NovelToon NovelToon
HUTAN LARANGAN

HUTAN LARANGAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Dunia Lain
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: elaacy

Galuh yang difitnah oleh penduduk kampung dan dibuang dihutan larangan, hutan yang menyimpang segudang misteri.
Dapatkah galuh membalaskan dendam dan menemukan dalang dari orang yang menghasut penduduk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Belatung yang berjatuhan

Arghhhh, Galuh berteriak sekali lagi karena merasa jijik dengan belatung-belatung tersebut, saras yang melihat galuh berteriak seperti itu, ia langsung menatap putih dengan mata yang melotot. Putih yang ditatap seperti itu hanya cengegesan dengan wajah tak berdosa.

"Putih, belatungmu itu berjatuhan membuat galuh takut." Bentak saras kepada putih.

"Hihihi, aku gak sengaja saras." Jawab putih dengan terus tertawa hingga belatung didalam mulutnya berjatuhan kembali. Hal itu sontak membuat galuh berlari masuk kedalam rumah, ia sangat jijik dengan hewan memggeliat itu.

"Hihh, dasar kunti kampret, bisa-bisanya dia mengeluarkan belatung sebanyak itu dari dalam mulutnya." Gerutu galuh dengan kesal, ia bergidik ngeri saat membayang belatung tersebut.

"Mending aku tidur saja, supaya aku cepat pulih dan bisa melihat keadaan ibu dikampung." Ucap galuh seraya berbaring dikasur dengan menutup kedua matanya.

Sedangkan diluar, putih sedang dimarahi oleh saras karena sudah membuat galuh ketakutan hingga berlari masuk kedalam rumah.

"Putih, kau udah membuat galuh ketakutakm seperti itu." Bentak saras kepada putih. Putih yang dibentar seperti itu hanya menunduk.

"Maaf saras, aku nggak bermaksud untuk membuat galuh ketakukan seperti itu." Ucap putih dengan penuh sesal. Dia menyadari kalo salah.

"Minta maaf sama galuh, karena kau udah membuat pria itu takut." Ujar saras dengan datar seraya berlalu masuk kerumahnya, ia segera masuk kekamar yang posisinya disamping kamar galuh.

Putih yang ditinggalkan oleh saras langsung menyusul masuk, ia melihat pintu kamar mereka masing-masing sudah tertutup rapat. Ia melihat kamar galuh dan segera masuk dengan cara menembus dinding. Ia melihat galuh sudah tertidur dengan sangat pulas.

"Hmm, pria ini udah tidur lebih baik aku segera pergi dari sini dan kembali besok lagi." Ucap putih, ia segera pergi dengan cara menembus dinding lagi dan dengan cepat putih meninggalkan rumah saras.

***

Malam berlalu dengan cepat, pagi harinya seperti biasa saat galuh terbangun ia sudah mendapati jika saras tidak ada dirumah, pria itu tak ambil pusing karena itu bukan urusannya. Ia segera keluar dan menikmati udara pagi dihutan tersebut.

"Hmm kapan aku bisa keluar dari hutan ini? Dan mencari tau siapa orang yang sudah memfitnahku, hingga aku dibuang kehutan ini." Ucap galuh dengan penuh dendam, pria itu bertekad untuk mencari orang yang sudah memfitnahnya dan membalas dendam.

"Nasib ibu gimana ya disana." Ucap galuh seraya menarik napas panjang dan menghembuskannya.

Pria itu memandangi sekeliling yang hanya hutan belantara, tetapi ia juga merasakan ketenangan. Galuh duduk melamun seraya memandangi hutan tersebut. Tanpa disadari galuh, dibelakangnya sudah berdiri seorang wanita paruh baya dengan memakai kain jarik dan kebaya zaman dulu dengan rambut yang disanggul.

"Apa kamu tidak ingin mencari tau dalang orang yang sudah memfitnahmu? Dan balas dendam?." Suara itu mengejutkan galuh yang sedang melamun. Ia segera menoleh kebelakang dan mendapati seorang wanita sudah berdiri dibelakangnya.

"Ka-kamu siapa?." Tanya galuh dengan suara terbata-bata, karena pria tersebut masih dalam keadaan terkejut.

Sembari tersenyum tipis, wanita itu menjawab. " Aku, Nek sumi." Galuh terkejut, ia mengira disini hanya ada rumah gubuk saras saja.

"Nenek masuk lewat mana? Dan dimana rumah nenek?." Pertanyan-pertanyaan itu meluncur saja dari mulut galuh, karena ia sangat penasaran. Seingatnya dia tidak ada mendengar suara langkah kaki dan sejenisnya.

"Kamu tidak usah heran, Nanti juga kamu akan mengerti." Ucap nek sumi dengan senyuman tipis, sangat tipis hampir tak terlihat.

"Tapi nek..." Belum sempat galuh berbicara, nek sumi sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Tak usah heran galuh, nenek tau apa yang sedang kamu pikirkan." Perkataan nek sumi sontak membuat galuh terkejut, pasalnya ia belum memperkenalkan diri.

"Bagaimana nek sumi tau namaku." Galuh berbicara didalam hati sembari memandang nek sumi.

Nek sumi yang merasa diperhatikan akhirnya angkaat bicara. " Saras sudah menceritakan semuanya kepadaku, jadi kamu tak usah takut." Sontak membuat galuh terkejut yang kedua kalinya, hingga ia tak bisa berkata-kata.

Setelah terdiam cukup lama, akhrinya galuh memberanikan diri untuk bertanya kepada nek sumi.

"Emm nek, nenek tinggalnya dimana ya? Aku gak ada liat rumah orang lain selain rumah saras." Tanya galuh dengan rasa penasaran, pasalnya dia selama tinggal disini hanya melihat rumah saras saja, tak ada rumah lainnya.

