Ratih Tidak Percaya Kalau Pernikahannya Dan Akmal Akan Berakhir Hancur, Lima Tahun Bukanlah Waktu Yang Singkat, Namun Saat Ratih Telah Melahirkan Putri Pertama Mereka Yang Sudah Lama Mereka Dambakan, Namun kenyataan Pahit Menimpa Ratih, Akmal Berselingkuh Dengan Teman Dekat Ratih Seorang Janda Beranak Dua.
"Lihat Saja Mas, Akan Ku Balas Pengkhianatanmu." Ratih Gelapa Mata, Ia Bersekutu Dengan Seorang Dukun, Dan Merencanakan Pembalasan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SANTET 4
Ratih Terdiam, Mengingat Kejadian Beberapa Jam Yang Lalu, Dirinya Berada Di Tengah Hutan Karena Dilempar Oleh Akmal, Setelah Dihajar Habis-habisan.
"Hutan Ini Hutan Larangan, Siapapun Yang Masuk Kedalam Hutan Ini Pasti Tidak Akan Selamat." Ucap Ki Jambu Arsa.
Mendengar Itu Ratih Kembali Berfikir, Pantas Saja Akmal Melempar Dirinya Kedalam Hutan, Karena Dia Menginginkan Ratih Mati. "Tapi Saya Tidak Mati Kan Ki?... Atau Ini Saya Hanya Sedang Bermimpi Saja?"
"Kau Tidak Mati, Namun Tubuh Mu Sangat Lemas, Seluruh Persendian Mu Kaku, Apa Kau Habis Dihajar Habis-habisan? Atau Kau Terjatuh?" Berbagai Pertanyaan Dilayakan Oleh Ki Jambu Arsa.
"Beberapa Jam Yang Lalu Saya Dihajar Habis-habisan Oleh Mantan Suami Saya Ki, Dia Berselingkuh Setelah Saya Melahirkan Putri Pertama Kami." Ucap Ratih Tampa Diminta, Hatinya Sudah Kadung Sakit, Sampai Ia Menceritakan Semuanya Pada Orang Asing.
"Tega Sekali Dia!..." Ucap Ki Jambu Arsa, Namun Ia Langsung Bermaksud Lain Pada Ratih. "Kenapa Kau Tidak Membalas Perbuatan Buruknya?" Ki Jambu Arsa Mulai Menghasut Fikiran Ratih Yang Butek.
"Saya Ingin Membalas Ki, Sangat Ingin Membalas, Namun Bukan Melaporkannya Kepada Pihak Berwajib Karena Ulahnya Telah Memukuli Saya, Namun Saya Ingin Membalasnya Dengan Tangan Saya Sendiri, Saya Tidak Ingin ia Mati. Tapi Saya ingin Ia Hidup Namun Seperti Bangkai Busuk." Ratih Menarik Nafas Berat, Dendam Di Dadanya Sangat Membara.
Ki Jambu Arsa, Terseyum Culas. "Aku Bisa Membantu Mu, Jika Kau Mau Nak, Aku Akan Membuat Orang Yang Menyakiti Mu Busuk... Sebusuk Mungkin, Sampai Orang Engan Melihatnya." Ki Jambu Arsa, Melipat Tangan.
"Bagaimana Caranya Ki?" Ratih Sangat Tergiur Mendengar Bantuan Dari Ki Jambu Arsa.
"Santet Pitung Dino...." Ucap Ki Jambu Arsa, Mantap.
Ratih Menelan Salivanya, Jantungnya Seolah Berhenti Berdegup, Mendengar Kata Santet, Santet Adalah Ilmu Gaib, Yang Dikirim Oleh Orang-Orang Yang Memiliki Dendam Terselubung.
"Dengan Cara Ini Apakah Berhasil, Dia Akan Busuk Ki?"
"Bukan Hanya Dia Saja Yang Busuk, Namun. Dengan Kau Merapalkan Mantra yang Kuberikan, Semua Orang Yang Menyakiti Hatimu Akan Membusuk.."
"Baik Ki, Saya Siap, Ritual Dan Mantra Apa Yang Harus Saya Lakukan?" Ratih Sangat Yakin, Mengingat Penghianatannya Akmal Bersama Arimbi.
"Malam Ini Kita Langsung Melakukan Ritual Itu, Santet Pitung Dino, Akan Langsung Bekerja Pada Target Yang Kamu Sebut, Namun Setelah Ia Berhasil Mati Dalam Tuju Hari, Kau Harus Menumbalkan Ari-Ari Bayi Yang Baru Dilahirkan. Jika Kau Gagal Musibah Akan Datang Menimpa Mu." Ucap Ki Jambu Arsa.
Ratih Dilema, Namun Rasa Sakit Hatinya Begitu Besar. "Apa Tidak Ada Syarat Lain Ki? Selain Ari-Ari Bayi Yang Baru Lahir?" Ratih Nampak Negosiasi.
"Tidak Ada... Hanya Itu Syaratnya, Namun Kau Tenang Saja Kau Hanya Makan Ari-Ari Bayi Saat Malam Satu Suro Saja. Karena Itu Akan Memperkuat Aura Kencantikan Mu, Kau bisa Memanfaatkan Itu Untuk Mencari Uang Ratih." Mendengar Itu, Seperti angin Segar Ditelinga Ratih. Ratih Begitu Tergiur Dengan Persyaratan Yang Di ajukan Oleh Ki Jambu Arsa.
