NovelToon NovelToon
女将军的命运之幕 ( Tirai Takdir Sang Jenderal Wanita )

女将军的命运之幕 ( Tirai Takdir Sang Jenderal Wanita )

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:636
Nilai: 5
Nama Author: Syifa Fha

Di bawah rembulan yang dingin, seorang jenderal berdiri tegak, pedangnya berkilauan memantulkan cahaya. Bukan hanya musuh di medan perang yang harus ia hadapi, tetapi juga takdir yang telah digariskan untuknya. Terjebak antara kehormatan dan cinta, antara tugas dan keinginan, ia harus memilih jalan yang akan menentukan nasibnya—dan mungkin juga seluruh kerajaannya. Siapakah sebenarnya sosok jenderal ini, dan pengorbanan apa yang bersedia ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Fha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Desa Luo yang sepertinya sudah memasuki musim penghujan, Yang membuat para petani di desa kini mulai sibuk seperti yang dilakukan oleh Keluarga Yun,Bibi Yun Mulai membagi tugas pada anak anaknya. Yun Banxia, putra tertua, bersama Bibi Yun menggarap ladang karena musim semi ditambah curah hujan yang pas adalah Waktu yang cocok untuk berladang. Yun Zhao, si bungsu, melakukan pekerjaan rumah. Sementara Xin Lan dan Ling bertugas mencari kayu bakar, sayuran liar, dan berburu.

Nyonya Yun awalnya melarang Xin Lan berburu, khawatir kondisi tubuhnya yang masih lemah. Namun Xin Lan bersikeras. "Jika aku tak bergerak, kesehatanku justru akan semakin buruk, Bibi," katanya, menambahkan, "Aku berjanji akan berhati-hati."

Xin Lan sepertinya sudah dianggap sebagai anggota keluarga oleh keluarga Yun.

Sesampainya di gunung, Xin Lan kemudian berbagi tugas,ia sudah pasti bagian Berburu karena Ling hanya bisa menggunakan teknik pedang dasar jadi Ling bertugas mencari sayuran liar.

Untuk seorang Mantan jenderal pembunuh, berburu bukanlah hal yang sulit,Xin Lan sangat terampil menggunakan panah buatannya untuk menembak hewan yang sering berada di tempat yang tinggi, selain itu Xin Lan juga sangat ahli memasang jebakan dan membaca jalur hewan lewat jejak kakinya ,dari 5 jebakan sederhana yang buat ,Hanya 2 jebakan yang berhasil.

Mereka berdua akhirnya Kembali ke desa, Ling yang nampak gembira langsung berlari menuju dapur meninggalkan Xin Lan di pintu masuk pekarangan dengan gerobak berisi hewan buruan.

"APA YANG?!! AAAAA!!! LING!!!!! "Teriak Xin Lan.

Yun Banxia lantas memukul kepala Ling,Namun pemuda itu nampak tidak peduli ia langsung berlari menuju dapur,Yun ban xia lantas berlari menuju Xin Lan yang pakaiannya tersangkut di pegangan gerobak yang posisinya tergantung karena muatan berat di bak penampung membuat Xin Lan yang bertubuh kecil berada di pegangan kemudi menjadi terangkat,

Pakaian Xin Lan Robek, Membuat bagian punggungnya yang dipenuhi bekas luka terekspos.

"Nona ...."Yun Banxia terkejut mendapati punggung Xin Lan dipenuhi bekas luka dan memar,

Yun ban Xia lantas memberikan pakaian luarnya untuk menutupi tubuh bagian atas Xin Lan.

"kau Pergilah ke dalam ,Biar aku yang menyelesaikan ini."Ucap Yun ban xia tanpa melihat kearah Xin Lan.

Xin Lan hanya mengangguk kemudian pergi sambil mengucapkan terimakasih.

"Bu! Pakaian Nona xin Robek!"Tiba tiba saja Yun ban xia berteriak membuat wajah Xin Lan memerah.

Xin Lan melotot ke arah Yun ban xia Yang sepertinya tersenyum puas melihat reaksi Xin Lan,Xin Lan tidak pernah tahu jika pemuda yang biasanya terlihat dewasa dan tenang itu memiliki sisi jahil juga.

Xin Lan meminjam pakaian milik Ling, Yang memang postur Ling dan Xin Lan hampir sama walaupun tinggi tubuh mereka tidak jauh berbeda.

Yun ban xia kembali ke dalam rumah tepat makan malam sudah dihidangkan.

"Hei kalian! Lihat! Aku memasak sup jamur kali ini!"Seru Ling .

