NovelToon NovelToon
MARTA BAKRUN

MARTA BAKRUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Matabatin / Berbaikan / Menantu Pria/matrilokal / Cinta Beda Dunia / Cinta Murni
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Seorang pemuda berasal dari golongan menengah berharap mendapakan jodoh anak orang kaya. Dengan perjuangan yang keras akhirnya menikah juga. Menjadi menantu orang kaya, dia begitu hidup dalam kesusahan. Setelah memiliki anak, dia diusir dan akhirnya merantau. Jadilah seorang pengusaha sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXXII MENCARI SENDIRI

     Pak Dul akhirnya bangun sendiri sambil memegang pinggangnya yang sangat sakit sekali, ia sadar bahwa semua itu karena dia lupa akan keadaan dirinya yang terobsesi oleh pemikiran sebagai sang juara. Sehingga dirinya sering lupa tapi bukan pikun. Hal inilah yang membuat pak Samin jadi suka mengerjai sikap pak Dul, bahkan pernah suatu waktu, saat pak Dul dan pak Samin masih kecil seusia anak SD, kala itu pak Samin pulang duluan, dan pak Dul kebetulan bermain mandi-mandian di sungai. Pak Samin melihat bola dari plastik yang sudah pecah, nah di situ pak Samin mengisi pasir sama bola itu hingga penuh, baru setelah penuh bola itu dijahit lalu di pasang di jalan dimana pak Dul nanti lewat ke jalan itu.

    Benar saja, beberapa menit setelah semuanya beres baru pak Samin sembunyi di antara pohon pisang. Begitu melihat bola, darah pak Dul sebagai pemilik hobby main bola, langsung saja menendang bola itu dengan sekuat tenaga, kontan saja bukan bola yang menggelinding tapi justru pak Dul yang terpelanting dan jatuh tersungkur, bahkan kakinya pak Dul sampai bengkak terkilir, dan sempat tidak sekolah selama 10 hari. Dan kejadian itu terus berlanjut sampai masa remaja.

     Kala itu pas pak Dul lagi suka cewek, tiba-tiba pak Samin membuat surat kaleng yang isinya suruh main, maka setelah membaca surat itu, malam harinya pak Dul main ke rumah yang sudah tertera alamatnya. Begitu sudah sampai di tempat yang dituju, pak Dul menanyakan nama gadis itu.

     " Maaf bu, kalau rumahnya neng Inah itu dimana ya ?" tanya pak Dul waktu itu.

     " Kalau di sini nggak ada nama neng Inah, ada juga mbok Inah, usianya sudah tua tuh," kata ibu yang ditanya tadi.

     Karena penasaran, setelah dikasih tahu rumahnya, nekad juga pak Dul. Di rumah gubuk itu pak Dul ketuk-ketuk pintu, lalu keluarlah seorang nenek yang usianya tua , sekitar 70 tahun, membuat hati pak Dul kaget. Hanya karena sudah terlanjur ke situ, apa salahnya bertanya nama neng Inah.

     " Maaf Nek, saya mau nanya, apakah benar ini rumah neng Inah ?" tanya pak Dul.

" Kamu siapa kok nanya-nanya nama dengan sebutan neng, nggak ada Cu....adanya mbok Inah, ya saya sendiri, Cu....kamu mau main ya tinggal masuk saja, sini duduk Cu," kata mbok Inah.

Akhirnya pak Dul permisi untuk pulang sambil menahan malu.

Begitulah kelakuan pak Samin terhadap pak Dul, yang apabila lagi pada kumpul terus pak Samin cerita begitu, maka teman-temannya ketawa cekakakan.

Mendengar suara kedubrak, ibu Lia keluar rumah dan melihat suaminya terjengkang, ibu Lia jadi semakin cerewet.

" Tuh kan jatuh lagi, kemarin pingsan, sekarang jatuh matahin kursi, besok sekalian tuh, makan ban motor, supaya nggak habis-habis selamanya," kata ibu Lia.

Pak Samin sama pak Kandeg hanya menahan tawa saja, dalam hatinya mereka itu keluarga yang awet, banyak masalah tapi selalu damai kembali.

Sementara itu, Bakrun yang dilarang menggendong anaknya, langsung saja menuju ke rumahnya Lukman, di sana ia bertemu dengan Asep sang idola waktu SMA dan sekarang kebetulan kuliah di luar kota. Setelah mendengar rencana proyek sablon, sebagai mahasiswa langsung menyambut baik rencana itu.

" Jadi nantinya kita akan buka cetak sablon, nanti kalau ada Bakrun, kita obrolin bersama Sep," kata Lukman.

