NovelToon NovelToon
Diantara Cinta Dan Dosa

Diantara Cinta Dan Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Jesslyn Kim

Masih saling sayang, masih saling cinta, namun terpaksa harus berpisah karena ego dan desakan dari orang tua. Ternyata, kata cinta yang sering terucap menjadi sia-sia, tak mampu menahan badai perceraian yang menghantam keras.

‎Apalagi kehadiran Elana, buah hati mereka seolah menjadi pengikat hati yang kuat, membuat mereka tidak bisa saling melepaskan.

‎Dan di tengah badai itu, Elvano harus menghadapi perjodohan yang diatur oleh orang tuanya, ancaman bagi cinta mereka yang masih membara.

‎Akankah cinta Lavanya dan Elvano bersatu kembali? Ataukah ego dan desakan orang tua akan memisahkan mereka dan merelakan perasaan cinta mereka terkubur selamanya?


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesslyn Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melepas rindu

"Elana!"

"Papi..." panggil Elana pelan, matanya berbinar kala melihat Vano di depan pintu. Gadis itu tersenyum menantikan sosok yang selama ini ia rindukan.

Segera menghampiri Elana, sungguh Vano tak mampu berkata-kata, bahkan ia tak sanggup membendung air mata melihat putrinya terbaring lemas dengan selang infus menancap di lengannya mungilnya.

"Sayang.. Maafkan papi," tangan kekar itu perlahan menangkup pipi kemerahan Elana.

"Kenapa minta maaf? Papi gak ada salah," tanya Elana polos.

"Maaf papi baru datang, maaf papi gak bisa menjaga El, papi bukan ayah yang baik buat El," rancau Vano penuh penyesalan.

Sementara Vanya hanya terdiam, ia cukup kaget karena tiba-tiba Vano bisa datang ke rumah sakit. Dari kejauhan Vanya memperhatikan interaksi Elana dan juga Vano yang sedang melepas rindu. Ada sedikit rasa penyesalan karena dia telah memisahkan keduanya.

"Maaf pak, Nona Elana belum mau makan, dan juga tidak mau minum obat sejak kemarin," ucap sus Tari memotong pembicaraan anak dan ayah itu.

"El makan ya, papi suapin," Vano mengambil alih bubur yang di bawa sus Tari.

Gadis kecil itu mengangguk. Serta membuka mulut ketika Vano mulai menyuapi nya. Sendok demi sendok bubur itu masuk dalam mulutnya hingga habis tak tersisa. Tak lupa Vano juga membantu Elana minum obat yang sudah di siapkan suster rumah sakit.

Vano mengelus pipi mungil Elana sambil menciumi kening berkali-kali, merasa bersalah pada Elana "Sekarang El tidur ya biar cepat sehat,"

"El tidak mau tidur, El takut papi pergi kalau El tidur," Elana mulai terlihat gelisah takut jika Vano akan pergi lagi.

Vano menatap dalam-dalam manik hitam milik Elana dan meyakinkan gadis kecil itu. "Enggak sayang... Papi janji akan menemani El di sini,"

"Papi janji ya?" Gadis kecil itu mengangkat jari kelingkingnya.

"Iya sayang, papi janji," Vano menautkan kelingking nya pada kelingking mungil Elana.

Tak butuh waktu lama akhirnya Elana pun tertidur pulas.

"Keterlaluan kamu Vanya!" Vano menghampiri Vanya yang sedari tadi duduk di sofa. Sementara sus Tari sudah pulang atas perintah Vano.

Vanya hanya diam bahkan ia menundukkan kepalanya karena tak sanggup melihat wajah Vano.

"Tega kamu pisahkan aku dengan anakku. Kamu tutup semua akses komunikasi dengan Elana. Egois!" Baru kali ini Vano membentak Vanya. Sehebat apapun mereka bertengkar dulu, tak pernah sedikitpun Vano mengeraskan suaranya.

"Iya aku memang egois," ucap Vanya dengan suara gemetar memberanikan diri mengangkat kepala seolah menantang Vano, sambil berusaha keras menahan gemuruh dalam dadanya. Entahlah rasanya begitu sakit dan tidak terima Vano membentaknya.

Vano menarik nafas dalam-dalam mengatur emosinya.

