NovelToon NovelToon
Balas Dendam Istri, Selingkuh Dengan Ayah Mertua

Balas Dendam Istri, Selingkuh Dengan Ayah Mertua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Reinkarnasi / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Pannery

Noura mati dibunuh suaminya dan diberi kesempatan hidup kembali ke-3 tahun yang lalu. Dalam kehidupannya yang kedua, Noura bertekad untuk membalaskan dendam pada suaminya yang suka berselingkuh, kdrt, dan membunuhnya.

Dalam rencana balas dendamnya, bagaimana jika Noura menemukan sesuatu yang gila pada mertuanya sendiri?

"Aah.. Noura." Geraman pria itu menggema di kamarnya. Pria itu adalah Zayn, mertua Noura yang sering menyelesaikan kebutuhan diri sambil menyebut nama menantu wanitanya.

"Kenapa dia melakukan itu sambil menyebut namaku..?" Noura harus dihadapkan mertua gilanya yang sudah duda. "Anaknya gila.. ayahnya juga lebih gila, eh tapi.. besar juga ya kalau dilihat-lihat."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pannery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mertua gila

"Ohh.. Fu- ck.." Geraman pria menggema di dalam kamarnya.

"Noura, Noura.." Berkali-kali nama Noura disebutkan bersama nafasnya yang berat. Tangannya sibuk mengurus gejolak liar di dalam dirinya.

Di sisi lain seorang wanita menyaksikan pemandangan itu, ia mengintip di balik pintu. Selang beberapa saat, wanita itu berbalik dan wajahnya memerah.

"Sialan, kenapa dia melakukan itu sambil menyebutkan namaku?" Gumamnya kecil dan segera lari dari sana, takut ketahuan.

Dalam kehidupan ke-2 Noura, ia harus menemukan kegilaan dari mertuanya yaitu, sedang menyelesaikan kebutuhan diri sambil menyebut nama Noura.

Bagaimana hal ini bisa terjadi?

***

...London - 7 Januari 2028...

"Sampai kapan kamu mau kaya gini?! Kamu selalu aja menduakan-ku!" Suara tinggi itu terdengar memekakan telinga.

Di sana, seorang wanita sedang marah dan terisak karna suaminya yang selingkuh lagi.

Wanita itu adalah Noura Scott, wanita berambut hitam panjang dengan wajah lusuh yang memucat. Tubuh Noura kurus kering lantaran sering disiksa oleh suami-nya sendiri.

Terkadang Noura tidak diberi makan, minum, dan yang lebih parah lagi..

Plak!

Sebuah tamparan keras melayang pada Noura lalu disusul tendangan ke perutnya.

Noura hilang keseimbangan dan jatuh. Rasa sakit itu menjalar di sekujur tubuh dan hati Noura. Pipi dan perutnya terbakar hebat.

"Diamlah wanita nggak tau diri!" Bentak suami Noura dan kembali menendangnya.

"Aah..! Ampun sayang, ampun ini sakit.." Noura terisak dan meringis sakit.

Kekerasan seperti ini sering kali Noura dapatkan, alhasil tubuhnya diselimuti banyak luka dan memar yang tak kunjung membaik.

Noura selalu menjadi samsak kemarahan suaminya, Darrel Scott.

Mendengar rintihan Noura, bukannya simpati tapi Darrel malah meludahi istrinya sendiri.

"Dasar menjijikan, jangan panggil aku sayang lagi!"

Pernikahan yang sudah berjalan 2 tahun harus berakhir penuh penderitaan. Noura terisak dan kali ini ia baru sadar bahwa mencintai Darrel adalah penyesalan terbesar dalam hidupnya.

Darrel kemudian mengambil sebuah koper dan melemparkannya ke sisi Noura.

"Bereskan pakaianmu dan segera pergi dari sini! Kita akan bercerai!"

Setelah mendengar kata cerai, Noura tidak lagi marah dan sedih. Hal pertama yang ada di pikiran Noura adalah 'bebas'.

Akhirnya setelah 3 tahun berjuang mempertahankan rumah tangga ini, semuanya runtuh.

'Aku akui.. aku bodoh karna pecaya kamu akan berubah dan aku bodoh karna selalu percaya janji manismu'  Batin Noura dengan perasaannya yang tersisih.

Setidaknya ada satu hal yang selalu Noura inginkan dan kali ini emosinya mulai naik.

