Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Belum usai dengan masalah uang kuliah, sekarang Ayunda harus memikirkan tentang uang untuk operasi sang ibu. Meski beban yang Ayunda pikul seberat bola dunia, tapi Ayunda harus tetap tegar dan kuat. Dia tidak boleh menyerah. Dia harus berusaha mencari uang bagai mana pun caranya.
Hari ini Ayunda terlambat lima belas menit tiba di cafe. Walaupun mendapatkan teguran dari manajer cafe, tapi Ayunda tetap memberanikan diri untuk meminjam uang kepada manajernya itu. Sayangnya bukan pinjaman yang Ayunda dapatkan, melainkan kemarahan dari sang manajer.
Keluar dari ruangan manajer, Ayunda kembali menghela napas yang terasa semakin berat. Kemana lagi dia harus mencari pinjaman. Atau mencari pekerjaan yang bisa mendapatkan uang banyak dengan cepat.
Dengan tubuh yang kurang istirahat dan beban pikiran yang berat membuat Ayunda jadi tidak fokus saat bekerja, Ayunda tidak sengaja menumpahkan segelas minuman dan mengenai seorang pelanggan. Sehingga pelanggan itu marah-marah dan membuat kekacauan di cafe tersebut.
"Maaf nona, saya sungguh tidak sengaja." ucap Ayunda takut.
Dia benar-benar tidak sengaja. Selama bekerja, baru kali ini Ayunda melakukan kesalahan seperti ini.
"Maaf mu tidak bisa menggantikan baju ku yang mahal ini. Dasar pelayan rendahan!" pelanggan wanita itu menampar Ayunda dengan keras sehingga membuat Ayunda tersungkur di lantai.
Seorang teman Ayunda datang dan membantu Ayunda berdiri.
"Teman saya memang salah, tapi dia sudah minta maaf. Dia tidak sengaja dan anda tidak berha berbuat kasar padanya." kata teman Ayunda membela Ayunda.
Sebagai sesama pelayanan, dia tidak terima Ayunda ditampar dan di hina begitu.
"Kau jangan ikut campur. Kalian berdua sama saja. Sama-sama pelayan rendahan. Miskin!" ucap wanita sombong itu.
"Mana manajer kalian ? Panggil ke sini!" kata wanita itu lagi.
Si manajer yang sudah mengetahui ada keributan pun langsung keluar.
"Saya manajer cafe ini. Maaf atas kelalaian pelayan kami." ucap sang manajer.
"Aku ingin orang ini di berhentikan atau aku akan melaporkan cafe ini !" kata wanita itu dengan nada sombong sambil menunjuk wajah Ayunya.
Mentang-mentang orang kaya, wanita itu sesuka hati menghina dan mengancam orang lain.
Mendengar ucapan wanita itu, si manajer langsung menatap pada Ayunda yang kini tengah menunduk dengan dalam. Perasaan marah dan kesalnya tadi pada Ayunda belum benar-benar hilang. Sekarang bertambah lagi masalah yang di lakukan oleh karyawannya itu.
"Ayunda, kamu saya berhentikan sekarang juga." kata manajer dengan sangat menyesal.
Setetes air mata Ayunda jatuh ke lantai. Rasanya tubuhnya juga ingin ikut jatuh, namun sekuat tenaga dia menahan agar kakinya tetap tegak berdiri. Mengapa di saat dia sangat membutuhkan uang tapi dia malah di berhentikan kerja.
Wanita jahat itu tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya dia bisa membalas kekesalannya pada Ayunda yang dia anggap sudah membuatnya malu. Padahal wanita itu tidak mengalami kerugian apapun. Baju yang katanya mahal itu masih bisa di bersihkan. Tapi dia malah membuat seseorang yang sedang membutuhkan uang malah kehilangan pekerjaan. Benar-benar wanita yang kejam dan tak punya hati.
Para pengunjung cafe yang menyaksikan itu hanya berbisik-bisik di belakang. Namun di antara para pengunjung itu ada seorang pria yang hanya diam menatap dari meja di sudut cafe.
Awalnya dia tidak begitu peduli pada keributan yang terjadi. Namun ketika dia mengenali wajah Ayunda, pria itu jadi ikut memperhatikan. Dia pun merasa geram dengan apa yang di lakukan oleh wanita jahat itu pada Ayunda. Namun pria itu tidak mau ikut campur karena merasa itu bukanlah urusannya.
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya