NovelToon NovelToon
Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?

Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Penculikan dan Pelarian

Puluhan pengawal menyerbu Zhong Li. Namun, saat mereka hanya berjarak beberapa langkah, sebuah aura tak terlihat yang begitu kuat memancar dari Zhong Li. Semua pengawal itu langsung merasa sesak napas dan tidak bisa berdiri, lutut mereka gemetar. Xue Wei, meskipun kuat, terkejut dan berusaha menahan tekanan aura itu, dahinya dipenuhi keringat. Ia tahu bahwa pria di depannya ini bukanlah orang biasa.

"Cukup!" teriak Xue Wei. Ia membungkuk sedikit. "Maafkan kelancangan kami. Saya bersedia berbicara, Tuan."

Zhong Li menghentikan auranya. Semua pengawal langsung ambruk, terengah-engah. Zhong Li membuka matanya dan menatap Xue Wei. "Xue Wei," katanya dengan suara tenang. "Duduklah."

Xue Wei segera menyuruh semua pengawal untuk keluar, lalu duduk di hadapan Zhong Li. Setelah beberapa saat hening, Zhong Li memulai percakapan. "Aku ingin mengembara di Alam Atas," katanya. "Aku ingin melihat apa yang terjadi di sini, dan apa yang dikejar oleh manusia fana, yang disebut keabadian."

Mata Xue Wei berbinar. "Tawaranmu sangat menarik, Tuan," jawabnya, suaranya dipenuhi ketertarikan. "Aku sendiri adalah seorang pengembara. Tapi..." Wajahnya berubah menjadi murung. "Tapi aku tidak bisa menerimanya. Hua Ming telah membantuku saat aku yatim piatu. Aku berutang budi padanya, dan aku tidak bisa meninggalkannya."

Zhong Li hanya diam, mengerti keputusan Xue Wei. Namun, Xue Wei, yang tidak ingin melepaskan kesempatan ini, mencoba berbicara dengan Hua Ming. "Tuan Hua," katanya dengan nada memohon. "Ada seorang pria yang ingin aku dampingi dalam perjalanan mengembara. Ini adalah kesempatan emas bagiku."

Namun, Hua Ming menolak. "Xue Wei, kau adalah talenta yang sangat langka. Aku tidak bisa melepaskanmu. Kau adalah pengawal terbaik yang pernah aku miliki."

Mendengar penolakan itu, Xue Wei kembali ke ruang tamu dengan wajah menyesal. Ia melihat Zhong Li telah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia merasa sangat sedih karena harus melepaskan kesempatan ini.

Sementara itu, Zhong Li berjalan di bawah gelapnya rembulan, menatap lampu-lampu kota yang bersinar di kegelapan. Ia merasa sedikit kecewa, tetapi juga mengerti keputusan Xue Wei. Ia kembali ke penginapan, makan, dan beristirahat, menunggu takdir yang akan membawanya ke mana.

°°°

Rembulan malam mencapai puncaknya, menyinari Kota Langit Utara dengan cahaya perak. Di balik kegelapan, beberapa sosok misterius berpakaian serba hitam melompat dari atap ke atap, bergerak tanpa suara. Mereka tiba di kediaman Keluarga Hua dan dengan isyarat tangan, pemimpin kelompok menyuruh mereka berpencar, dengan mudah menyusup melewati para penjaga. Semua orang di rumah itu terlelap, termasuk Hua Ming, sang kepala keluarga.

Kelompok misterius itu tiba di kamar Hua Ming. Mereka mengangkat senjata mereka, berniat melumpuhkan sang kepala keluarga dan menculiknya. Tiba-tiba, sebuah benturan keras terdengar dan dinding kamar jebol. Xue Wei, sang kepala pengawal, melesat masuk. