akan bilang pada orangtuaku."

"Jangan!" larang Paul cepat. Nania pun sedikit mengernyit heran karenanya.

"Kenapa jangan?"

"Orangtuamu tidak pernah menyukaiku, Sayang. Jadi, aku rasa... Mereka tidak akan pernah membiarkan kamu pergi denganku jika mereka tahu."

Ucapan Paul cukup masuk akal juga. Kedua orangtuanya memang tak pernah menyukai Paul yang hanya berprofesi sebagai fotografer magang di salah satu majalah terkenal di kota ini. Latar belakang keluarga Paul juga sangat sederhana. Bahkan, bisa dibilang cukup miskin dan agak berantakan.

"Jadi, apa kita harus kabur?" tanya Nania ragu-ragu.

"Ya," angguk Paul. "Nanti, kalau kamu sudah sukses, baru kita kembali lagi untuk menemui kedua orangtuamu. Bagaimana?"

Nania mengangguk. Cintanya terhadap Paul memang membuatnya jadi bodoh.

"Bagaimana dengan anak kita? Apa kita harus membawanya?"

Paul tersenyum kemudian mengecup bibir Nania sekilas. "Biarkan saja dia di sini. Toh, orang-orang tahunya kalau anak itu adalah anak dari adik angkatmu, kan? Jadi, untuk apa membawanya? Biarkan adik angkatmu itu yang merawatnya."

"Tapi, dia tetap anak kita."

"Nanti, saat dia sudah besar, kita bisa mengambilnya dari adikmu. Untuk sekarang, jangan dulu! Keberadaan anak itu hanya akan menghambat karirmu, Sayang."

Nania menghela napas panjang. "Baiklah. Aku setuju. Aku akan pergi bersamamu. Tapi... Kamu harus janji. Jangan tinggalkan aku lagi!"

"Tentu saja!" Paul tersenyum. "Tapi, aku juga ingin kamu melakukan sesuatu sebelum kita pergi."

"Apa?"

"Mendekatlah! Aku bisikkan."

****

Dua minggu terakhir, sikap Nania cukup mencurigakan bagi Syakila. Sang kakak angkat sudah jarang mencari masalah dengannya. Bahkan, Nania lebih sering berdiam diri didalam kamar atau ruang kerja Ayahnya.

"Nania? Apa yang kamu lakukan di sana?" tanya Syakila saat melihat Nania yang sedang berjongkok didepan brankas kedua orangtuanya.

Nania yang tersentak kaget langsung menoleh. Wajahnya sedikit pucat.

"Bukan urusanmu!" balas Nania. "Sana, pergi!" usirnya.

"Kamu... Mau mencuri, ya?" tanya Syakila dengan nada curiga.

"Tidak," geleng Nania gugup. "Mana mungkin aku mencuri. Kalau aku butuh uang, aku bisa minta langsung pada Ayahku. Berapapun jumlahnya, Ayahku tak pernah pelit memberikannya."

Syakila menatap Nania dengan aneh. Meski Nania sudah berkata seperti itu, namun Syakila tetap saja merasa ganjil dengan perilaku Nania.

Kakak angkatnya terlalu mencurigakan. Seolah-olah, badai besar akan dia diciptakan lagi.

****

Setelah dikeluarkan dari universitas dan restoran tempatnya bekerja, Syakila berusaha untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Namun, hingga detik ini, belum ada tempat manapun yang bersedia menerimanya.

Skandalnya masih hangat untuk diperbincangkan. Dia di cap sebagai anak angkat tak tahu diri yang hanya bisa merugikan keluarga angkatnya. Padahal, jika mereka tahu fakta yang sebenarnya, mungkin mereka akan benar-benar syok.

Seringkali, iblis datang dengan penampilan polos tanpa dosa seperti kedua orangtua angkatnya. Di dunia luar, mereka dianggap sebagai dermawan yang sangat baik hati. Akan tetapi, hanya Syakila yang tahu bagaimana sebenarnya sifat asli mereka.

"Sudah sore. Lebih baik aku pulang saja. Besok, aku akan cari kerja lagi," lirih Syakila yang kemudian bangkit sambil menepuk-nepuk bagian belakang celananya yang agak kotor.

Sampai rumah, Syakila dikagetkan dengan kegaduhan yang terjadi. Kedua orangtuanya menangis histeris. Sementara, beberapa pelayan di rumah itu tampak mondar-mandir dengan gelisah dan ketakutan.

"Cari!! Cari kemanapun! Kalau perlu, geledah seluruh kota!" teriak Dito dari lantai atas.

Kening Syakila sedikit mengernyit. Langkahnya semakin lambat.

"Bibi, apa yang terjadi?" tanya Syakila pada seorang pelayan yang kebetulan lewat disampingnya.

"Nona Nania menghilang, Syakila," jawab wanita paruh baya itu. "Dan, sekarang Tuan dan Nyonya sedang panik. Mereka takut jika Nona Nania diculik oleh teman-teman yang pernah menjebaknya dulu."

"Terimakasih informasinya, Bi," ucap Syakila sambil angguk-angguk kepala.

Setelah perempuan paruh baya itu pergi, Syakila mulai menyunggingkan senyum tipis. Nania diculik oleh orang-orang yang sudah pernah menjebaknya?

