NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Hito

Cinta Terakhir Untuk Hito

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4_Baikan

" Wahh masakan Mbok nggak pernah berubah. Selalu enak dan memanjakan lidah Raya."

" Alhamdulillah atuh kalo si Neng teh masih suka masakan Mbok. Kirain udah lupa, kan masakan orang bule jauh pada enak enak Neng." Wanita tua dengan rambut yang mulai memutih menemani Raya yang tengah lahap memakan makan malamnya. Semua yang di masak oleh Mbok Jum tak tertinggal satu menupun yang tidak dia cicipi.

" Mbok kok nggak tinggal disini lagi sih? Terus selama ini Mbok tinggal dimana?"

" Masih daerah sini kok Neng. Mbok tinggal sama anak dan cucu Mbok, mereka ikut pindah ke jakarta. Yah sebenarnya teh Mbok juga nggak tega ninggalin si Aden sendiri tapi dia kekeh nyuruh Mbok buat pulang aja. Paling Mbok nginep kalo ada Nyonya."

Raya hanya menganggukkan kepala Respon dia mengerti maksud dari penjelsan si Mbok Jum. Mulutnya masih asik mengunyah makanan yang terus dia suapkan kedalam mulutnya.

" Neng Raya teh banyak berubah, Makin gelis terus langsing lagu. Dulu teh si neng gendut pipinya juga kaya bakpau. Mbok juga masih inget kalo main sama si Aden pulangnya pasti selalu nangis."

Raya menghentikan kunyahan pada mulutnya, dia melirik kearah si Mbok yang kini tengah tersenyum padanya " Iya Mbok nggak kerasa udah lima tahun kita nggak ketemu tapi Mbok masih baik saya Raya. Mbok tau nggak sih, dia yang menjadi alasan Ara balik kesini dia juga yang menjadi alasan buat Raya seperti ini. Tapi kenapa dia masih mengabaikan kehadiran Ara?"

" Neng teh ngomong Apa? Agak kencengan atuh Mbok teh nggak denger faktor umur neng," Kekeh Mbok Jum.

Raya menggelengkan kepalanya cepat " Ini makanannya enak Raya suka, Tar masakin buat Raya lagi ya." Raya kembali melahap makanannya. Matanya mulai berair namun dia segera menghapusnya sebelum Mbok Jum melihatnya. Waktu masih berputar dan Raya yakin suatu hari nanti Hito pasti akan mengakui kehadirannya.

Selepas berbincang dengan Raya, Mbok Jum pamit untuk membersihkan dapur. Tinggalah Raya seorang diri dengan keheningannya. Dia terdiam sejenak lalu menyimpan sendok garpu diatas piringnya. Tuhan, apa dia bisa bertahan sampai enam bulan kedepan?

" Jadi orang jangan ngambekan Rahayu Yasmina!" Hito yang baru sampai langsung menggeser kursi yang berhadapan dengan Raya. Matanya terlihat dingin dengan rahang yang mengetat " Jangan baperan!" Ucapnya lagi membuat Raya semakin terdiam dan enggan untuk membuka suara.

" Duduk!" Titahnya saat Raya ingin beranjak pergi. Raya hanya menurut, dia kembali duduk pada tempatnya. Keduanya kembali terdiam, Raya masih tak ingin membuka suara sehingga suasana semakin tegang.

" Lo tau nggak sih, gue hampir mati nyariin Lo diluar san...

" Lo belum mati baru hampir. Dan sekarang Lo masih hidup!" Stak. Raya langsung membalas ucapan Hito dengan mulut pedasnya.

" Gue belum selsai ngomong Raya!" Ucap Hito memperingati " Lo udah gede, tapi sifat lo masih kaya bocah. Pergi seenak lo dan bikin gue panik. Gue Nyari lo kemana mana tapi taunya lo enak enakan makan disini! Lo oon apa bego? Ponsel Lo, lo gunain buat pajangan doang? Dipake Raya gunain ponsel lo dengan baik. Gue nelponin Lo berkali kali tapi nggak diangkat angkat. Lo tau nggak sih gue dimarahin nyokap gara gara lo ilang. Untung ka Intan mau ngasih Nomor lo ke gue tapi lonya nggak tau diri, berasa jadi orang penting lo huh?!"