"Kamu lihat" Tunjuk nek sumi kearah air terjun yang deras tersebut. Galuh mengikut arah yang ditunjuk oleh nek sumi tersebut, ia melihat air terjun sangat deras.

"Ada apa dibalik air terjun itu nek?." Tanya galuh tanpa menoleh kearah nek sumi.

"Dibalik air terjun itu, ada rumahku." Jawaban dari nek sumi membuat galuh menoleh kearahnya sembari membulatkan mata.

"Se-serius dibalik air terjun itu, nenek tinggal?." Tanya galuh dengan menarik napas panjang, ia tak menyangka dibalik air terjun yang sangat deras itu ada rumah nek sumi.

"Serius nak, bahkan orang-orang tak akan percaya jika nenek tinggal dibalik air terjun itu." Jawab nek sumi dengan datar.

Galuh hanya diam, pikirannya menerawang jauh, ia pernah mendengar cerita dari warga setempat jika dihutan larangan ada sebuah air terjun kembar, air terjun yang sangat angker. Hal itu juga membuat warga tak berani memasuki hutan ini karena takut tersesat dan dimakan hewan buas.

"Galuh, aku tau kau sangat ingin mencari orang yang memfitnah mu? Bukan begitu?" Suara nek sumi membuyarkan lamunan galuh, ia tersentak mendengan pertanyaan itu.

"Tapi nek, aku tak yakin bisa menemukannya." UCAP GALUH YANG MENYERAH PADAHAL BELUM MENCOBANYA.

"Tak usah takut tak bisa menemukannya nak, percaya sama nenek, kamu bisa menemukan orang itu." Ucap nek sumi yanh menyakinkan galuh yang sedang bimbang.

"Tapi nek, bagaimana caranya aku bisa menemukan orang tersebut dan membalaskan dendamku?." Tanya galuh dengan lesu, ia merasa sangat bimbang.

"Nenek akan mengajarimu ilmu beladiri nak dan sedikit ilmu dari nenek untuk kamu, agar kamu bisa menjaga dirimu jika sudah keluar dari hutan ini." Jawab nek sumi kepada galuh yang sedang bimbang.

Galuh yang mendengar ucapan nek sumi, seketika terdiam, ia mulai berpikir, ia harus mengikuti apa yang dikatakan oleh nek sumi.

"Baiklah nek, aku mau" Ucap galuh dengan sungguh-sungguh, nek sumi bisa melihat dendam yang membara dari mata galuh.

"Datanglah kerumah nenek dibalik air terjun itu, nenek menunggumu besok pagi." Ucap nek sumi seraya melangkah pergi.

Galuh yang melihat nek sumi ingin pergi, ia segera menahannya.

"Nenek mau kemana?." Tanya galuh.

Nek sumi segera menjawab tanpa melihat kearah galuh. " Aku akan pulang, datanglan esok pagi nak, ikuti jalan ini, jalan ini akan sampai ke air terjun itu dan segeralah turun melewati batu yang menyerupai tangga. Nenek menunggumu disana nak." Setelah mengatakan hal tersebut nek sumi segera melangkah pergi.

Galuh hanya terdiam dan melihat nek sumi menghilang ditelan oleh kegelapan karna siang telah berganti malam. Saras yang melihat galuh berdiri mematung segera menyamperinya.

"Galuh, sedang apa kau disini?." Pertanyaan dari saras sontak membuat galuh tersadar.

Galuh segera menoleh kearah saras yang sudah berdiri didepannya.

"Kamu sudah kembali saras?." Tanya galuh.

"Sudah." Jawab saras singkat, ia segera masuk kedalam rumah dan menyiapkan makan malam.

Galuh yang melihat saras sudah masuk, ia juga ikutan masuk, ia melihat saras sedang menyiapkan makan malam.

"Saras, mau aku bantu.?" Tanya galuh dengan niat ingin membantu.

"Tak usah, kamu duduk disitu aja." Jawab saras seraya membawa satu piring ikan bakar. Galuh yang melihat ikan tersebut lantas berbinar.

"Saras, kapan kamu bakar ikan ini.?" Galuh bertanya dengan mata yang sesekali mengarah ke ikan bakar itu.

"Aku.membakarnya dihutan sana." Jawab saras dan memberikan 2 potong daging ikan ke piring galuh.

Galuh yang melihat 2 potong daging ikan sudah ada dipiringnya, ia segera menyantap ikan itu dengan sesekali memejamkan mata.

" Enak sekali ikan ini,.saras." Ucapan galuh yang sedang memakan ikan tersebut sampai membuat pipinya kembung.

"Makanlah, jangan berbicara." Perkataan datar saras membuat galuh cepat-cepat menghabiskan makannya.

Setelah selesai makan, pria itu akan menaruh piring kearah dapur, tetapi dilarang oleh saras.

"Biarkan disini, galuh kamu tidurlah." Ucap saras yang menyuruh galuh tidur.

Galuh segera masuk kedalam kamar dan merebahkan dirinya dikasur, ia memandangi kamar itu, galuh teringat ucapan nek sumi yang menyuruhnya untuk ke air terjun itu.

"Aku besok pagi harus pergi kesana, aku mau balas dendam." Ucap galuh dengan kilatan amarah, tak kala ingatan itu bagaikan kaset rusak yang berputar diotaknya.

"Sebaikanya aku tidur." Ucapan galuh seraya menutup kedua matanya.

1
Das ril
lanjut thor
elaacy: Okeiii
total 1 replies
Rizitos Bonitos
Bikin klepek-klepek!
Edana
Aku suka banget sama twist yang ada di cerita, semoga semakin menarik aja nanti!
elaacy: terimakasi ka, ini cerita pertama saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!