Alya adinda salsabila seorang siswi pintar, cantik, dan populer di SMA prestasi jakarta.
Valen raka nugraha seorang murid terganteng, dingin, cuek, dan dia adalah musuh bebuyutan Alya sejak SMP.
keduanya tidak pernah akur selalu saja bersaing dan saling menjatuhkan secara halus.
namun siapa sangka,suatu malam orang tua mereka memberikan kabar yang mengejutkan Alya dan Valen.
"apa??, gak salah dengar, gua gak mau dijodohin sama dia apalagi kalau sampai menikah! "ucap Alya.
"emang lu pikir gua mau sama lu" ucap Valen.
namun sebanyak apapun mereka menolak permintaan orang tua mereka tidak bisa ditolak jadi terpaksa mereka berdua harus menikah secara diam-diam.
ditambah lagi aturan sekolah yang melarang untuk menikah, kalau sampai melanggar akan dikeluarkan oleh sekolah itu.
bagaimana kisah mereka selanjutnya??
yuk mampir
IG:qilla_kasychan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kasychan_A.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"itu karena, sebenarnya perusahaan papah kamu dan papah Valen terancam bangkrut jadi kami ingin bekerja sama, dan kami juga sudah ada niatan sejak kalian kecil kalau kalian sudah SMA kelas 3 akan kami jodohkan" ucap mamah Alya.
"Alya mamah mohon Terima perjodohan ini ya" ucap mamah Alya memegang kedua tangan Alya.
karena merasa kasihan dengan mamahnya akhirnya Alya mengangguk bukan karena setuju tapi melainkan karena terpaksa dan kasian terhadap orang yang melahirkan nya itu meskipun mamahnya sibuk dengan urusannya namun itu tidak dapat mengubah status sebagai orang yang telah mengandung dan melahirkan dirinya.
"makasih ya sayang" ucap mamah Alya.
sementara di sebuah jalanan yang tidak terlalu rame tepatnya di persimpangan lampu merah seorang pemuda sedang mengendarai motor sport berwarna hitamnya dengan helm full cast hitam di kepalanya pemuda itu adalah Valen.
lampu yang tadinya menyala berwarna merah kini sudah menurun menjadi warna hijau, Valen langsung melanjutkan perjalanannya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Valen terus mengendarai motornya hingga dia sudah berhenti di sebuah cafe yang bernama cloudy cafe.
dia memarkirkan motornya di tempat parkir lalu kemudian masuk ke dalam kafe tersebut.
Suara denting lonceng di pintu masuk terdengar lembut. Aroma kopi bercampur vanila memenuhi udara. Lampu gantung bercahaya temaram membuat suasana terasa tenang.
saat dia berjalan masuk ada seseorang pelayan memanggilnya.
"mas, ini data keuangan minggu ini, semenjak cafe ini viral, pelanggan tiga kali lipat lebih banyak dari biasanya" ucap salah satu pelayan itu sambil memberikan sebuah dokumen kepada Valen, dan Valen menerima dokumen itu.
"bagus dan Terima kasih, tolong antarkan kopi ke dalam ruangan!" ucap Valen kemudian pergi ke dalam ruangan kerjanya.
dia melepaskan jaketnya lalu menaruhnya di sofa sebelum ikut duduk di sana.
tok-tok-tok
suara ketukan dari balik pintu.
"masuk" ucap Valen
ada seorang pelayan wanita masuk ke dalam dengan nampan di tangannya yang berisi secangkir kopi.
"ini mas kopinya, saya permisi dulu" ucap pelayan wanita itu lalu pergi dari ruangan Valen tidak lupa dia menutup pintu terlebih dahulu.
Valen menatap kopi di hadapannya tanpa benar-benar meminum kopi itu.
"perjodohan?, menikah?, gila"gumamnya pelan.
pikirannya terus melayang-layang pada ucapan mamah Alya di meja makan tadi kalau dia harus dijodohkan dengan Alya musuhnya sendiri.
Sementara itu di sisi lain.Alya juga masih memikirkan hal itu dia duduk di tepi ranjang menatap langit-langit kamar.
tidak kalah jauh dengan Valen saat ini pikiran nya sedang berlayang-layang.
"kenapa harus ada perjodohan sih..apalagi kalau sampai menikah, ya kali gua menikah dengan musuh gua sendiri" ucap Alya pelan.
"kenapa coba hidup gua selalu diatur" gumamnya lirih. sejak kecil semua tentang dirinya seperti sekolah, teman, bahkan cita-cita selalu di tentukan oleh orang tuanya.
tidak terasa kini matahari sudah menggantikan tugas rembulan yang berjaga di malam hari saat ini pagi hari telah tiba.
Alya baru saja terbangun dari tidurnya setelah mengumpulkan nyawa dia kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah urusan siap-siap nya selesai Alya kemudian pergi ke lantai bawah untuk sarapan.
di ruang makan di sana telah disambut hangat oleh bibinya.
"non sarapan dulu ya" ucap bi Rantih dengan lembut kepada nona mudanya itu, bi Rantih ya itulah nama panggilannya dia adalah orang yang menjaga Alya sejak kecil, Bi Rantih sudah menganggap Alya sebagai anak kandungnya karena dia tidak bisa memiliki anak, begitu pula dengan Alya yang menganggap bi Rantih sebagai orang tua sendiri.