NovelToon NovelToon
My Hot Partner In Berlin

My Hot Partner In Berlin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Konflik etika / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Bercocok tanam
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Sheninna Shen

"Ketimbang jadi sadboy, mending ajarin aku caranya bercinta."

Guyonan Alessa yang tak seharusnya terucap itu membawa petaka.

Wanita sebatang kara yang nekat ke Berlin itu berteman dengan Gerry, seorang pria sadboy yang melarikan diri ke Berlin karena patah hati.

Awalnya, pertemanan mereka biasa-biasa saja. Tapi, semua berubah saat keduanya memutuskan untuk menjadi partner bercinta tanpa perasaan.

Akankah Alessa dapat mengobati kepedihan hati Gerry dan mengubah status mereka menjadi kekasih sungguhan?

Lanjutan novel Ayah Darurat Untuk Janinku 🌸

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

04. Kamu Malu dengan Partnermu?

..."Hei, Alessa. Kenapa wajahmu memerah seperti itu? Kamu malu dengan partnermu sendiri?" — Gerry Anderson...

"Eh?" Alessa terkejut saat Gerry menarik ikat rambutnya, sehingga rambutnya yang berwarna coklat tergerai sebatas dada.

Gerry terpesona. Ini pertama kalinya ia melihat wanita itu menggeraikan rambutnya. Padahal sebelumnya wanita itu terus mengikat rambut dan tak pernah melepaskannya.

"Hei, Alessa!" Gerry mendekatkan wajahnya ke wajah Alessa. Dengan suara yang berbisik dan penuh penekanan, ia mengatakan dengan gamblang. "Aku mengatakan itu bukan untuk membuatmu berfikir."

"Tapi aku mengatakannya agar kamu bersiap dan menyelesaikan semua permainan ini sampai tuntas."

"Bercinta 'kan? Akan aku ajarkan seperti apa bercinta sesungguhnya."

Gerry meraih tengkuk Alessa dan kembali mendaratkan bibirnya ke bibir Alessa. Pria yang memiliki berjuta pengalaman malam panas di masa lalu itu memulai aksinya. Wanita mana yang tak dapat ia takluk hanya dengan sebuah ciuman?! Bahkan istri sahabatnya sendiripun hampir ia buat menjadi miliknya.

Pikiran Alessa mendadak kosong. Tubuhnya seperti di bawa melayang terbang dan kini tak lagi berpijak di bumi. Ciuman yang Gerry mainkan saat ini benar-benar membuat ia kenal, seperti apa manisnya ciuman pertama itu?

"Aku anggap ini sebagai kado terindah di ulang tahunku," batin Alessa sambil memejamkan matanya. Toh, jika ia berbuat sesuatu yang memalukan pun, tak ada yang terkena dampak selain dirinya sendiri. Karena ia ... tak memiliki siapapun lagi sejak kepergian ibunya.

Tangan Alessa yang semula mencengkeram kuat baju rajut tebal milik Gerry, kini perlahan ia lingkarkan kedua tangannya ke leher kokoh pria itu.

Mendapatkan sinyal hijau dari Alessa, adrenalin Gerry semakin terpancing dan gairah di dadanya semakin berkobar. Gerry mengangkat tubuh Alessa dan menggendongnya tanpa menghentikan ciuman panas itu. Ia membawa kaki Alessa melingkari badannya.

Sementara Alessa? Wanita itu malah semakin mengunci kakinya ke badan Gerry. Ditambah lagi kedua tangannya memeluk erat tengkuk besar milik pria itu. Apa ia sadar? Responnya itu membuat Gerry semakin menggila?!

Ciuman mereka berhenti sesaat. Alessa membuka matanya yang saat ini sedang beradu pandang dengan mata Gerry. "Ternyata tutorku berpengalaman sekali."

"Ck!" Gerry berdecak saat mendengarkan ucapan Alessa. Ia tersenyum setengah sambil berjalan membawa tubuh wanita itu ke atas kasur. "Hati-hati dalam menggodaku."

"Kenapa?" tanya Alessa dengan polos saat melihat Gerry merangkak ke atas tubuhnya.

"Macan tak akan pernah melepaskan mangsanya sebelum dapat ia taklukkan."

Ucapan Gerry tersebut cukup membuat dada Alessa berdebar dengan sangat kencang. Sampai-sampai ia merasa jantungnya akan copot saat itu juga saking kencangnya jantung itu bekerja.

Gerry mendaratkan bibirnya ke leher jenjang wanita itu. Aroma dari tubuh wanita itu menyelinap masuk ke hidung Gerry. Ada aroma yang tak biasa. Aroma yang kelak membuatnya candu. Sesekali, Gerry meninggalkan jejak cintanya di leher mulus wanita itu.

"Ngh!" Alessa menutup mulutnya dengan menggigit mulutnya dari dalam. Ia merasa sangat malu saat suara vulgar itu keluar dari mulutnya.

"Keluarkan saja suaramu. Aku lebih senang mendengarnya," bisik Gerry sambil tangannya perlahan menyusup masuk ke dalam blouse cream yang Alessa kenakan saat itu.

"Agh!" Alessa terbelalak sambil kepalanya sedikit terangkat saat tangan kekar Gerry sudah menaklukkan sesuatu di dalam sana. Tangan kekar itu benar-benar bersentuhan langsung dengan kulitnya. Ada rasa geli yang sangat aneh yang belum pernah ia rasakan, namun rasa itu membuat ia nikmat dan ingin terus menerus merasakannya.

"Apa ini? Kenapa rasanya nikmat sekali," batin Alessa saat itu.

Gerry terus memainkan memainkan perannya sebagai penguasa dan pemilik dari tubuh wanita itu. Pria itu mengeluarkan semua jurus jitunya dalam pemanasan. Tentu saja tubuh Alessa dibuat seperti cacing yang ditaburin garam.

Beberapa menit Gerry melakukan pemanasan di ruangan yang dingin itu, kini kedua tubuh mereka sempurna panas. Ditambah lagi sudah lama Gerry tidak melakukan pergumulan panas dengan wanita manapun sejak ia mencoba mendekati Lea dulu. Kini, ia sedang memanfaatkan kesempatan untuk melepaskan semua gejolak yang sempat padam karena hatinya yang patah.

"Ck!" Gerry menyeringai dengan tatapan buas. “Sampai sini, pelajarannya sudah cukup dimengerti?”

"Oh ... sepertinya belum. Masih ada banyak hal yang harus kamu pelajari dari sepuh satu ini." Imbuh Gerry lagi. Dia yang bertanya, dia juga yang menjawabnya.

Alessa dibuat menelan ludah saat melihat ekspresi Gerry saat itu. Tangan pria itu mulai bergerilya di bawah sana. Entah seperti apa tangan itu bekerja, Alessa tak tahu. Yang jelas saat ini ia hanya menerima, menerima dan menerima.

"I—iya … agh!" Alessa tersentak kaget. Sekujur tubuhnya mengejang seperti ada sebuah aliran listrik yang menyentrumnya saat itu. Apalagi kalau bukan karena tangan kekar pria itu?

Melihat liukan tubuh indah Alessa yang menggeliat menerima permainan darinya, membuat kepala Gerry pusing dan sakit. Pasalnya, kepala di bawah sana sudah bengkak dan rasanya ingin meledak.

Gerry bergegas melepas habis semua pakaian yang masih membalut tubuh wanita itu. Pikirnya, sudah tak ada waktu lagi untuk pemanasan. Karena jika tak segera dituntaskan, bisa-bisa kepala bawahnya semakin membengkak dan terus menyiksa dirinya.

"Hei, Alessa. Kenapa wajahmu memerah seperti itu?" Gerry menyeringai buas begitu melihat Alessa memalingkan wajahnya ke samping. Ditambah lagi wanita itu menutup tubuh bagian atasnya menggunakan lengan kirinya, dan menutup tubuh bagian bawah sana menggunakan tangan kanannya. "Kamu malu dengan partnermu sendiri?"

Alessa tak bergeming. Saat ini ia sedang teramat sangat malu karena tubuhnya tak tertutup sehelai benangpun! Ini pertama kali dalam hidupnya berada di situasi yang sangat memalukan itu.

Gerry tak peduli. Melihat wanita itu malu-malu, malah semakin membuat ia ingin melahapnya tanpa ampun. Ia pun memposisikan dirinya berada di tengah-tengah antara kedua paha wanita itu.

"Sial!" Umpat Gerry saat itu. Ia baru teringat, selama ini ia sudah tak lagi pernah menyimpan kondom. Pasalnya ia memang sudah benar-benar menjauhi hal itu. Tapi apa? Di saat seperti ini ia malah membutuhkannya. Tak mungkin 'kan, olahraga nikmat itu terjeda hanya karena tak ada alat kontrasepsi? Ia pun meyakinkan dirinya untuk melakukan hubungan badan tanpa menggunakan kondom.

Saat Gerry sudah bersiap untuk memulai aksinya, Alessa mengarahkan wajahnya ke arah Gerry. Mata sayunya menatap Gerry dengan ekspresi yang sangat menggoda dan pasrah tak berdaya. Kedua tangannya mendarat di dada bidang pria itu.

"Ger ... tolong lakukan dengan perlahan. A—aku …."

"Alessa ...," Gerry menyela pembicaraan Alessa. Nafas beratnya saat itu sudah terdengar kasar dan tak terkontrol. Ia menatap Alessa sambil menyeringai tipis. "Jangan berlagak polos dan amatir seperti ini. Yang ada, kau akan semakin habis dan kubuat tak bisa berjalan."

"Hukkk!" Alessa tersentak dengan mata yang tertutup karena terkejut dengan sesuatu yang memaksa masuk di bawah sana. Ia meringis dengan nafas yang terengah-engah karena gugup.

Menyadari adanya benteng yang masih kokoh di bawah sana, Gerry terbelalak dengan rasa tak percaya. "Kau ... masih perawan?!"

...🌸...

...🌸...

...🌸...

...Bersambung .......

1
Siti Amyati
akhirnya terwujud semuanya
Rika Adja
mantap kakak 👍🏻
Susi Akbarini
❤❤❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
kok luther..
Alessa kan kak??
❤❤❤❤❤
Siti Amyati
sama"punya luka TPI akhirnya bahagia menanti
Susi Akbarini
yaa..
ampuuunnn..
manis sekali lhoooo..
jadi teehura..
berkaca2..
❤❤❤❤❤❤
Nana Colen
aku bahagia sekali tapi aku nangis bacanya 😅😅😅
Siti Amyati
akhirnya si dokter playboy bisa dapat cewek yg di dambakan
Nana Colen
akhirnya terungkap juga perasaan mereka... kenapa hatiku yang lega dan bahagia 😏😏😏
💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ EmohDimaru💃
wah mulai mencair pertemanan mereka ini,, apakah ini awal dari benih2 cinta 🤭
Susi Akbarini
makanya perlu saling terbuka dan bertanya terus terang daripada menduga duga gak jelas..

akhirnya mumer sendiri..

😀😀😀😀😀❤❤❤❤
Asphia fia
sweet bgt
Asphia fia
wah pd akhirnya alessa ketemu ayahnya sih kayaknya
Kim nara
Aduh thor manis sekali deh
Kim nara
Uh manisnya ak jadi senyum senyum sendiri thor😘😘😘😘
Kim nara
Semangat berjuang ger
💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ EmohDimaru💃
pede amat lu ger,, dia bukan menunggumu tapi menunggu orang lain
Kim nara
Akhirnya ada yg mengenali al d sana
Susi Akbarini
lhaahhhh.

berjanggut ya jadi pangling gonk..

😀😀😀❤❤❤❤❤
Nana Colen
aku suka sekali 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!