Pria yang tadinya sangat Noura cintai mulai berbalik. Dengan gemetar, wanita itu mengambil vas bunga yang ada di meja lalu ia berdiri dengan tertatih.

'Setidaknya sebelum ini benar-benar berakhir, aku ingin melakukan apa yang kuinginkan.'  Keberanian Noura muncul seketika.

Tanpa aba-aba panjang, Noura berteriak lalu memukul belakang kepala suaminya dengan vas bunga.

"Dasar baj*ngan!!" Teriak Noura seraya melayangkan vas bunga itu, kacanya pecah dan berserakan dimana-mana.

Kepala belakang Darrel berd*rah, ia memekik sakit dan segera berbalik dengan mata tajam.

Noura terus memukuli suaminya, berteriak sekaligus menangis dengan keras. Noura telah menumpahkan semua hal yang ada di hatinya. Sebuah penyesalan sekaligus emosi yang selalu wanita itu pendam.

"Baj*ngan gila! Kamu akan menderita! Aku akan mengutukmu dan semua kekasihmu!" Noura terus melayangkan kata kasar yang tiada henti. Jelas hal itu membuat Darrel makin emosi.

"Dasar wanita gila!!" Darrel mendorong Noura dan wanita itu langsung terjatuh ke lantai yang keras.

"Kamu itu nggak berguna! Aku muak melihatmu, bahkan kamu nggak bisa memberiku anak!" Bentak Darrel dengan suara yang amat keras.

"Itu salahmu, karna kamu yang mandul!" Noura balas beteriak dan ucapannya langsung menusuk harga diri Darrel.

"Kamu yang mandul j*lang!" Darrel lalu menghajar wajah Noura dengan keras.

BUGH!

Pukulan itu terasa seperti dihantam batu besar, hidung Noura panas dan mulai mengeluarkan cairan merah.

Tak berhenti sampai sana, Darrel yang masih dikuasai kemarahan terus memukul Noura dengan keras.

Noura tidak bisa menghitung rasa sakit yang ia alami, dan Noura mulai tidak sadarkan diri.

Wajah pria yang dulu ia cintai kini menjadi wajah yang paling ia benci. Semua rasa sakit ini perlahan memudar bersama dengan kenangan indah yang mereka lalui.

Sampai akhirnya Noura mulai hilang  sadar, satu kata terlintar di dalam benaknya.

'Kamu akan membayarnya baj*ngan!'

Setelah itu Noura merasakan kegelapan yang terasa hampa. Tubuhnya tidak bisa digerakan lagi, ia tidak bisa bicara maupun melihat.

Apakah ini yang namanya kematian?  Pikirnya.

Tapi dari semua kegelapan itu, yang jelas.. Noura hanya dapat merasakan satu hal yaitu, ia sangat membenci suaminya.

***

Bip Bip Bzzttt.. Bzztt!

Suara alarm modern berbunyi di dalam kamar yang sunyi.

"Hmmm berisik.." Seorang wanita merasa tenganggu dengan suara itu, ia segera mematikan alarmnya dan mulai beranjak dari tempat tidur.

"Ah.. aku masih mau tidur.." Wanita itu megusap matanya dan berjalan karna merasa haus.

Beberapa saat setelahnya, ia mulai tersadar. "Loh!" Wanita itu segera berlari ke kaca di kamarnya dan melihat dirinya sendiri.

"Aku kenapa...?" Bisiknya, suaranya serak dan penuh kebingungan.

Wanita itu mengusap pelan dahinya, merasakan denyut aneh di kepalanya. Ingatan itu jelas sekali—darah, amarah, dan rasa sakit yang mendalam sebelum semuanya menghilang dalam gelap.

Wanita itu ingat betul bagaimana suaminya, memukulnya hingga nafas terakhirnya seolah terlepas. Namun sekarang...

Wanita itu memandang kedua tangannya, kulitnya mulus, tak ada bekas luka. Tubuhnya yang dulu kurus karena siksaan kini terlihat sehat dan berisi seperti sedia kala.

Nafasnya bergetar, mencoba memahami apa yang terjadi. "Aku hidup lagi..?" Ya, dia Noura. Wanita yang tadi mati dibunuh suaminya sendiri.

Ponsel di meja samping bergetar, menginterupsi pikirannya. Dengan tangan gemetar, Noura meraihnya. Nama yang muncul di layar membuat dadanya berdegup kencang.

Darrel: Maaf ya, sayang. Aku harus keluar dulu karna teman-temanku ngajak minum.