Yun Banxia dan Yun Zhao, penggemar berat jamur, langsung menyambar mangkuk. Nyonya Yun tidak pernah menyukai jamur karena menurutnya tekstur jamur itu aneh, .

Sedangkan Xin Lan mengamati dengan curiga. karena ia Tahu , hanya sedikit orang pedesaan yang bisa membedakan mana jamur yang beracun dan juga jamur yang aman untuk dikonsumsi,Akan tetapi Xin Lan yang sudah memutuskan untuk berubah menjadi orang biasa, akhirnya mencoba untuk percaya. Namun, ragu-ragu, ia mencicipi sup itu. "Rasanya memang lezat," akunya, "Semoga saja tak terjadi apa-apa."

Beberapa saat kemudian, mereka yang makan sup jamur itu tergeletak di ranjang, tubuh mereka panas dan berkeringat.

"mencoba untuk Mempercayai seseorang memang pilihan yang bodoh."Batin Xin lan.

"Bibi yun,Coba bawakan aku sisa jamur yang ada di keranjang!" seru Xin Lan, kepalanya pusing, Handuk basah sudah berada di keningnya dan sejauh ini hanya Xin Lan yang bisa dikatakan korban selamat dari insiden sup jamur buatan Ling karena Xin Lan hanya memakan sedikit sup jamur tadi.

Bibi yun menghampiri Xin Lan dengan membawa sebuah jamur yang terlihat seperti jamur Tiram , "Ini."Ucapnya.

Hanya melihat sekilas dari wujud jamur itu ,Xin Lan langsung tertawa,Ia memaksakan dirinya untuk duduk,ia lantas mengambil bantalnya dan melemparkannya ke arah Ling yang berbaring di sampingnya membuat pemuda itu terbangun.

Xin Lan langsung melemparkan jamur tersebut kearah Ling.

"Jika kau tidak tahu kenapa tidak bertanya kepadaku sebelumnya?!"Bentakan Xin Lan membuat Ling terdiam,ia kemudian Mengambil dan memperhatikan jamur tersebut.

"Bu...bukan kah ini jenis yang biasa kita makan sebelumya? Bukankah jamur ini bisa dimakan ya?"Ucapan Ling yang polos membuat Xin Lan terkekeh.

"Anda tahu tentang jamur?"Tanya bibi yun.

"Tentu saja! Aku ini seorang ahli bela diri yang sering mengembara,tentu saja aku harus tahu berbagai jenis tumbuhan dan hewan dan cara mengolahnya."Ucap Xin Lan dengan bangga.

"Jadi...,Itu jamur apa nona?"Sahut bibi Yun.

"itu jamur jenis jamur Aurora Ostrearia,Atau orang di kampungku bilang jamur Salju kematian,Dia memang mirip dengan jamur tiram yang bisa dimakan tapi yang menjadi pembeda dengan jamur tiram adalah gelang yang terdapat di batang jamur itu."Jelas Xin Lan.

Ling langsung memeriksa jamur tersebut dan memang terdapat garis samar yang melingkar di batang jamur itu.

Xin Lan dengan bantuan bibi Yun lantas membuat obat penawar dan beberapa teknik pijat, ia menggunakan teknik itu dengan sangat terampil seperti sudah biasa menggunakannya, Ling baru menyadari sekarang bahwa Xin Lan bukan hanya ahli dalam bidang bela diri ia juga memiliki bakat dibidang medis.

Keesokan paginya berkat pengobatan Xin Lan,Tubuh Yun ban xia merasa lebih segar,

"Bagaimana perasaan anda sekarang?"Ucapan Xin Lan Yang tiba tiba membuat Yun ban Xia sedikit terkejut dengan kehadirannya yang sering muncul tiba-tiba.

"Terimakasih sudah merawatku,Aku merasa lebih baik sekarang."Ucap Yun ban Xia sambil melakukan perenggangan otot.

Di tengah obrolan santai dengan Ban xia, teriakan Ling membuat ekspresi Xin Lan berubah drastis. Ban Xia , yang diam-diam memperhatikan, menahan tawa. Sepertinya Xin Lan masih kesal soal insiden sup jamur beracun.

Ling menghampiri mereka, "Nona Xin! Kenapa Anda tidak menunggu saya? Apakah… Nona masih marah kepada saya?"

Xin Lan menghela napas panjang, berusaha meredam kekesalannya. Ia menatap Ling dengan senyum terpaksa, lalu mencengkram bahu Ling hingga membuatnya tersentak.

"Tidak kok,Untuk apa aku kesal? Itu kan sudah berlalu ," kata Xin Lan.