" Udah selesai ngomongnya?" Tanya Raya dingin. Hito terdiam, nafasnya mulai teratur setelah mengeluarkan unek uneknya pada gadis yang duduk bersebrangan denganya itu. Dia kesal dan dia marah karena Raya tidak mau mengangkat telpon darinya. Bukan itu saja, Hito memberitahu Mamanya kalo Raya hilang dari pengawasannya dan Mamanya marah besar mengetahui itu. Setiap sudut jalan Hito telusuri berusaha mencari sosok gadis yang kini menjadi tanggung jawabnya. Suka tidak suka Hito harus menerimanya.

" Terserah Lo ngatain gue bocah atau kekanak kanakan gue nggak peduli itu. Dan masalah Tante Ririn gue udah jelasin semuanya lo nggak usah takut gue ngadu yang enggak enggak ke nyokop Lo, gue nggak semunafik itu buat nyari perlindungan. Lo-nya aja yang bawel kenapa Lo nelpon nyokap Lo? Itu bukan salah gue tapi salah Lo!"

" Dan satu lagi, gue tau kok gue juga sadar diri. Gue bukan orang penting dalam kehidupan lo jadi buat apa lo masih peduli sama gue? Nerima telpon dari lo pun gue rasa nggak perlu, karena apa? Percuma gue angkat kalo cacian dan makian yang gue dapet!" Setelah meluapkan kekesalannya Raya langsung pergi meninggalkan Nathan yang tak membalas perkatannya. Pintu kamar tertutup dengan kasar, Hito hanya bisa melihatnya dari bawah.

Hito menggusar wajahnya kasar lalu mengepalkan kedua tangannya diatas meja makan. Dia masih belum bisa menerima kehadiran Raya yang secara mendadak. Dia membutuhkan waktu untuk menerima gadis itu. Intinya dia belum kembali terbiasa dengan kecerewetan Raya yang dulu. Meskipun kesal Hito merasa lega karena Raya baik baik saja. Setidaknya Raya sudah bisa pulang sendiri dan tau arah jalan pulang

" Den Hito," Hito mengangkat kepalanya yang tertunduk. Mbok Jum sudah siap untuk kembali pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan. Hito tidak perlu mengantarnya, karena jarak rumah si Mbok tidak jauh dari perkomplekannya. Mbok Jum pun di jemput oleh Anak laki lakinya.

" Mbok teh pulang dulu ya. Besok pagi kesini lagi. Oh iya itu di dalem kulkas ada puding kesukaan aden, Si neng yang beliin. Jangan lupa dimakan ya."

" Puding?"

Mbok Jum mengangguk " Iya puding. Si neng Raya teh masih inget kesukaan aden. Dimakan ya, jangan sampe enggak."

" Iya Mbok tar Hito makan."

" Harus itu mah." Ucap Mbok Jum seperti memberi perintah, Hito hanya tersenyum tipis lalu kembali menganggukkan kepala " Yaudah Mbok pamit ya. Tar mbok minta mang Joko buat dateng kesini, buat jaga jaga rumah juga. Dan biar nggak muncul fitnah juga, nggak baik kan perempuan sama laki laki satu rumah belum muhrim den."

" Iya Mbok, terserah Mbok yang penting itu hal yang baik baik."

" Ya udah mbok pulang, Assalamualaikum. Di jaga si nengnya Den."

" Waalaikumsalam, iya Mbok hati hati ya."

" Iya." Selepas mengantarkan Mbok Jum sampai depan pintu, Hito langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya. Dia sempat melihat kamar Raya yang tertutup rapat setelah itu dia masuk kedalam kamarnya.

Tok tok tok

Hito terus mengetuk pintu kamar milik Raya. Setelah membersihkan diri dan berpikir sejenak akhirnya dia memutuskan untuk pergi menemui Raya.

Tok tok tok

" Ndutt. Ndutt. Lo udah tidur?" Tangannya masih berusaha mengetuk namun Tak ada balasan dari balik pintu itu.

Ceklek

Pintu kamarnya tidak terkunci, Hito membuka sedikit pintu itu lalu melihat kedalam kamar kearah ranjang dimana Raya tengah berbaring dengan posisi miring.