Vanya masih termangu melihat sosok di depannya. Wangi khas Vano tidak berubah sejak dulu, Diam-diam Vanya memperhatikan pakaian yang kini Vano kenakan, kemeja putih dengan setelan jas lengkap dengan dasi yang senada serta bunga yang tersemat di kerahnya. Ya, Vano memang belum sempat berganti pakaian setelah acara pernikahan tadi berlangsung.

"Sudahlah, lebih baik kamu pulang dan istirahat. Biar malam ini aku yang menjaga Elana," kini nada bicara Vano kini kembali melemah.

"Kamu saja yang pulang! Sepetinya kamu meninggalkan acara yang penting" sindir Vanya memalingkan wajah, menyadari sedari tadi dirinya di buat tak berkedip seakan terhipnotis oleh sosok Vano.

"Tidak ada yang lebih penting dari Elana," Tegas Vano.

Vanya menyeringai meremehkan ucapan Vano. "Apa dia bilang? Tak ada yang lebih penting dari Elana. Bahkan dia mengorbankan kebahagiaan Elana demi mementingkan kedua orangtuanya" batin Vanya menggerutu.

"Aku bisa menunggu di luar jika kamu tidak sudi berbagi ruangan denganku" kesal Vanya kemudian beranjak dari sofa.

Spontan Vano menarik lengan Vanya, dan membawa perempuan itu dalam pelukannya.

"jangan pergi! Aku merindukan mu, Vanya." Vano memeluk erat tubuh Vanya, wanita yang selama ini ia rindukan.

Hampir saja Vanya terlena akan pelukan hangat yang Vano berikan, jujur saja sebenarnya Vanya pun sangat merindukan pria itu. "Lepas!" Vanya memberontak, namun sayang tenaganya tak cukup kuat melawan Vano.

"Kamu tidak pernah berubah, keras kepala!" melihat Vanya yang sudah merasa sesak Vano pun melepaskan pelukannya.

"Harusnya kamu bercermin terlebih dahulu sebelum mengatakan hal itu padaku," Ucap Vanya sinis kemudian pergi meninggalkan Vano juga Elana yang telah terlelap.

"Pasti mama yang mengabari Vano," dengan emosi yang masih memuncak, Vanya mengubungi Mama Herlina memastikan apakah benar mama Herlina yang mengabari Vano. Namun sayang panggilan tidak terhubung sepertinya mama Herlina memang sengaja mematikan ponsel akan terhindar dari amukan Vanya.

Waktu sudah menunjukkan tengah malam. Benar saja, Vanya lebih memilih menunggu di luar kamar di banding harus satu ruangan dengan Vano. Vanya memijat kepalanya yang terasa pusing, bukan hanya itu perutnya juga terasa perih karena sedari pagi belum terisi makanan sama sekali, bahkan makanan yang yang di beli sus Tari pun belum tersentuh olehnya.

"Bu kenapa tunggu di sini? Ibu kelihatan kurang sehat, mau saya ambilkan obat? Atau mau saya antar ke UGD?" tanya suster visit saat akan mengecek keadaan Elana. Wajah Vanya memang terlihat pucat.

"Tidak sus, Terimakasih." Jawab Vanya tanpa alasan, tidak mungkin dia bilang tak ingin bersama mantan suaminya kan?

Suster pun merasa canggung mendengar jawaban Vanya. "Oh begitu ya Bu, kalau begitu saya permisi," pamitnya kemudian masuk ke dalam ruangan.

Suster pun memeriksa keadaan Elana dan mengganti cairan infus yang hampir habis.

"Syukurlah kondisi ananda Elana sudah sudah lebih baik di banding sebelumnya pak, demam nya juga sudah turun," terang suster sambil merapihkan alat medis.

"Terimakasih sus," ucap Vano sambil terus memandangi putrinya yang terlelap, bahkan saat suster mengganti cairan infus pun Elana tak terbangun.

"Maaf pak, itu ibunya di luar sepertinya sedang kurang sehat juga" ucap suster.

"Masih menunggu di luar?" tanya Vano tak menyangka.

"Betul pak. Kalau begitu saya permisi pak. Kalau ada apa-apa silahkan tekan bel," pamit suster.