Xin lan tiba-tiba bersuara, "Oh ya, bibi Yun menyuruhmu bertugas di ladang, menggantikan kakak Yun ban Xia." Ling terkejut dan pasrah melihat ekspresi Xin Lan tampak serius. Ia pun pergi mengambil cangkul.

Sedangkan Yun ban Xia hanya bisa tertaw kecil, Kehidupan keluarganya berubah menjadi lebih baik semenjak kehadiran Liu Xin Lan.

Sepanjang perjalanan menuju hutan di Gunung Bei, Xin Lan dan Yun ban Xia tertawa mengingat kejadian pagi tadi.

"Astaga, kau kejam sekali pada Ling. Jelas sekali kau masih marah padanya," kata Yun ban xia.

"Tentu saja!" Xin Lan menjawab. "Ngomong-ngomong, Senior yun…"

"Panggil saja Ban xia ," potong . Yun ban Xia.

"Baiklah, ban Xia."Xin Lan merasa aneh di lidahnya begitu ia memanggil nama Yun ban Xia tanpa marga.

" ah, Omong omong nona,Dimana kau mempelajari teknik yang kau gunakan tadi malam? Bisakah kau mengajariku? Kau punya bakat medis yang luar biasa," kata Yun ban Xia dengan mata berbinar.

"Anda terlalu memuji. Itu hanya teknik dasar yang kupelajari Saat mengembara dulu," jawab Xin lan.

"Keluarga… orang tuamu?" tanya Yun ban xia

Xin lan terdiam sejenak. "A...aku bahkan tidak pernah tahu siapa orang tua ku,Selama ini aku hidup di panti asuhan."

"Maaf, aku tidak bermaksud…" Yun ban Xia merasa bersalah.

"Tidak apa-apa,Ah ya sebaiknya kita berpencarnya mulai dari sini,." jawab Xin Lan tenang.

"Baiklah,Hati hati."Ucap Yun ban Xia.

Angin sepoi-sepoi menerpa wajah Xin Lan dan Yun Ban Xia saat mereka berpisah, masing-masing menuju tugasnya. Hutan di pegunungan Bei yang lebat membentang di antara mereka, membentuk dinding hijau yang memisahkan namun juga menyatukan. Xin Lan melangkah lebih jauh, menghilang di balik rimbunnya dedaunan. Langkahnya berhenti di sebuah celah tersembunyi, di mana sinar matahari hanya mampu menembus sela-sela daun membentuk pola-pola cahaya yang berkelap-kelip di tanah. Di sana, dengan gerakan tangan yang cepat dan terampil, ia menarik anak panahnya membidik seekor burung.

Namun bukan burung yang jatuh, melainkan seorang pria berjubah hitam terjatuh dari atas pepohonan. Wajahnya tersembunyi di balik bayangan tudung, hanya sorot mata tajam yang mengintip dari balik kain gelap itu. Jantung Xin Lan berdegup kencang saat menyingkirkan tudung hitam yang menutupi wajah pemuda itu. "Tidak mungkin..." bisiknya lirih. Ia mengenal wajah itu.

Kilasan ingatan menyerbu benaknya, membawanya kembali ke sebuah penginapan murah di kota yang ramai.

 

Flashback

Xin Lan berbaring di ranjang sebuah penginapan reyot yang ia sewa Untuk bersiap mengintai target yang akan ia bunuh. Malam itu sunyi, hanya suara jangkrik dan sesekali deru napasnya yang terdengar. Tiba-tiba, keributan pecah di luar penginapan. Namun,Xin Lan tidak peduli, ia hanya fokus dengan tujuannya. Akan tetapi. Seorang pria mengenakan hanfu mewah layaknya seorang pangeran menerobos masuk lewat Jendela dan langsung bersembunyi di balik selimut.

"Apa-apaan ini?!" batin Xin Lan terkejut.

Namun, ia lebih terkejut lagi ketika menyadari bahwa di dalam selimut itu sudah ada seorang gadis bertopeng. Mata keduanya bertemu. Xin Lan terpaku sejenak, mencoba mencerna apa yang sedang terjadi. Ia hendak melakukan perlawanan, namun pemuda itu dengan sigap mengunci pergerakannya dan sedikit menindih tubuhnya.

"Sial!" umpat Xin Lan dalam hati.

Dari luar, Xin Lan mendengar suara gaduh para prajurit istana yang sedang mencari seseorang dengan menggeledah setiap kamar. Ia langsung menyadari bahwa pemuda yang berada di atas tubuhnya saat ini bukanlah orang biasa.

