NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang Pramuria

Takdir Cinta Sang Pramuria

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / PSK
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: El Jasmin

Malam itu menjadi malam terburuk bagi Ranum. Sang kekasih tiba-tiba saja secara sepihak memutus jalinan asmara di saat ia tengah mengandung benih cintanya, diusir oleh sang ayah karena menanggung sebuah aib keluarga, dan juga diberhentikan dari tempatnya bekerja.

Ranum memilih untuk pergi dari kota kelahirannya. Ia bertemu dengan salah seorang pemilik warung remang-remang yang mana menjadi awal ia membenamkan diri masuk ke dalam kubangan nista dengan menjadi seorang pramuria. Sampai pada suatu masa, Ranum berjumpa dengan lelaki sholeh yang siapa sangka lelaki itu jatuh hati kepadanya.

Pantaskah seorang pramuria mendapatkan cinta suci dari seorang lelaki sholeh yang begitu sempurna? Lantas, apakah Ranum akan menerima lelaki sholeh itu di saat ia menyadari bahwa dirinya menyimpan jejak dosa dan nista? Dan bagaimana jadinya jika lelaki di masa lalu Ranum tiba-tiba hadir kembali untuk memperbaiki kesalahan yang pernah ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Jasmin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Hilang Rasa Percaya

Semburat warna oranye mulai menghias garis cakrawala. Butir-butir embun pagi juga nampak bergelayut manja di atas dedaunan. Udara nan dingin yang dibersamai dengan hembusan lembut sang bayu pun juga mulai terasa memeluk raga.

Menggunakan motor matic-nya, Ranum menyusuri jalanan beraspal di kota ini. Jalanan masih nampak lengang karena orang-orang masih belum memulai aktivitasnya di luar rumah. Berbeda hal dengan Ranum. Dia memilih untuk segera berangkat ke pabrik meski masih terlalu pagi.

Hubungannya dengan sang ayah semakin hari kian memburuk saja. Sejak kejadian kemarin lusa di mana ia diinterogasi dan juga dihajar habis-habisan oleh sang ayah, membuat wanita itu tidak terlalu betah berada di rumah. Sehingga ia memilih untuk pergi ke pabrik pagi-pagi sekali dan pulang ketika matahari sudah kembali ke peraduannya.

Ranum masih bisa bernapas lega mengingat perihal Kasim yang melihatnya di hotel sudah tidak lagi dibahas oleh Erlangga. Saat itu Ranum memilih untuk berdusta dengan mengucap sumpah di atas Al-Quran bahwa dia tidak pernah pergi ke hotel bersama seorang pria.

"Sumpah demi Allah, aku tidak pergi ke hotel! Jika sampai aku berdusta, aku siap menerima kehancuran dalam hidupku!"

Sumpah itulah yang terucap dari bibir Ranum kemarin lusa yang sampai saat ini masih terngiang-ngiang dan berputar di kepala. Entah apa yang membuat wanita itu begitu berani mempermainkan nama Allah untuk bersumpah palsu. Apalagi dia bersumpah di atas Al-Quran yang mana pasti akan begitu besar pertanggungjawabannya.

"Ah aku tidak peduli. Yang terpenting perihal hotel sudah selesai dan tidak ada seorang pun yang tahu juga tidak ada yang membahasnya lagi."

Hati Ranum sedikit lega mengingat saat ini ia masih berada dalam posisi aman akibat sumpah palsu yang dia ucapkan. Tanpa dia sadar bahwa semua hal tidak ada yang luput dari penglihatan Tuhan. Dan suatu saat nanti akan ada satu balasan.

***

"Sayang, sore ini kita ke hotel lagi ya. Aku kangen sama kamu!"

Di jam istirahat siang, Ranum memilih untuk duduk-duduk di bawah pohon akasia yang berada di dekat parkiran motor. Biasanya di jam istirahat seperti ini ia selalu memakan bekal yang dibawakan oleh sang ibu, namun untuk hari ini bekal itu tidak ada mengingat pagi-pagi sekali ia berangkat ke pabrik.

Kedatangan Varen dengan mengutarakan maksud dan tujuannya membuat Ranum tersenyum kecut. Setelah merenggut keperawanan yang ia miliki lelaki itu seakan begitu ketagihan untuk mengulang apa yang pernah terjadi. Tidak hanya di dunia nyata, di dunia ponsel pun selalu perihal ranjang yang ia bicarakan.

