Alaric Sagara, tiba tiba hidup nya berubah setelah istri yang di cintainya pergi untuk selama lamanya karena malahirkan bayi mereka ke dunia.
Kepergian sang istri menyisakan trauma mendalam di diri Aric, pria yang semula hangat telah berubah menjadi dingin melebihi dingin nya salju di kutub utara..
Faza Aqila, sepupu mendiang sang istri sekaligus teman semasa kuliah Aric dulu kini statusnya berubah menjadi istri Aric setelah 3tahun pria itu menduda. Faza telah diam diam menaruh cinta pada Aric sejak mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah.
Bagaimana kehidupan pernikahan mereka dan akankah Faza mampu membuka hati Aric kembali...
Happy Reading 💜
Enjoy ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 4
"Apa benar yang di katakan Alena, Faza ?" Mama Dian langsung menginterogasi Faza, mereka berdua duduk di sofa di dalam ruangan Alena. Meski dengan suara yang pelan namun mampu membuat Faza merasa terpojok.
Faza menunduk.
"Faza, ceritakan semuanya sama Mama. Mama janji akan bantu sebisa Mama.."
Dalam diamnya Faza bimbang, apakah ini saat nya Faza untuk jujur..
"Mah, Mas Aric nggak menginginkan Faza." Kata Faza dengan suara nyaris tak terdengar..
Dahi Mama Dian mengerut "Apa maksud kamu, nak ? Kamu sudah menikah dengan Aric setahun lebih. Kenapa bicara seperti itu ?"
Faza bingung harus dari mana dia mulai menceritakan apa yang dia alami selama ini..
"Mas Aric masih mencintai Selena."
"Selena ?" Beo Mama Dian dengan mimik kaget nya "Sudah gila rupa nya si Aric. Mau sampai kapan hidupnya terus di bayang bayangi Selena."
Mama Dian menarik nafas panjang demi menetralkan kembali darah nya yang sudah mendidih karena kelakuan sang putra
"Makanya, cepatlah kamu hamil, pasti Aric akan melupakan Selena dan fokus sama kamu.."
"Bagaimana aku bisa hamil, sedang aku dan Mas Aric saja nggak pernah tidur bersama...." Faza keceplosan, dia reflek langsung menutup mulut dengan tangan nya..
"Tunggu...., jadi alasan sampai detik ini kamu belum juga hamil itu karena kalian belum pernah...." Mama Dian memijat pelipisnya
"Astaga, ya Tuhan.." Mama Dian merasakan lemas seluruh tubuhnya,
Faza menunduk semakin dalam, jika setelah Mama Dian mengetahui semuanya dan meminta Faza untuk berpisah dari Aric, Faza pasrah dan tidak akan mempertahankan.
"Ya Tuhan, Faza.. Ternyata selama ini Aric sudah menyakiti mu begitu dalam. Maafkan Mama, Faza.."
"Nggak, mah. Mama nggak salah, justru Faza yang salah karena sampai detik ini Faza belum mampu membuka hati Mas Aric."
Mama Dian mengangkat bokong nya kemudian mendekat pada Faza lalu memeluknya sambil terisak.
Faza membalas pelukan dengan tangisan yang sama. Faza tidak tahu, ternyata menjadi istri Aric lebih menyakitkan di banding mencintai diam diam.
Sementara itu di sisi lain, di taman rumah sakit, Papa Surya dan Aric sedang terlibat obrolan yang serius..
"Punya nyali juga kamu sampai menampar Faza.. Apa kamu lupa siapa Faza ?"
Aric tak bergeming, namun dalam hati Aric memaki diri nya sendiri kenapa bisa emosinya sampai meledak ledak hingga menyakiti fisik Faza, tapi perasaan itu muncul hanya beberapa saat, kemudian otaknya kembali meyakinkan bahwa tindakan nya tidak salah. Gadis kecilnya terluka karena Faza.
"Aric, Faza itu menantu kesayangan mama mu. Bahkan saat Selena masih hidup saja sikap mama tak sama seperti pada Faza."
"Tapi kenapa, pah ? Selena sudah memberikan mama cucu hingga nyawa nya tak tertolong. Kenapa mama malah menyukai Faza di banding Selena ? Selena jelas tak bisa di bandingkan dengan wanita itu.."
"Kamu benar, Faza memang tidak bisa di bandingkan dengan mendiang istri mu karena Faza jauh seribu kali lebih baik dari Selena."
Wajah Aric memerah menunjukkan bahwa dia tak terima dengan ucapan papa Surya.
Papa Surya menghembuskan nafas panjang, "Mau sampai kapan kamu hidup seperti ini ? Selena sudah pergi hampir 5tahun Aric. Sekarang istri kamu adalah Faza."
"Faza tidak bisa menggantikan posisi Alena di hati Aric, pah."
"Bukan tidak bisa, tapi kamu menolak nya! Kamu menutup mata akan semua kebaikan yang Faza lakukan terhadap kamu dan Alena selama ini."
"Kebaikan ? Kebaikan apa ? Faza hanya memanfaatkan keterpurukan ku!" Aric membuang pandangan..
Papa surya menggeleng-gelengkan kepalanya, heran. Ternyata putra semata wayangnya itu memang bodoh, teramat bodoh.
"Papa tau apa soal Aric, jika papa dan mama hanya ingin Alena memiliki ibu, seharusnya papa dan mama tak perlu menjodohkan Aric dengan Faza. Aric bisa mencari sendiri pengganti Selena. Tapi wanita itu jelas bukan Faza."
