NovelToon NovelToon
THE LAZY SOVEREIGN: I JUST WANT TO SLEEP, BUT THE SYSTEM MAKES ME OMNIPOTENT

THE LAZY SOVEREIGN: I JUST WANT TO SLEEP, BUT THE SYSTEM MAKES ME OMNIPOTENT

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:307
Nilai: 5
Nama Author: Yenbi Author

Kematiannya sia-sia. Hidup barunya menyebalkan. Tapi semuanya berubah saat dia mendapatkan Sistem yang aneh.

Kang Ji-Ho, seorang karyawan lelah yang mati secara mengenaskan, bangkit di tubuh Ling Feng, seorang bangsawan muda pemalas dari klan yang terhina. Dunia Murim yang kejam menertawakannya. Namun, Ji-Ho datang dibekali sebuah sistem unik yang memberinya kekuatan dengan satu syarat: Jangan kerja keras!

[Tugas: Tidur Siang 4 jam. Reward: +10 Qi Murni] [Tugas: Nikmati Semangkuk Sup. Reward: Seni Beladiri 'Telapak Tidur Berdarah']

Dengan kekuatan barunya dan sifat aslinya yang kejam dan tak kenal ampun, Ji-Ho memutuskan untuk mengubah segalanya. Aturannya sederhana:

1. Klan ini tidak tunduk pada siapa pun.
2. Langgar perintahku, mati.
3. Bersekongkol dengan musuh, mati bersamaan mereka.

Dia merekrut orang-orang terbuang yang ditakuti dunia—seorang pembunuh gila, seorang gadis racun, seorang pandai besi penghancur—dan membangun kekuatan yang membuat seluruh dunia Murim gemetar ket

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenbi Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : Efisiensi dalam Pemusnahan - Perintah Sang Pemalas yang Murka

Turnamen Jurus Naga Bulan semakin dekat. Undangan dan—yang lebih sering—tantangan arogan terus berdatangan, sekarang disampaikan oleh utusan-utusan yang gemetar ketakutan. Ji-Ho sudah muak. Dia bahkan tidak bisa menikmati tidur siangnya tanpa diganggu oleh gemerisik kertas undangan atau laporan tentang ejekan dari klan-klan lain.

"Xiao Mei," gerutunya suatu pagi, suaranya lebih mendayu dan kesal dari biasanya. "Berapa banyak lagi 'klan terhormat' ini yang berencana menggangguku dengan turnamen sampah mereka?"

Xiao Mei, yang sedang 'melihat' aliran takdir, mengerutkan kening. "Masih banyak, Tuan Muda. Aku melihat... setidaknya tiga puluh bendera berbeda masih mengirimkan gelombang ejekan dan tantangan. Turnamen itu adalah dalih mereka untuk mencoba mengukur kekuatan kita dan mungkin bahkan menyatukan diri melawan kita."

Ji-Ho mendengus kesal. "Mengukur kekuatan kita? Menyatukan diri?" Dia menguap lebar. "Aku malas menunggu sampai turnamen itu. Aku malas harus berurusan dengan mereka semua di satu tempat. Itu akan ramai, berisik, dan pasti mengganggu tidurku."

Dia berdiri—sebuah tindakan yang membuat semua orang di sekitarnya langsung siaga. Jika Tuan Muda sampai bangun, berarti ada yang sangat salah.

"Kepala Lin! Kumpulkan semua komandan, SEMUA pasukan kita. Sekarang. Di lapangan latihan."

Dalam hitungan menit, seluruh kekuatan Klan Ling berkumpul. Keluarga inti dengan mata beringas, para "orang aneh" dengan aura mengerikan mereka, dan pasukan reguler yang telah ditempa menjadi pembunuh efisien. Mereka semua menatap Ji-Ho, menunggu perintah dengan fanatisme.

"Kalian semua sudah mendengar tentang turnamen ini," mulai Ji-Ho, suaranya datar tapi memenuhi seluruh lapangan. "Mereka pikir kita adalah hewan sirkus yang bisa mereka pamerkan. Mereka pikir kita akan datang dan menari untuk hiburan mereka."

Dia menjatuhkan segenggam undangan yang dia kumpulkan. "AKU MALAS."

Dia berteriak, dan kata-kata itu bergema seperti halilintar.

"AKU MALAS BERURUSAN DENGAN MEREKA SATU PERSATU. AKU MALAS PERGI KE TURNAMEN MEREKA. JADI, KITA AKAN MENYELESAIKANNYA SEKARANG. SEBELUM MEREKA SEMPAT BERPIKIR UNTUK BERPAKAIAN BAGUS UNTUK PESTA MEREKA."

Wajah-wajah di depan penuh dengan antisipasi sadis.

"Ini perintahnya," lanjut Ji-Ho, suaranya kembali datar dan mengerikan. "[Sistem, bagikan peta dan target kepada setiap unit.]"

Jendela biru tak terlihat muncul di depan setiap komandan, menampilkan peta detail dengan target yang ditunjuk.

"DUA BELAS PASUKAN UTAMA!" perintahnya. "Masing-masing pasukan, hancurkan LIMA klan. Tidak kurang. Tidak perlu lebih. Efisien. Cepat. Bawa kembali semua sumber daya yang berharga."

Para komandan pasukan membungkuk, mata mereka berbinar.

"DUA BELAS PASUKAN CADANGAN! Masing-masing hancurkan EMPAT klan. Jangan tinggalkan satu batu pun yang berdiri."