Mana mungkin.

Jelas-jelas, cerita itu hanya karangan Nania semata. Dan, sekarang dia menghilang, pasti karena tak tahan jika terus dikurung di rumah ini.

"Sayang... Seluruh uang dan sertifikat penting di brankas kita juga ikut menghilang!" teriak Dito dari arah ruang kerjanya.

"Apa?!" pekik Nessa tak percaya.

Didalam brankas yang sudah kosong itu, mereka hanya menemukan secarik kertas dengan tulisan tangan yang sangat mereka kenali.

'Ayah, Ibu... Maaf. Aku telah membawa seluruh uang kalian. Jangan mencariku! Aku tidak menghilang. Aku hanya pergi untuk mengejar cita-cita ku. Nanti, kalau aku sudah berhasil, uang kalian akan aku kembalikan dua kali lipat.'

Nania.

"Apa-apaan ini? Nania... kabur?" lirih Nessa tak percaya.

Perempuan paruh baya itu pun langsung ambruk tak sadarkan diri.

"Sayang, bangun!" teriak Dito panik.

Diambang pintu, Syakila hanya menatap kedua orangtua angkatnya sambil menyeringai sinis. Kali ini, Nania kembali membuat mereka dalam kesulitan.

1
Ma Em
Semoga kebenaran tentang Syakila terungkap bahwa yg jahat sebenarnya bkn Syakila tapi Nania dan kedua orang tuanya yg selalu menyiksa Syakila .
Vie
ih..... ternyata seru juga ceritanya.... awal2 aku agak kesel karena syakila cuman diam menerima saja, tapi setelah kesini2 udah mulai berani membalas.... aku suka ceritanya kalau seorang wanita itu kuat dan juga berani, gak menye2.... 👍👍👍👍👍👍👍👍
Vie
hati2 jantung mu dewa setelah kamu tau semua kebenaranya.... jangan sampai kamu mati karena dapat serangan jantung lagi, apalagi ini adalah suatu kenyataan yang begitu besar dalam hidup kamu.... 🤭🤭🤭🤭🤭
Vie
kamu memang benar2 sangat bodoh seperti apa yang pernah syakila ucapkan..... 👍👍👍👍👍
shenina
semoga dewa kena stroke saat tau semua kebenaran nya 🤣
khady
mana mungkin dewa mau menyelidiki semua tentang Naina, kan Naina cinta matinya dewa menurut Thor nya, makax dewa dan Naina dicerita ini selalu kuasa syakila lah yg harus salah dan menderita, pada waktu nya semua freet
Ariany Sudjana
dewa dewa kamu bodoh, percaya sekali sama jalang murahan Nania 🤣🤣🤭🤭
partini
semoga aja pancing dan pakan nya bagus biar dapat ikan ,kalau ga ya dewa TERBEGE
Suhainah Haris
kalau mau di anggap istimewa ya istimewa kan dulu orang lain ada timbal balik,kalau hanya salah satu itu namanya egois Dewa,
partini
sehhhh kena serangan jantung
lah
khady
semoga NT dewa klu nyampe rumah Naina, pas depan pintu atau kamar nya Naina atau ortunya Naina dewa mendengar semua apa yg mereka Naina dan ortunya bicarakan didlm kamar, biar dewa tambah menyesal, ini malah cerita Naina aj yg muluskan liciknya dan dewa masih aj dibuat percaya sama Naina aduuuhhh😇😇
shenina
haleeehhh dasar dewa tolol.. justru kebalikan si jalang murahan nania adlh titisan ular betina yg sangat licik, belum tau aja kau dewa, bela aja terus 🙄🤣
Ariany Sudjana
kamu bodoh dewa, kamu masih saja yakin kalau Nania itu polos, padahal hanya jalang murahan
Fia Ayu
Aku tuh males mau coment, gk pernah di respon sama author nya, padahal klo dia respon atau like coment pembaca, bisa jadi yg baca banyak, 🙏🏻
lalah rodilah
karya yang sangat bagus
semoga syakila bahagia dan bisa membalas dendam terhadap keluarga dito yang sangat jahat
Ma Em
Bagus Viola buka semua kebusukan Nania dan juga kedua orang tuanya karena sdh memutarbalikkan Fakta bilang juga bahwa Andrew itu bkn anaknya Syakila tapi anaknya Nania .
khady
itu Belum semua rahasia nya Nania dan keluarga Nya km tau dewa, semoga viola jg mengungkapkan fakta tentang anak Naina, biar hancur semuanya, good job viola,, pengen tahu apa hukuman nya Naina yg diberikan dewa setelah tau semua rahasia nya,,
Seela New
go lanjut go lanjut...
menanti kehidupan baru syakila yg bahagia...
we
alur ceritanya menarik
tehNci
Semakin Dewa tau kebohongan yg dilakukan Nania dan ortunya, semakin dalamlah penyesalan yg bakal dia terima..Itu baru soal ginjal. Belum soal si Andrew anak yg katanya anak Syakila dengan laki² yg ntah siapa. Pasti Dewa mau.mati saja...benar² telah ditipu oleh yg kayanya cinta sejatinya Dewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!