"Vanya tidak pernah berubah, benar-benar keras kepala," kesal Vano sekaligus khawatir.

"Vanya!" Vano langsung menghampiri Vanya dan menyelimuti dengan jas miliknya.

"Gak usah," Vanya menolak.

"Jangan egois, jika kamu ikut sakit lantas bagaimana dengan Elana?"

"Vanya" ucap Vano lirih, menangkup wajah Vanya, matanya tajam menatap paras yang sangat ia rindukan, meski bibirnya terlihat pucat Vanya masih terlihat cantik tidak ada yang berubah sama seperti saat pertama mereka bertemu.

Ingin rasanya Vano mengecup bibir ranum itu, perlahan Vano mendekatkan wajahnya, hangat hembusan nafas Vanya bahkan sampai terasa di wajahnya.

"Tolong jangan seperti ini," Vanya melepas tangan Vano sambil memalingkan wajah. Lantas ia segera berdiri, tak ingin sesuatu yang tak di harapkan terjadi. Meski sebenarnya ia pun merindukan pria itu.

Vano menghela nafas dalam, hampir saja ia kehilangan kendali. "Masuklah! Aku akan membeli makanan dan obat untuk mu,"

Tanpa sepatah katapun Vanya pun masuk ke dalam ruangan.

"Ya Tuhan! Kenapa aku harus terjebak di keadaan yang seperti ini? Bahkan luka ku belum pulih, tapi kehadirannya seolah membuka luka lamaku kembali terkoyak, Aku harus bagaimana?" Vanya mencuci wajah sekaligus mencuci air mata yang membasahi kedua pipinya.

***

Jangan lupa like dan komen ya...

1
𝐋aQ⃟ui𝐧🦋
Firasat seorang ibu ga pernah salah. Licik memang mantan mertua dan si bella itu
dyah EkaPratiwi
jahat sekali mama vano
💜Bening🍆
bisa gaplok emaknya vano gk sih itu mulut apa comberan kotor banget🙄
lari vanya.. lari.... larilah yg jauh dr vano n org2 di sekitaran vano pd gila semua mereka
💜Bening🍆
udahlah paling bener kalian hidup masing2.. apa lg vano udah berkeluarga...
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
ceritakan saja sama mami mu kalau Oma Erika tuh mengancam mu kalau kau tidak ikut sama papi mu
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
jangan mau elana lebih baik km ttp sama mami mu jangan pernah tinggalkan dia
Dewi Ajah
gubluugg kok bisa2 nya malah lari ke alkohol.. lemaaHh😒
dyah EkaPratiwi
kenapa Vanya tergodah😭
Author abal-abal: khilaf kak🤭
total 1 replies
dyah EkaPratiwi
Vano egois bang jahat banget
𝐋aQ⃟ui𝐧🦋
Ya kan, rasa bersalah menghantui vano. Padahal kalau jujur pasti lebih baik sekalipun itu sakit. Kalau begini, makin besar kepala si bella
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
tumben banget si Vano acuh begitu biasanya kan dia kalau udh lama gak bertemu langsung maen nyosor aja
Author abal-abal: Vano sudah ternoda katanya 🙈
total 1 replies
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
papi mu bukan sibuk kerja elana tapi kmrn sedang liburan sama Bella 🤭
suzy baek
Type emak2 rempong.. masa anak baru aja cere dah di suruh nikah lagi. Vano makanya kaya gitu dia hidup di keluarga toxic
suzy baek
baru baca Bab awal tapi dah gedeg aja sama si Vano. Jadi laki kok gak tegas sih, kasihan tuh anak istrimu jadi korban.
TiraMissU
wah bercak merah jangan-jangan Bella pms itu 🤣🤣
TiraMissU
Jadi mereka melakukannya atau tidak? kok di skip sih thoorrr...
TiraMissU
Makin sebel sama Bella, di awal ku kira dia itu bakalan baik
TiraMissU
Si Bella sakit jiwa deh kayanya 🙈
TiraMissU
Mending jangan dah Vanya. suami orang tuh...
TiraMissU
uhuk lampu hijau... mending sama Ryuji aja sih bujangan anak tunggal kaya raya😂 emak bapaknya baik pula
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!