NovelToon NovelToon
Kebangkitan Tuan Muda Tak Berguna

Kebangkitan Tuan Muda Tak Berguna

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Harem / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Tuan Takur

Salah satu Klan terbesar di Kerajaan Xia sedang diambang kehancuran karena ancaman musuh dari dalam dan luar Klan. Sayangnya, Tuan Muda mereka justru masih berkutat dengan seni beladirinya yang tidak juga berkembang karena cacat di dalam tubuhnya.

Di sisi lain, tunangannya yang berbakat dan begitu cantik telah menjadi banyak incaran Tuan Muda yang lebih hebat darinya.

Dengan kondisi ini, apa yang bisa dilakukan Tuan Muda yang tidak berguna ini? Bisakah dia membangkitkan elemen dalam dirinya? Bisakah dia melindungi keluarga dan tunangannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tuan Takur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Teman Lama

"Haha! Saya merasa terhormat berada di hadapan Tuan Muda Keluarga Luo dan Nona Jiang. Kalian sungguh telah membawa kehormatan besar bagi tempat kami yang sederhana ini." Pria paruh baya itu berkata dengan gembira.

Sebagai pemimpin cabang Bank Naga Emas, tidak heran jika orang ini begitu mahir bersosialisasi. Karena dia dapat mengenali Luo Chen sekilas, ia pasti juga memahami statusnya saat ini. Namun meski begitu, ia tidak meremehkan Luo Chen sedikit pun. Ia justru menyapanya dengan hangat.

“Ini adalah pengawas Bank Naga Emas Provinsi Tianshu, Presiden Lu.” Jiang Meilin memperkenalkan pihak lain kepada Luo Chen.

"Presiden Lu, tolong pimpin kami untuk mengambil barangnya." Setelah perkenalan singkat selesai, Jiang Meilin kembali ke sikapnya yang tegas seperti biasanya.

Presiden Lu mengangguk dan tersenyum, sebelum berbalik untuk memimpin jalan. Mereka bertiga melewati lapis demi lapis tembok pengaman, sebelum akhirnya masuk jauh ke bawah gedung.

Mengikuti arahan Presiden Lu, Jiang Meilin dan Luo Chen tiba di depan sebuah ruangan tertutup rapat tanpa pintu masuk. Rangan itu berdinding batu hitam halus dan mengilap di semua sisinya, membuatnya tampak seperti ruangan yang dikelilingi cermin hitam.

Namun begitu Presiden Lu menepuk dinding dengan ringan, dinding itu akhirnya terbelah, yang memungkinkan kelompok itu memasuki ruangan. Di dalam ruangan, sebuah kotak yang terbuat dari logam yang tidak diketahui perlahan-lahan muncul dari tanah.

Presiden Lu tersenyum sambil menjelaskan, "Tamu-tamu yang terhormat, ini adalah benda yang ditinggalkan oleh Tuan Klan Luo. Menurut beliau, Tuan Muda harus mengambilnya sendiri, dan darahnya akan menjadi kuncinya."

Setelah tugasnya selesai, Presiden Lu pun menyelinap pergi, meninggalkan kedua orang lainnya di ruangan itu.

Luo Chen menatap kotak penyimpanan rahasia ini dengan seksama hingga terlihat seperti sedang melamun. Apa sebenarnya rencana orang tuanya dengan meninggalkan benda penuh misteri ini? Lalu, apa sebenarnya warisan yang mereka tinggalkan?

Namun meski Luo Chen bingung, intuisinya mengatakan bahwa objek di depannya sangatlah penting. Mungkinkah itu bisa mengubah nasib buruknya?

Luo Chen menarik nafas dalam-dalam dan melangkah maju. Begitu meletakkan telapak tangannya di atas brankas, ia merasakan sakit yang menusuk di jarinya, seolah setetes darah direnggut paksa dan diserap oleh brankas ini.

"Klik!"

Seketika, bunyi mekanis terdengar dari dalam brankas. Kilau samar perlahan muncul dari tengahnya saat brankas itu terbuka.

Pada titik ini, Luo Chen akhirnya bisa melihat apa yang ada di dalamnya.

Bola kristal hitam pekat yang sangat halus. Bahkan sangking halusnya, Luo Chen bisa melihat bayangannya sendiri di sana.

"Apa ini...?" gumam Luo Chen saat memeriksa bola kristal itu.

"Sebaiknya kamu simpan saja baik-baik untuk saat ini. Tuan bilang kamu harus menunggu sampai ulang tahunmu yang ke-17 sebelum bisa mengambil ini." Jiang Meilin menyerahkan sebuah koper.

Luo Chen mengangguk sambil dengan hati-hati meletakkan bola kristal hitam itu ke dalam koper. Tanganya memegang erat-erat bola kristal itu, sementara matanya mulai berkaca-kaca.

“Ada apa?” ​​Jiang Meilin bertanya dengan ekspresi bingung.

"Aku punya firasat keberuntunganku akhirnya tiba. Aku sangat emosional!" seru Luo Chen. "Tunggu saja... Aku pasti akan berhasil membatalkan pernikahan ini!"

Jiang Meilin tidak mau repot-repot menanggapinya. Melihat Luo Chen sedang meluap-luap karena kegembiraan, ia segera berbalik dan meninggalkan ruang rahasia itu.

Melihatnya, Luo Chen segera menenangkan diri dan menyusul. Akhirnya, keduanya meninggalkan bagian dalam gedung, dan sekali lagi disambut oleh Presiden Lu, kali ini ditemani oleh seorang wanita muda.