"Untuk saat ini aku rasa jangan dulu Ren. Aku sedang berupaya untuk membuat keluargaku percaya bahwa aku tidak berbuat macam-macam di luar. Terlebih kemarin tetanggaku ada yang melihat kita di hotel. Hal itulah yang membuat keluargaku tidak lagi percaya padaku."

Varen terkekeh pelan. Ia yang sebelumnya berada dalam posisi berdiri kini mulai ia daratkan bokongnya di samping Ranum.

"Hal macam-macam apa sih Sayang? Di zaman sekarang hal seperti itu sangat wajar untuk orang yang berpacaran. Toh aku juga akan bertanggung jawab bukan jika sampai terjadi sesuatu kepadamu?"

Ranum menggelengkan kepala. "Tidak Ren, untuk saat ini aku tidak mau melakukan hal itu lagi. Kalau memang kamu cinta sama aku, kenapa kamu tidak langsung menikahiku? Toh kamu juga yang sudah mendapatkan keperawananku."

Rasa takut itu masih menggelayuti dasar hati Ranum. Takut jika sampai ia hamil namun Varen mengingkari janjinya. Tidak bisa ia bayangkan jika sampai hal itu terjadi. Ia dan keluarganya pastinya akan sangat malu. Mengingat sang ayah adalah salah satu tokoh pemuka agama di tempat tinggalnya.

"Sayang..." Varen meraih telapak tangan Ranum dan mencium buku-buku jemarinya. "Aku pasti akan menikahimu, tapi nanti. Semua ada waktunya Sayang. Lebih baik saat ini kita nikmati kebersamaan ini sebelum nantinya kita menjadi suami istri. Karena vibes-nya pasti akan jauh berbeda."

"Tidak Ren, aku tidak mau. Toh tidak ada jaminan pula kan kalau kamu akan menikahiku?" tandas Ranum menegaskan.

"Kamu meragukanku, Sayang?" tanya Varen dengan sorot mata tajam.

Ranum mengendikkan bahu. Bola matanya menghindar dari tatapan Varen yang ada di depannya.

"Bagaimana aku tidak meragu? Sampai saat ini kamu masih belum mengajakku untuk bertemu dengan orang tuamu kan? Bahkan kamu juga belum mengenalkanku kepada mereka bukan?"

Varen kembali terkekeh. Ia cubit kecil hidung Ranum yang mancung ini. "Bukankah setiap hari kamu bertemu dengan Papaku, Sayang? Setiap hari loh dia ada di pabrik ini."

"Tapi posisinya berbeda Ren. Maksudku kamu mengenalkanku ke mereka sebagai kekasihmu bukan sebagai salah satu karyawan yang bekerja di pabrik ini."

"Sudahlah Sayang, nanti pasti akan aku kenalkan kamu ke mereka. Aku janji tidak akan lama lagi mereka akan tahu bahwa kamu adalah kekasihku dan calon istriku."

Ada sepercik kesejukan yang hinggap di hati Ranum kala sang kekasih mengucapkan kata calon istriku. Namun tak dapat juga ia pungkiri jika keraguan itu masih merajai hatinya.

"Sudahlah Sayang, tidak perlu lagi kamu pikirkan hal itu. Tenang saja, aku pasti akan menepati janjiku." Varen kembali mencium jemari Ranum. "Bagaimana? Sore ini kita ke hotel lagi ya. Bagiku tubuhmu itu seperti candu yang sulit untuk aku lepaskan."

Bak sebuah mantra, ucapan Varen berhasil membuat Ranum terlena. Wanita itu dengan tersipu malu menganggukkan kepala sebagai isyarat jika ia bersedia melakukan hal itu lagi bersama sang kekasih.

***

"Kok tumben jam segini baru sampai rumah Nak? Biasanya sebelum maghrib kamu sudah tiba di rumah."

Ratri menyambut kepulangan Ranum dengan sebuah pertanyaan yang di dalamnya tersirat rasa kekhawatiran. Karena tidak biasa sang anak pulang dari kerja sampai jam delapan malam seperti ini.

"Lembur Bu. Ada beberapa produk yang harus segera dikirim ke Taiwan. Jadi untuk beberapa hari ini bagian produksi kejar target."

"Oh seperti itu. Berarti untuk beberapa hari ke depan kamu juga akan pulang jam segini Nak?"

"Iya Bu."

Ada sedikit perasaan bersalah dalam hati Ranum terhadap sang ibu. Entah sejak kapan ia mulai suka berbohong. Tidak ada lembur di pabrik, yang ada ia lembur bergumul di atas ranjang dengan sang kekasih.