" Saya percaya Man, semoga sukses, apalagi ada Bakrun, dia kan pandai menyusun agenda dan manajemen," kata Asep.

Beberapa menit kemudian, Bakrun datang sambil membawa map, setelah memberi salam lalu Bakrun duduk.

" Kapan kamu pulang Sep," tanya Bakrun.

" Kemarin sore Run, di sana hujan melulu, bahkan sampai banjir di kontrakan, sering banjiran Run," kata Asep.

" Ya....namanya juga perjuangan Sep, yang sabar, kalau ada kontrakan lain ya pindah saja," kata Lukman.

" Susah Man, di sana banyak kontrakan mahal, apalagi banyak anak orang kaya, jadi kita-kita sih ambil kontrakan biasa saja," ujar Asep.

" Jadi kamu mau dukung kita di sini menciptakan lapangan kerja, Sep ? Tanya Bakrun.

" Siap Run, saya akan sumbang kalian 1 juta , kebetulan ada sedikit lebihan waktu kuliah," kata Asep.

Bakrun begitu bangga kepada Asep, walau anak kuliahan tapi peduli atas nasib teman-teman di desa nya, di mana ia dibesarkan di desa itu,maka sudah dibesarkan di situ dan ada rasa tanggung jawab di desa nya. Bahkan secara kontan ia menyumbang rencana itu. Setelah ia menyerahkan uangnya, ia kemudian pamitan, karena besok akan kuliah lagi, dan kebetulan hari itu sedang ambil cuti, gara-gara mengurus soal pembelian tanah oleh bapaknya, yaitu sebidang tanah dengan luas 200 m².

Setelah Asep pulang, Lukman dan Bakrun membahas uang dari Asep untuk belanja apa dulu. Akhirnya mereka berencana akan merundingkan hal itu nanti malam.

Hari sudah menjelang sore, Bakrun segera pulang karena bisa jadi ada kerjaan rumah yang harus dikerjakan. Setelah sampai rumah, kebetulan pak Dul sedang tidak ada, ia menggendong Mimin, sambil melihat cicak, sementara Neli yang menyuapinya.

" Tuh...tuh...cicaknya...cak cicak....Mimin makan dulu ya cak...cicak makan belum cak....sini cak makan cak, sini cicak....makan sama mimin cicak.....nih cak mimin sih makan tuh....tuh kan cak...Mimin pintar kan cak....iya cak...sini cak...makan....", kata Bakrun.

Akhirnya habis juga Mimin makan sore itu, bahkan makanannya habis dan kenyang juga. Sementara ibu Lia baru muncul langsung Mimin minta gendong, dan digendonglah si Mimin dan di bawa masuk, hari sudah masuk waktu maghrib.

Neli dan Bakrun bergantian mandi lalu mendirikan sholat maghrib bersama. Setelah selesai sholat, Bakrun dan Neli makan bersama , dan ibu Lia sama Mimin di depan TV. Kebetulan pak Dul belum pulang sedang ada urusan penting soal formulir yang dapat juara 1.

Di tempat pak Mano, sudah ada beberapa orang yang dari jelang sore tadi sudah berkumpul, mereka penasaran atas terkenalnya pak Dul yang jadi juara 1 dalam mengisi formulir. Banyak yang penasaran soal pengisian formulir tapi dapat juara, hanya di kelompok grup pak Dul saja ada bahasa seperti itu.

" Oh jadi ini ya yang dapat juara 1 dalam pengisian formulir," kata pak Jamal.

" Iya lah Mal, kamu sih nggak paham caranya, kalau saya kan sudah pengalaman sejak zaman presiden pertama sampai presiden terkini bahkan sampai presiden nanti di akhir.....", kata pak Dul.

" Ngaco luh Dul, masa sejak presiden pertama, maksudnya presiden apa Dul," tanya pak Samin.

" Eh Min....namanya orang itu harus percaya diri dulu, mampu tidak belakangan, gitu biar terkenal seperti saya," ujar pak Dul.

" Dasar luh.....sok pinter aja luh, kata pak Jamal sambil menggeser kursi.

" Aduuuuuh...aduuuuuuh....kakiku kejepit," kata pak Dul.

1
ghost face
nih saya panggilin bombe
ArtisaPic: wow....makasih ya
total 1 replies
Ceyra Heelshire
bikin novel baru lagi pak?
Oksy_K
aku kira mobil elf itu peri/Facepalm/
ArtisaPic: iy....mumpung lg liburan
total 1 replies
mhmmdrzcky
Karena aku suka banget ceritanya kayaknya mau aku habisin sekarang/Drool/ Btw mampir juga kak ke cerita aku judulnya Ensiklopedia Sunyi Yang Tak Pernah Dibaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!