Wanita itu berpakaian hijau dan tampak luar biasa cantik. Rambut hitamnya yang lurus tergerai hingga mencapai pinggangnya yang ramping. Sepasang matanya menawan dan bersinar terang, serta kulitnya begitu putih hingga memancarkan kilau sebening kristal.

Meskipun tangannya terbalut sarung tangan sutra tipis, namun jari-jarinya yang ramping bagaikan giok dapat terlihat samar-samar.

Memiliki kecantikan dan temperamen, wanita muda ini jelas satu tingkat di atas Difa Ning.

Namun saat melihatnya, ekspresi tidak wajar justru melintas di wajah Luo Chen sebelum dia kembali tenang.

"Haha, ini keponakanku, Lu Qing'er. Dia baru saja diterima di Akademi Nanfeng sebagai seorang kultivator, dan dia sangat mengidolakan Nona Jiang."

"Ketika dia mendengar Anda datang, dia bersikeras untuk ikut. Aku harap Nona Jiang tidak keberatan dengan ini," jelas Presiden Lu sambil menyatukan tangannya dengan hormat dan tersenyum.

“Salam Kakak Senior Jiang,” kata Lu Qing'er dengan hormat sambil membungkuk dengan anggun.

Jiang Meilin mulai mengamati wanita muda ini. "Karena kamu murid Akademi Nanfeng, seharusnya kamu kenal Luo Chen kan?"

Lu Qing'er mengalihkan pandangannya sejenak ke arah Luo Chen yang berdiri di samping Jiang Meilin. Ia tersenyum lebar sambil mengangguk pelan.

"Dulu Luo Chen sering memberiku beberapa petunjuk dalam latihan, dan aku sangat berterimakasih padanya. Namun sepertinya selama dua tahun terakhir ini, dia tidak mau bertemu denganku lagi."

Luo Chen tersenyum canggung sebelum menjawab dengan tergesa-gesa, "Tidak tidak, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. Kita sudah berbeda sekolah, jadi sudah pasti sulit untuk bertemu!" ​​

Jauh di lubuk hatinya, Luo Chen merasa tak berdaya. Lu Qing'er sangat terkenal di Akademi Nanfeng. Ia berada di strata yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan Difa Ning. Tak hanya menarik, ia juga menjadi ikon Akademi Nanfeng untuk generasi saat ini.

Ketika Luo Chen masih bersekolah di Sekolah Pertama, banyak murid yang belum membuka istana resonansi mereka. Dengan kemampuannya yang luar biasa dalam menggunakan seni resonansi, ia jauh lebih unggul daripada murid-murid lainnya.

Oleh karena itu, banyak murid yang datang kepadanya untuk meminta bimbingan, termasuk Lu Qing'er.

Namun setelah Luo Chen hanya membangkitkan istana kosong dan diusir dari Sekolah Pertama, interaksi mereka pun menjadi jarang.

Tentu saja, Luo Chen juga dengan sengaja bersembunyi dari Lu Qing'er. Bukan karena dia membencinya, tetapi karena dia merasa malu setiap kali mereka bertemu.

Dia dulunya adalah siswa nomor satu di Sekolah Pertama, tetapi sekarang posisinya telah digantikan oleh Lu Qing'er, orang yang dulu ada di bawahnya.

Lu Qing'er tidak membantah kata-kata Luo Chen yang terlihat asal menjawab. Tetapi dia juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Sebaliknya, ia mengalihkan perhatiannya kepada Jiang Meilin dan mulai mengobrol dengannya dengan penuh antusias.

Duo Lu kemudian mengantar keduanya keluar dari bank.

“Nona Jiang, aku dengar akan ada acara di Rumah Luo,” kata Presiden Lu dengan sikapnya yang selalu tersenyum.

Ekspresi Jiang Meilin tidak berubah saat dia menjawab dengan datar, “Presiden Lu memang tahu banyak.”

"Ah, sayang sekali..." Presiden Lu menghela nafas sebelum melanjutkan, "Silakan hubungi aku jika ada yang bisa aku bantu. Bank Naga Emas percaya bahwa harmoni melahirkan kekayaan!"

Luo Chen menyimpan beberapa keraguan di benaknya, tetapi ia tak mengungkapkannya. Ia hanya mengikuti Jiang Meilin naik kereta.

Begitu kereta pergi, Presiden Lu mengusap dagunya sambil melirik Lu Qing'er yang masih menatap dengan penuh kerinduan ke arah kereta yang sudah semakin menjauh.

"Uhuk! Gadis kecil, kamu tidak punya perasaan pada Luo Chen kan?" Presiden Lu memecah keheningan.

Lu Qing'er melirik Presiden Lu sekilas sebelum menjawab dengan lembut, “Aku hanya merasa kasihan pada Luo Chen."

"Dulu, dia memang membimbingku dalam seni resonansi. Aku berhutang terimakasih padanya. Jika bukan karena istananya kosong, dia pasti sudah menjadi saingan terbesarku di Akademi Nanfeng.”

Presiden Lu mengelus dadanya sambil menghela nafas lega. "Syukurlah... Qing'er, dia sudah bertunangan. Jangan mengganggu hubungan orang lain. Lagipula dengan status dan penampilanmu, pemuda mana di Kerajaan Xia yang tidak tertarik padamu?"

1
Mưa buồn
Ngangenin
Mehayo official
Thor, kapan next chapter nya keluar?
Tarian Pena: besok pagi ya...
total 1 replies
Jing Mingzhu5290
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!