"Hei, kau," bisik pemuda itu.

Xin Lan menoleh, menatap mata tajam di balik hanfu mewahnya.

"Umurmu berapa?" tanyanya.

"Enam belas," jawab Xin Lan polos.

Pemuda itu menyeringai tipis. "Kau mengenakan topeng, berarti kau sudah ahli melakukannya, bukan? Jangan berpura-pura polos. Lindungi aku, dan aku akan memberikanmu kompensasi."

"Apa yang—! Hei, kau!!!" protes Xin Lan, namun terlambat.

Para prajurit yang sedang bertugas seolah olah mendengar suara desahan dan penolakan dari kamar sebelah. Tanpa basa-basi, mereka mendobrak pintu. Alangkah terkejutnya mereka mendapati seorang gadis yang langsung menutup tubuh bagian atasnya yang terbuka dengan selimut.

"A...apa yang kalian lakukan di sini?! Keluar!!!" ucap Xin Lan dengan wajah memerah, berusaha menutupi rasa gugupnya.

Ranjang itu ikut berderit akibat gerakan yang dilakukan oleh pemuda itu. Para prajurit itu meminta maaf dan segera pergi, menutup kembali pintu kamar tersebut.

"Astaga... pengantin baru sekarang, tidak tahu malu sama sekali," ujar salah seorang prajurit.

"Sudahlah, ayo cari lagi," timpal yang lain.

Setelah dirasa aman, Xin Lan yang melihat peluang langsung menghajar pemuda di atasnya. Ia dengan cepat mengenakan topeng yang sempat ia lepas dan merapikan penampilannya yang berantakan. Leher dan daerah tulang selangkanya terasa sedikit nyeri di bagian tertentu.

"Ssstt... kenapa kau menggigitku?!" ringis Xin lan itu, namun Pemuda itu hanya menatapnya dengan tatapan polos di pinggir Ranjang .

Pemuda itu langsung memberikan 5000 tael emas yang berupa kertas ke Xin Lan. "Ambillah, ini kompensasi dariku," ucapnya lalu pergi meninggalkan Xin Lan yang masih terpaku dengan setumpuk uang di tangannya.

 

End of Flashback

Xin Lan tersentak kembali ke dunia nyata. Wajah pemuda berjubah hitam itu... tidak mungkin ia melupakannya. Pemuda yang ia lindungi malam itu, kini berdiri dipangkuannya, ia terjatuh dari pohon dengan luka di sekujur tubuhnya.

Tak lama kemudian Pemuda itu mengerang pelan, mencoba bangkit. Xin Lan bisa melihat jelas luka memar dan goresan di wajahnya yang tampan. pria itu tampak linglung, Mungkin efek benturan keras yang ia alami.

"Siapa kau?" tanya pemuda itu dengan suara serak, matanya menyipit berusaha memfokuskan pandangan. " Apa kau dari pihak musuh?"

Xin Lan tertegun. pemuda itu tidak mengenalinya? Ah, Tentu saja, Xin Lan teringat ia tidak mengenakan topengnya saat ini.

"Tenanglah aku bukan musuh," jawab Xin Lan datar, berusaha menyembunyikan keterkejutannya. "Kau jatuh dari pohon."

Pemuda itu mendengus sinis. "Jangan berbohong. Aku melihatmu membidikkan panah ke arahku."

..."itu karena Aku sedang berburu!," balas Xin Lan, mengangkat bahunya acuh. "Kau saja yang sial karena berada di jalur panahku."...

Pemuda itu menatap Xin Lan dengan curiga, berusaha mencari kebohongan di matanya. Namun, Xin Lan berhasil mempertahankan ekspresi datarnya. Ia tidak boleh ketahuan. Identitasnya sebagai pembunuh bayaran harus tetap dirahasiakan.

"Siapa namamu?" tanya Pemuda itu lagi, kali ini dengan nada lebih lembut.

Xin Lan terdiam sejenak. Ia tidak mungkin memberitahukan nama aslinya. "Namaku... Xin lan," jawabnya singkat.

"Xin lan?" Pemuda itu mengulang nama itu pelan, seolah sedang mencicipi setiap suku katanya. " Aku Yu Zhang,Maaf atas kesalahpahaman tadi,dan juga maaf karena sudah menuduhmu padahal kau berniat menolongku, Sekali lagi aku meminta maaf pada anda nona xin lan."

Xin Lan hanya menjawabnya dengan anggukan.

1
Syaifudin Fudin
Sederhana namun dalam
RinSantorski
Jalan cerita hebat.
·Laius Wytte🔮·
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!