Sinopsis
Samuel Kai wiegner datang ke Selandia Baru bukan untuk jatuh cinta. Ia hanya ingin melupakan luka dari hubungan yang gagal di Jerman.
Tapi hatinya tak bisa berbohong saat bertemu Nadya Putri Aulia mahasiswi S2 asal Indonesia yang juga bekerja di motel ayahnya.
Nadya bukan seperti gadis yang biasa ia temui. Sederhana, tulus, pekerja keras dan penuh tanggung jawab. Tapi cinta bukan prioritas dalam hidup Nadya. Ia sibuk kuliah dan bekerja untuk keluarga nya.
Sam jatuh perlahan, sementara Nadya masih bimbang, masih berpikir dengan perasaan nya.
Karena hidup nya bukan tentang cinta, tapi tentang bertahan.
Saat waktu, jarak, dan beban hidup menghalangi perasaan—akankah mereka memilih saling menunggu, atau saling melepaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yana Rafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persaingan Lama Rebutan Baru
Sore itu Sam ke rumah kost Nadya untuk menjemput nya, mereka akan menghadiri pesta chrismast yang Emily di adakan. Sebenar nya bagi orang New zealand chrishmast party itu bukan acara spritual, tapi lebih seperti perayaan liburan dan kumpul bersama keluarga atau teman dekat. Dan Emily pun memang tidak mengundang banyak orang, hanya ada Emily, Mat, Charlie, Sam dan Nadya.
Nadya menunggu kedatangan Sam di halaman rumah kost nya, tak lama mobil Sam pun datang.
Charlie sudah pergi duluan dengan mengendarai mobilnya ke rumah Emily.
Sam memperhatikan Nadya, gadis itu memakai blouse floral berbahan sifon berwarna merah serta jeans hitam.
Rambut hitam panjang nya ia biarkan tergerai.
"Wunderschön" ujar Sam yang arti nya gorgeous.
Nadya mengernyitkan dahi nya, karena ia tidak mengerti bahasa Jerman
"What do you say?"
"Secret" kekeh Sam
"Loh kamu mau balas aku ya" Nadya sadar terkadang ia berbicara bahasa Indonesia dan Sam tidak mengerti.
Mendengar ucapan Nadya, Sam pun jadi tertawa sendiri. Padahal dia tidak bermaksud membalas Nadya, hanya saja karena dia masih sering bicara dengan bos nya yang orang Jerman yang sering memberikan project pada nya, spontan ia pun suka berbicara dalam bahasa Jerman.
"Gorgeous Nadya, itu yang tadi aku katakan padamu" ujar Sam saat di dalam mobil.
Pipi gadis itu bersemu merah, ia tersenyum kecil dan mengucapkan terima kasih.
Sam sangat menyukai senyum Nadya, lesung pipi yang muncul saat ia tersenyum terutama saat ia malu-malu seperti ini menambah kecantikan nya.
"Kalau kamu mau, aku bisa ajari kamu bahasa Jerman"
"Kalau gratis, tentu saja aku mau". Kekeh Nadya.
Sam menjelaskan bahwa Nadya pasti bisa cepat menguasai bahasa Jerman karena memang bahasa Jerman dan bahasa Inggris itu sama-sama berasal dari West Germanic language, cabang dari rumpun Indo-Eropa. Karena itu, mereka punya banyak struktur gramatikal, akar kata, dan kosakata yang mirip.
Nadya mengangguk ngangguk mendengar penjelasan Sam.
Sekitar sepuluh menit kemudian mereka pun tiba di rumah Emily.
Emily sedang menyiapkan makanan yang ia beli dari restaurant, ia memang jarang memasak.
Emily dan Mat pun menyambut kedatangan Nadya dan Sam, Charlie sudah tiba duluan. Charlie duduk di ruang tamu sambil menonton acara olahraga rugby yang merupakan olah raga paling populer di New Zealand. Karena mereka semua sudah datang, Emily mengajak mereka makan bersama. Mereka banyak menanyakan tentang Indonesia pada Nadya. Sebelumnya, mereka memang sudah pernah ke Bali, tapi belum pernah ke daerah atau tempat wisata lain di Indonesia.
Nadya pun menceritakan tentang Lombok, bahwa ada Pantai Senggigi yang jauh lebih bagus dan indah dari pada Bali. karena Lebih tenang dan tidak seramai Bali, cocok untuk yang mencari ketenangan dan nuansa alami.
Air lautnya jernih dengan gradasi biru-kehijauan yang indah. Pemandangan sunset berlatar Gunung Agung di kejauhan sangat memukau.
Cocok untuk snorkeling, berenang, dan bersantai.
Dekat dengan spot-spot eksotis lain seperti Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Tetapi kekurangan nya fasilitas dan aksesibilitas tidak sebanyak dan semudah di Bali. Masih lebih sepi dan kurang nightlife dibanding Bali.
"Yah memang menjadi subjektif, karena keindahan pantai itu sangat tergantung selera masing-masing" ujar Nadya panjang lebar.
Ia bisa menjelaskan tentang Senggigi karena dulu saat kuliah S1 ia pernah ke lombok bersama dengan beberapa teman kampus nya.
"I think next time aku harus coba ke Lombok, dan kamu harus menemaniku ya" ucap Mat sambil mengerlingkan matanya pada Nadya.
"Jika aku ada waktu luang, dengan senang hati aku akan temani" balas Nadya sambil tersenyum.
Sam mengepalkan tangan nya yang berada di bawah meja makan, ia tidak menyukai sikap Mat pada Nadya dan ahh kenapa gadis itu malah menyetujui ajakan sepupu nya?
"Apakah ia hanya basa basi atau memang benar ia ingin pergi berdua dengan Mat?
Jangan sampai mereka pergi berdua kesana, kalaupun pergi, harus ada aku yang menemani Nadya". Geram Sam dalam hati.
"Lihat mereka sedang sibuk mencari perhatian Nadya" ucap Emily pada Charlie saat di ruang tamu.
Mau tak mau charlie pun memandang ketiga anak muda itu yang sedang mengobrol di meja makan, ia terkekeh pelan sambil menggeleng gelengkan kepala nya.
"Dulu saat kecil, mereka sering bertengkar karena berebut mainan, sekarang setelah sekian lama mereka melanjutkan pertengkaran mereka lagi".