Pesan itu membawa Noura ke dalam pusaran memori yang lebih membingungkan.

Ini... ini pesan yang persis sama seperti malam pertama mereka setelah pernikahan.

Hari itu, Darrel meninggalkannya untuk mabuk-mabukan bersama teman-temannya. Darrel akan pulang mabuk dan memaksa Noura melakukan hubungan suami istri.

Noura buru-buru melirik kalender di ponselnya. Tanggal sekarang..

...7 Januari 2025....

"Hah...?!" Noura terkejut, suaranya pecah di tengah keheningan ruangan. Sekarang 3 tahun yang lalu.

"Bagaimana mungkin...? Bukankah aku sudah mati?"

Kepala Noura semakin berdenyut, mencoba memahami situasi. Noura mencubit lengannya, berharap rasa sakit itu akan membangunkannya dari mimpi buruk ini.

Namun rasa nyeri itu nyata.

"Ini bukan mimpi." Gumamnya, matanya mulai berkaca-kaca. Kalau ini surga, kenapa rasanya seperti neraka?

Karena di tempat ini, Noura harus menghadapi Darrel lagi. Pria yang telah menghancurkan hidupnya.

Noura menghembuskan nafas berat, mencoba menenangkan dirinya. Ia turun dari tempat tidur, kakinya melangkah menuju tangga.

Setiap sudut rumah ini terasa familiar. Dekorasi antik, warna dinding, dan aroma lembut kayu jati menguatkan ingatannya.

Semua ini... persis seperti hari itu, saat mereka baru saja menikah.

"Kenapa... kenapa aku di sini lagi?" Noura bergumam, menyusuri rumah dengan hati-hati.

Mendadak, langkah kakinya terhenti ketika samar-samar terdengar suara bisikan dari salah satu ruangan.

Bukan sekadar bisikan—ada suara nafas berat yang sangat jelas.

Noura mengerutkan kening, rasa penasaran mulai menguasai dirinya. "Apa itu...?" Bisiknya pelan.

Noura mendekati sumber suara, yang ternyata berasal dari kamar ayah mertuanya.

Ingatan itu muncul kembali—di awal pernikahannya, ayah mertua tinggal bersama mereka sebelum akhirnya pindah ke rumah lain.

Ayah mertua Noura, Zayn Dominic Scott. Dia pria yang pendiam namun aslinya ramah, dan menyambut Noura dengan baik.

Kalau ingatannya sesuai seperti awal pernikahan. Jika ini mimpi, neraka, atau surga sekalipun.. Noura tidak ingin menghabiskan malam bersama Darrel.

"Aku harus cari cara, mungkin Tuan Zayn bisa membantuku..." Gumamnya, penuh harap lalu menuju kamar Zayn.

Saat sampai, langkah Noura terhenti tepat di depan pintu kamar Zayn. Pintunya sedikit terbuka, Noura membukanya sedikit dan mengintip dari luar.

Noura mematunh dan jantungnya berdetak lebih cepat. Noura melihat sesuatu yang mengejutkan.

Geratakan tangan itu cepat, dongakan kepala dan nafas yang berat.

"F-uck.. Noura.."

"Noura.. Noura.."

Mata Noura membelalak, "Kenapa dia melakukan itu sambil menyebutkan namaku?" Gumamnya kecil. Bukannya pergi, Noura malah terus memperhatinan Zayn.

Sesaat Zayn mulai menoleh dan menangkap basah Noura yang sedang berdiri disana.

Mata itu lebih tajam dari Darrel dan lebih lekat menatap Noura.

Noura gelagapan dan langsung bergidik ngeri, ia akhirnya mneyadari satu hal bahwa anah dan ayahnya sama-sama gila.

Noura segera melesat pergi untuk melarikan diri. Langkah kakinya bergerak cepat, berharap segera meninggalkan tempat itu.

"Aku harus pergi.." Gumamnya dengan panik.

"Mau kemana, Noura?" Suara bariton itu menghentikan langkah Noura.

Noura membeku di tempat, kepanikan mulai menjalar di sekujur tubuh dan pikirannya. 'Gawat, gawat..!' Batinnya mulai panik dan jelas sekali suara itu adalah suara ayah mertuanya, Zayn.

Zayn tersenyum miring, "Apakah menyenangkan mengintip orang dan kabur seperti itu, Noura?"

'Mati aku..'  Noura langsung lemas di tempat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!