Aric bangun dari duduknya "Aric akan menceraikan Faza secepatnya! Aric harap papa dan mama tidak menghalangi niat Aric!!"
Setelah mengatakan itu Aric langsung pergi meninggalkan papa nya yang masih tak habis pikir.
Papa Surya mengetahui hal yang Aric tidak ketahui, bahkan Faza pun mengetahui rahasia besar Selena. Selama ini mereka sengaja menutup mulut karena ini adalah aib Selena, dan tidak baik membuka aib orang yang sudah tiada, itu hanya akan menambah siksa bagi mendiang Selena.
Termenung di kursi taman rumah sakit, Papa Surya sekali lagi memutar memory masa lalu. Saat pertama kali Aric membawa Selena kerumah. Awalnya mereka menerima Selena dengan tangan terbuka, memperlakukan Selena selayaknya anggota keluarga.
Singkat cerita, status Selena yang ketika itu sudah berubah menjadi tunangan Aric tengah sibuk menyiapkan pesta kejutan ulang tahun untuk Aric di taman belakang rumah, saat itu ponsel Selena tergeletak di meja ruang keluarga. Berkali kali notif pesan masuk hingga membuat mama Dian menghentikan aktifitasnya untuk sekedar melirik ke arah ponsel Selena, ingin tahu siapa yang terus-terusan mengirim pesan.
Namun pesan yang terlihat di jendela notifikasi membuat jantung mama Dian seakan berhenti untuk sejenak, di detik berikutnya mama Dian langsung memanggil Papa Surya untuk sama sama melihat isi pesan di ponsel Selena melalui jendela notifikasi tersebut.
Nama yang tertulis dikontak hanya inisial huruf D.
"Sayang, kamu sedang apa ?"
"Apa kamu masih marah ?"
"Tolong balas pesanku, Aku sungguh menyesal."
"Sayang, aku apart mu sekarang, ya. Tolong jangan marah lagi. I Love you and I Miss you so much"
Melihat pesan pesan berderet itu membuat Papa Surya dan Mama Dian merasa hancur. Mereka sudah memberikan kepercayaan seratus persen pada Selena, tapi dengan tega Selena mengkhianati Aric, putra tunggal di keluarga Sagara.
Sejak saat itu Mama Dian dan Papa Surya kehilangan Respect nya terhadap Selena.
Jangan tanya apa Mama Dian dan Papa Surya sudah memberitahukan Aric perihal ini atau belum ?! Jelas jawabannya sudah, bahkan mereka sempat menginterogasi Selena. Namun Selena pandai berakting, hingga membuat Aric percaya.
Entah Aric yang bodoh dan terlalu Bucin, atau memang Selena yang pandai berbohong, tapi hubungan mereka seakan tak terpengaruh. Hingga tiba tiba Aric meminta untuk mempercepat rencana pernikahannya dengan Selena.
Meskipun Papa dan Mama nya mu tidak setuju, tapi pernikahan tetap di langsungkan dengan meriah dan mewah.
Di pesta pernikahan itu pula Mama Dian pertama kali bertemu dengan Faza. Bisa di bilang, Mama Dian jatuh cinta pada pandangan pertama pada Faza. Meskipun hanya berbincang sedikit, namun Mama Dian langsung tahu bahwa Faza adalah gadis baik baik. Menurut Mama Dian, Faza juga Smart dan menyenangkan.
Setelah Aric dan Selena resmi menjadi sepasang suami istri, Mama Dian tak pernah sekalipun berkunjung ke Apartemen anak menantu nya tersebut. Ya, di awal pernikahan, Aric dan Selena memilih untuk tinggal di Apartemen.
Dan entah kenapa saat Aric mengabarkan Selena hamil, Mama Dian dan Papa Surya sama sekali tidak merasakan kebahagiaan. Justru sebaliknya. Mereka meragukan janin yang di kandung Selena murni milik Aric.
Akan tetapi mereka tidak memiliki bukti atas kecurigaan mereka selama ini. Hingga tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk membuktikan nya pada Aric.
Hingga satu waktu, di waktu sore menjelang malam tepat sehari sebelum kejadian Selena jatuh di kamar mandi, Papa Surya dan Mama Dian melihat mobil Selena ada di parkiran sebuah Hotel kecil di pinggiran kota. Saat itu Mama Dian dan Papa Surya kebetulan melewati hotel tersebut karena mencari jalan alternatif untuk menghindari kemacetan.
Papa Surya sampai memutar balik kendaraannya demi memastikan apakah benar Selena berada di Hotel tersebut atau tidak. Dan ternyata mereka tidak bisa menemukan Selena karena pihak hotel tidak mau memberikan informasi apapun.
Tidak hilang akal, Mama Dian dan Papa Surya sengaja menunggu di sebrang jalan sampai berjam jam hanya untuk mencari kebenaran.
Sekitar jam delapan malam, terlihat seorang pria keluar memakai masker wajah dan langsung naik ke mobil Selena di kursi pengemudi. Papa Surya langsung turun dan berlari menyebrang jalan sebelum pria itu pergi.
Dan ketika di tanya, Pria itu mengaku sebagai teman Selena dan memang sedang meminjam mobil Selena. Tak mau menjawab lebih lanjut, Pria itu buru buru pergi meninggalkan Papa Surya begitu saja.