Karena Menurut Ratih Persyaratan Itu Sangat Mudah, Hanya Dimanfaatkan Dalam Bulan-Bulan Tertentu, Dalam Kondisi Terpuruk Tidak Ada Ketakutan Apa Lagi Efek Panjang Yang Ratih Fikirkan Hanya Bagaimana Caranya Agar Akmal Dan Arimbi Mati Membusuk, Serta Mendapatkan Uang Dengan Cara Yang Sangat Mudah.
"Baik Saya Siap Ki, Malam ini Juga saya Akan Melakukan Ritual Itu." Ucap Ratih Mantap.
Ki Jambu Arsa, Terseyum Penuh Arti, Ratih Beranjak Dari Duduknya Di Bantu Oleh Ki Jambu Arsa.
Ritual Pertama Adalah Mandi Kembang Untuk Membuka Aura, Namun Bukan Dengan Air, Melainkan Dengan Darah Burung Gagak Dan Juga Darah Ayam Cemani.
Ratih Harus Menaha Rasa Jijik Dan Juga Dingin pada Malam Hari. Karena Saat Ritual Ia Tidak Mengunakan Sehelai Kain Pun.
Setelah Itu, Ritual Kedua, Ki Jambu Arsa Menggunting Ujung rambut Ratih, Namun hanya Tujuh Helai Rambut Yang ia Butuhkan. Kemudian Ia Membakar Rambut Ratih Pada Dupa Yang Menyalah, Ki Jambu Arsa, Terlihat Menghafal Sebuah Mantra. Sambil Di Ikuti Oleh Ratih.
"Aku Ayu Haspari Ratih,,, Mengikat Sukmo Dan Jasad Mu...., Pada Santet Pitung Dino..." Ucap Ratih Sembari Memejamkan Matanya Menyebutkan Nama Targetnya Di Dalam Mantra.
Ritual Ketiga, Ki Jambu Arsa, Menusuk Jemari Ratih, Darah Segar Langsung Mengucur Di Canting Tembaga, Ki Jambu Arsa, Langsung Meminumnya Perlahan, Lalu Ia Semburkan Pada Dupa Yang Mulai Terbakar.
Dan Ritual Terakhir, Ratih Harus Menaha Diri Bertapa Di Sebuah Sendang Yang Dipenuhi Dengan Siluman Dan Juga Hewan Melata.
"Ki Apakah Aman Saya Bertapa Disini?" Ratih Nampak Ragu Saat ki Jambu Arsa, Mengantarkan nya Ke Sebuah Sendang Yang Ada Di Tengah Hutan, Disana Nampak Sangat Gelap Gulita. Hanya Ada Penerangan Obor Api, Yang Dibawa Oleh Ki Jambu Arsa.
"Ritual Tingal Satu Langkah Lagi Ratih, Kau Harus Bisa Melakukan Nya, Ingat Rasa Sakit Mu, Ingat Penghianatan Itu. Ia Harus Mati Membusuk..."
"Tapi Apakah Disini Aman, Saya Bertapa Tidak Mengunakan Apa Pun, Bagiman Jika Ular Berbisa Mengigit Saya?"
"Tidak Perlu Khawatir, Cahaya Api Ini Akan Aku Matikan, Ular Disini Siluman Tidak Akan Menyakiti Mu Jika Kau Tidak Menggangu Nya, Cepat Ratih Lakukan Ritual Ini. Ini Ritual Terakhir Dan Kau Harus Berhasil. Setelah Ini Kau Boleh Pulang, Cepat Lakukan Jangan Sampai Matahari Terbit." Ki Jambu Arsa Mematikan Cahaya Apinya.
Meningalkan Ratih Di Tepi Sendang Seorang Diri. Ratih Ragu, Namun Desahan Arimbi Saat Bersama Suaminya Kembali Muncul Di Benaknya, Pukulan Akmal, Dan Masa Depan Anaknya Dan Dirinya Yang Mulai Berantakan. Ratih Mengepalkan Tangannya Erat. "Mati Kalian Semua Mati!..." Ratih Mengepalkan Tangannya Kembali.
Tidak Fikir Panjang Ratih Langsung Masuk Kedalam Air, Tampa Mengunakan Sehelai Kain Pun, Ular Mulai Melilit Tubuhnya, Beberapa Hewan Dan Suara-Suara Bisikan Aneh Menggangu Ratih Namun Ia Tetap Fokus Bersemedi.
Ratih Bersemedi, Sambil Menghafalkan Mantra-Mantra Yang Sudah Di Ajarkan Oleh Ki Jambu Arsa.
Matahari Pagi Mulai Menampakan Sinarnya, Ratih Membuka Matanya Perlahan, Melihat Ke Sekelilingnya Nampak Hutan Rimbun, Ia Langsung Memakai Kain Dan Juga Bajunya Kembali. "Kalau Sudah Pagi Ternyata Danau Ini Begitu Indah, Tapi Kenapa Jika Malam Hari Sangat Menakutkan." Gumam Ratih Sambil Mengancing Bajunya.
Semalaman Berendam Di Dalam Air, Tubuh Ratih Terasa Segar Dan Juga Bugar, Bahkan Luka-Luka Pukulan Yang Di Goresan Akmal Kemarin Hilang Tampa Jejak Sedikit Pun.
Dan Anehnya, Setelah Itu Ratih Merasa Cantik Dan Sangat Menggoda, Entah Ada Aura Apa? Dirinya Yang Bisanya Pemalu. Kini Seolah Sengaja Ingin Tebar Pesona.
"Yang Dikatakan Ki Jambu Arsa Benar Ternyata... Kini Aku Tingal Menunggu Kehancuran Mu Mas, Lihat Saja Siapa Yang Akan Mati Mas!..." Ratih Terseyum Culas Sudah Membayangkan Kehancuran Akmal.