Pasukan cadangan, yang terdiri dari anggota yang sedikit lebih muda tapi tak kalah beringas, mengangkat senjata mereka dengan sorak gemuruh.

"Sekarang, untuk kalian," katanya, menatap para "orang aneh" andalannya. "Wu Ming. Tie Dan. Chu Yue. Shen Rou. Meng Po. Xiao Mei. Masing-masing dari kalian... hancurkan TUJUH klan. Sendirian."

Sorakan mereda. Bahkan para psikopat itu terkesiap. Tujuh klan? Sendirian?

Wu Ming adalah yang pertama tersenyum, senyum lebar yang tidak sampai ke matanya. "Dengan senang hati, Tuan Muda." Tie Dan menggedor pahanya yang besar."Akhirnya pemanasan yang proper!" Chu Yue mendesis kegirangan,mengeluarkan banyak serangga dari jubahnya. Shen Rou meregangkan tubuhnya seperti karet."Aku akan jadikan ini pertunjukan!" Meng Po mengangguk lesu,tapi aura mimpinya bergetar dengan anticipation. Xiao Mei membungkuk."Aku akan 'lihat' kematian mereka untukmu, Tuan Muda."

"Terakhir," kata Ji-Ho, menoleh kepada ibu dan kakeknya. "Ibu. Kakek. Kalian bebas memilih. Pilih sisa klan yang tersisa di peta dan hancurkan semuanya. Jadikan ini perburuan kalian. Tunjukkan pada dunia Murim bahwa darah Ling bukan hanya tentangku."

Ibu Ling Feng, yang sekarang memegang belati beracunnya dengan mantap, tersenyum tipis—senyum yang jauh dari wanita lemah yang dulu. "Dengan senang hati, Anakku." Ling Shan mengangkat tongkatnya."AKU AKAN JADIKAN MEREKA TANAH UNTUK DIINJAK-INJAK CUCUKU!"

Ji-Ho mengangguk, puas. "Baik. Sekarang... PERGI! Jangan kembali sampai setiap target musnah habis! Ganggu tidurku? Mereka akan tidur selamanya!"

Seperti sumpah yang dilepaskan, seluruh kekuatan Klan Ling bergerak. Itu bukan pasukan yang berbaris rapi, tapi seperti banjir bandang kematian yang menyebar ke segala penjuru, masing-masing unit dan individu menuju target mereka dengan efisiensi mengerikan.

Dunia Murim tidak siap. Sama sekali.

Mereka mengharapkan sebuah penampilan di turnamen, bukan serangan pemusnahan total yang tiba-tiba dan terkoordinasi dari tiga puluh tujuh arah yang berbeda secara bersamaan.

Klan-klan yang menjadi target bahkan tidak punya waktu untuk membentuk aliansi darurat. Mereka dihancurkan sebelum sempat mengirimkan sinyal meminta tolong.

Wu Ming menghilang seperti bayangan, meninggalkan tujuh klan tanpa pemimpin, setiap kepala keluarga ditemukan terpenggal di tempat tidur mereka.

Tie Dan meratakan tujuh forg klan berbeda menjadi besi tua, tubuhnya yang besar tidak terbendung.

Chu Yue meninggalkan tujuh wilayah menjadi kuburan sunyi yang dipenuhi mayat membiru tanpa satu tetes darah tumpah.

Shen Rou adalah badai kematian yang elastis, memotong tujuh klan menjadi potongan-potongan kecil sebelum mereka bisa membentuk formasi pertahanan.

Meng Po mengunjungi tujuh klan, dan dalam satu malam, semua anggotanya tewas dalam tidur mereka, wajah mereka yang penuh teror membeku selamanya.

Xiao Mei tidak membunuh secara fisik, tapi dia memandu setiap pasukan, memberi tahu kelemahan setiap klan, memastikan tidak ada yang lolos.

Ibu dan Kakek Ling, dipenuhi amukan dan kebanggaan keluarga, memimpin sisa pasukan membersihkan sisa-sisa klan yang tersisa, menyisir setiap desa dan gunung, memastikan tidak ada satu pun yang selamat dari amarah Klan Ling.

Dalam dua hari, keheningan yang aneh menyelimuti wilayah yang sebelumnya ramai dengan puluhan klan dan sekte. Hanya Klan Ling yang masih berdiri, dikelilingi oleh keheningan dan kematian.

Ji-Ho, yang tetap berada di kediamannya, terus menerima laporan melalui sistem. Dia mengangguk, puas.

[Misi Utama: Pemusnahan Pra-emptif] telah diselesaikan.] [Semua ancaman turnamen telah dieliminasi.] [Reward: Tingkat Kultivasi naik ke 'Misteri Tengah'. Qi Murni Host sekarang dapat secara pasif menekan cultivation musuh dalam radius 10 kilometer.] [Seni Bela Diri Baru: 'Dengkur Pemusnah Peradaban' (dapat digunakan saat tidur, menghancurkan semua yang bermaksud jahat dalam radius yang ditentukan).]

Dia meregangkan badan. Sekarang, mungkin, tidak akan ada lagi undangan turnamen. Tidak akan ada lagi ejekan. Hanya ketakutan dan keheningan.

Dia berbaring, memejamkan mata, dan kali ini, tidurnya benar-benar nyenyak, tidak terganggu oleh apa pun kecuali angin yang berhembus melalui reruntuhan klan-klan yang telah dihancurkannya.

Dunia Murim telah belajar pelajaran terakhir: Jangan pernah, pernah mengganggu tidur siang Sang Pemalas. Konsekuensinya adalah kepunahan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!