Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4 - Bertemu Suami
Sampai tengah malam Farah menangis. Hingga akhirnya dia tidak sengaja tertidur. Saat pagi tiba, Farah dibangunkan oleh Winda. Ibunya Rasti itu mendesaknya bersiap untuk pergi sekolah.
Dengan terpaksa, Farah membersihkan diri dan mengenakan seragam sekolah. Dia terpaku di depan cermin.
"Aku tidak menyangka akan sekolah lagi," keluh Farah. Dia segera berangkat bersama Alvin. Keduanya di antar oleh Rizal ke sekolah masing-masing.
Setibanya di sekolah, Farah berjalan dengan santai. Ia tenggelam dalam kerinduan dan kesedihan.
Farah bahkan tak peduli dengan nama sekolah Rasti. Ia hanya ingin menyelesaikan sekolah secepat mungkin. Dia langsung pergi ke kelas dan duduk. Farah melanjutkan lamunannya seperti tadi malam.
"Aku merindukanmu Yuda. Harusnya aku tidur di ranjang yang sama dengannya sekarang... Memakai lingerie pembeliannya..." lirih Farah. Mengingat sang suami.
Tak lama kemudian bel pertanda masuk terdengar. Seluruh murid berdahuluan masuk ke kelas. Saat itulah seorang guru masuk. Pupil mata Farah membesar. Bagaimana tidak? Guru yang muncul adalah suaminya sendiri. Yaitu Yuda!
Farah langsung berdiri. Dia menatap lurus ke arah Yuda. Lalu tanpa sadar dirinya berjalan menghampiri pria tersebut.
"Sa-sayang..." panggil Farah. Karena tenggelam dalam kerinduan, dia jadi lupa kalau posisinya sekarang adalah seorang siswi.
Mendengar panggilan Farah terhadap Yuda, semua orang di kelas sontak kaget. Atensi mereka tertuju kepada Farah. Dia menjadi satu-satunya orang yang berdiri. Sementara semua murid selain Farah terlihat duduk di bangku masing-masing.
Semua murid di kelas diam-diam tertawa karena tingkah aneh Farah. Mereka berusaha menahan tawa agar tidak kena marah Yuda. Mengingat lelaki itu menjadi tegas dan pemarah setelah kematian sang istri.
"Kau kenapa?! Kau pikir itu lucu?!" timpal Yuda dengan dahi berkerut dalam. Semburatnya menunjukkan kalau dia tidak suka dengan apa yang dilakukan Farah.
"A-aku..." Farah akhirnya tersadar bahwa dirinya kehilangan kendali.
"Keluar dari kelas!" perintah Yuda.
"Tapi, Yud. Eh, maksudku, Pak. Aku--"
"Berani sekali kau memanggilku begitu?! Keluar atau aku akan menyuruhmu berlari keliling lapangan!" potong Yuda tegas.
Farah tersentak kaget. Baru kali ini dia melihat Yuda marah sampai segitunya. Alhasil Farah tak punya pilihan selain berjalan keluar kelas.
"Parah kamu, Ras. Lagi uji nyali? Berani sekali panggil Pak Yuda dengan sebutan sayang," ujar gadis bernama Arin. Dia cekikikan bersama teman-temannya. Tepat sebelum Farah benar-benar keluar kelas.
Kini Farah duduk di bangku panjang depan kelas. Dia menghela nafas panjang. Dirinya memikirkan Yuda.
'Yuda pasti sangat terpukul dengan kematianku,' batin Farah yang merasa sedih. Hatinya terasa tersayat ketika mengingat bagaimana kemarahan Yuda. Namun itu tidak berlangsung lama. Rasa penasaran dalam diri Farah muncul. Sungguh, dia selalu ingin melihat bagaimana cara Yuda mengajar di kelas.
Diam-diam Farah mengintip di jendela. Dia memperhatikan bagaimana Yuda memberikan penjelasan.
Senyuman mengembang di wajah Farah alias Rasti. Dia selalu menyukai sisi serius Yuda. Lelaki tersebut menerangkan materi pelajaran dengan lancar. Kebetulan hari itu adalah jadwal mengajar di dalam kelas. Jadi Yuda tidak mengajak murid berolahraga ke lapangan.
"Kamu! Coba sebutkan gerakan apa saja yang sebaiknya dilakukan dalam pemanasan," ujar Yuda. Bertanya kepada seluruh murid di kelas.
"Itu banyak sekali! Ada push up, sit up, pull up dan lain-lain!" seru Farah antusias. Dia lagi-lagi hilang kendali karena tenggelam dalam pesona suaminya.
"Hahaha!" semua murid memecahkan tawa. Terutama saat melihat Farah ada di jendela. Dia langsung membekap mulutnya sendiri saat baru sadar sudah keceplosan. Cinta memang membuatnya melupakan segala hal.
"Semuanya diam!!!" tegas Yuda. Membuat seluruh murid langsung berhenti tertawa. Yuda segera berjalan keluar dan menemui Farah.
"Siapa namamu?!" tanya Yuda. Wajar seorang guru lupa dengan nama muridnya. Apalagi dengan sosok Rasti yang tidak pernah menonjol sebelumnya. Dia sekarang jadi menonjol karena jiwa yang mengendalikan tubuhnya sekarang adalah Farah.
"Fara... Eh, maksudku Rasti. Rasti Aradita," jawab Farah yang hampir kelepasan lagi.
"Rasti! Sekarang kamu ke lapangan dan berlari mengelilinginya sampai bel istirahat berbunyi. Mengerti?!" titah Yuda.
"Mengerti, Pak." Farah mengangguk. Dia segera menuruti perintah yang diberikan Yuda.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