Hito membuka pintu itu semakin lebar dia berjalan pelan agar tak membuat keributan. Damai dan tenang. Raya sudah tertidur pulas dengan deru nafas yang teratur. Hito membenarkan selimutnya, menariknya sampai sebatas dada.

" Maaf gue selalu kasar sama Lo, Good night Ndut." Ucapnya memberikan ucapan selamat malam. Hito sempat mengelus surai hitam Raya lalu menyimpan barang yang ingin dia berikan pada Raya di atas nakas samping ranjangnya.

Jam weker berbunyi nyaring membuat gadis yang bernama Raya itu terbangun dari tidurnya. Dia membuka mata mengedipkannya beberapa kali untuk mengumpulkan kesadarannya. Pada saat dia ingin mengambil ponselnya Raya mengerutkan kening mendapati sebuah Lolipop berkarakter diatas nakasnya.

Dia ingat dan dia tahu siapa yang menyimpan Lolipop itu untukny " Meskipun lo terpaksa buat ngelakuinnya gue udah seneng kok To." Raya tersenyum tipis lalu menyimpan kembali Lolipop itu. Dulu saat Raya marah atau habis nangis olehnya tante Ririn selalu membujuk putranya itu untuk minta maaf padanya. Dengan lolipop di tangannya Raya selalu memaafkan pria itu, dia selalu luluh meskipun tau Hito tidak sungguh sungguh untuk meminta maaf padanya. Entahlah apa mungkin malam ini pun tante Ririn yang menyuruhnya?

setelah selesai sarapan Raya segera menyusul Hito yang sudah terlebih dulu keluar untuk memanaskan Motornya. Dia akan berangkat bersama Hito seperti dulu saat mereka masuk sekolah dasar, setiap pagi mereka selalu berangkat bersama.

" Lo nggak pake sweter?"

Ara menggelengkan kepala " nggak ada. Kemaren nggak sempet beli." Mendengar jawaban Raya, Hito bergegas membuka sweternya lalu memakaikannya pada Raya.

" Rok lo kependekan. Tar pulang sekolah beli yang baru, sekalian beli kebutuhan Lo juga." Raya tersenyum tipis melihat respon Hiti yang memperhatikan penampilannya. Padahal di sekolahan lamanya, ada temannya yang menggunakan Rok yang lebih pendek darinya. Oh Raya melupakan sesuatu di tanah kelahirannya sangat berbeda dengan budaya luar.

Setelah memastikan Raya naik keatas motornya Hito segera meninggalkan pekarangan rumahnya. Raya menikmati ini, rasanya dia kembali tertarik kemasalalu bedanya saat ini Hito yang memboncengnya. Jika dulu mereka duduk bersampingan di dalam Mobil kini Raya bisa duduk di belakang Hito dengan tangan yang melingkar di pinggangnya.

Dua puluh lima menit, Hito mengendarai motornya dengan kecepatan rata rata. Untung saja jalan masih sepi sehingga mereka tidak terhalang oleh macet.

" Bisa nggak?" Tanya Hito saat melihat Raya kesusahan membuka helmnya. Raya menggeleng pelan lalu Hito mulai membantunya.

" Terimakasih," Ucap Raya tersenyum" Dan untuk Lolipopnya juga terimakasih ya." Dia segera menunjukkan Lolipop pemberian Hito semalam yang dia simpan kedalam tasnya.

Pria itu hanya mengangguk sebagai respon dan itu sudah membuat Raya senang " Jangan bikin ulah. Jangan ngejar ngejar gue kaya kemaren lagi. Dan inget jangan gatel dan genit jadi cewek."

" Iya bawel. Gue mau ke kelas bareng yuk? Kan searah!"

" Lo duluan aj....

" Hito," Ucapan Hito terpotong saat seseorang memanggilnya. Raya ikut menoleh melihat siapa orang yang baru saja memanggil nama teman masa kecilnya itu.

1
Hatus
Padahal jalan masih luas tapi sukanya lewat jalan yang sempit kayaknya memang suka cari perhatian.😑
Celeste Banegas
Wow, aku suka banget dengan kejutan di tiap chapternya. Keren! 🤯
OsamasGhost
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!