"Sudah jadi anak pembangkang, anak durhaka, sekarang ternyata kamu juga jadi pembohong. Sungguh lengkap sekali dosa yang sudah kamu lakukan!"

Erlangga yang baru saja pulang dari tahlil menghampiri anak dan istrinya yang masih berada di ruang tamu. Sejatinya lelaki paruh baya itu menguping pembicaraan Ranum dan Ratri. Sehingga ia tahu alasan apa yang digunakan oleh Ranum ketika pulang tak seperti biasanya ini.

"Pak, sudah!" pinta Ratri. "Bapak ini pulang dari tahlilan yang pasti banyak mendapatkan pahala. Apa pahala Bapak akan Bapak biarkan hangus ketika marah-marah seperti ini?" sambungnya pula.

Ranum nampak begitu acuh dengan kedatangan Erlangga. Wanita itu seakan sudah tidak peduli lagi dengan apa yang diucapkan oleh sang ayah. Sehingga ia hanya memilih untuk tetap diam.

"Apa yang aku bicarakan ini benar. Sebelum pulang, aku mampir ke rumah Budi yang anaknya juga bekerja satu pabrik dengan anak pembangkang ini. Dan dia mengatakan bahwa tidak ada lembur dan semua karyawan pulang sesuai jam pulang."

Ranum terhenyak. Ia baru sadar jika ada salah satu tetangganya yang juga bekerja di pabrik yang sama. Sungguh langkah yang tidak terbaca sebelumnya. Ia benar-benar tidak menyangka jika sang ayah akan bertandang ke sana.

Dahi Ratri mengernyit. Ucapan sang suami sedikit menggoyahkan rasa percayanya kepada Ranum.

"Nak, apa benar yang diucapkan oleh Bapakmu?"

"E... Anu Bu, itu..."

"Tidak perlu kamu jawab daripada lebih banyak dosa yang kamu lakukan karena menutupi kebohonganmu. Aku sendiri yang akan mencari tahu apa yang sudah kamu lakukan di luar sana!" pangkas Erlangga mengakhiri perdebatannya dengan Ranum sembari melenggang pergi.

.

.

.

1
novi²⁶
ranum sepertinya dalam bahaya... duh takutttt
novi²⁶
bukti bahwa cinta seorang ibu itu besar untuk anaknya
novi²⁵
aduh aku ikut deg-degan,,, kira2 gimana ya kelanjutannya
novi²⁵
gak nyangka ya,,, ternyata dunia memang sesempit itu... bakal seru nih
Hanindia
waaaa bakal seru nih... jonas ketemu ranum... kira2 jonas bakal tau gak ya kalau ranum hamil anaknya varen
Hanindia
aku lebih fokus ke pras sih... ternyata di dunia nyata penyimpangan seperti itu benar2 ada
Hanindia
hmmm rasa yg gk Bisa-bisanya kamu lupain ya Ren.... ati2 bikin ancur rumah tangga mu
El Jasmin
selamat membaca semua... jangan lupa like, komen, share, subscribe dan rate ⭐⭐⭐⭐⭐⭐ya.. mkasih
Nunu
wow karya baru to udah bagus bgt
novi²⁵
hayolooohhh jonas punya selingkuhan dan saat ini dia mau nyamperin
novi²⁵
heleh heleh ngaku perjaka tp udah pernah bercinta sama Ranum. buaya kamu ren
novi²⁵
ternyata Pai sebaik itu loh... setuju sih klo ranum diangkat sebagai anak
novi²⁵
woyyy num... kamu gak ketawa liat wajah Pai???
novi²⁵
duh ranum dalam bahaya ini. khawatir sama anak dalam kandungannny
novi²⁵
seorang ibu pasti akan selalu mengkhawatirkan anaknya. pantas saja dia kepikiran terus
novi²⁴
tu kan kebayang2 wajah dan rasa nikmat yg ditinggalkan ranum..sukurin kamu ren
novi²⁴
wah wah kamu dah nikah ya ren??? selamat yaa,, tp lu udah gk perjaka loh
novi²⁴
ahaaaaaaaa ya ampun aku lupa klo si Pai gk bisa on, selamat kamu num... eh tp Pai sebaik itu loh ke ranum
novi²⁴
num.. lu gak salah ngelayanin Pai yang udah tua itu???/Joyful/
novi²⁴
bakal seru nih.. tp aku khawatir zama janin dalam rahim ranum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!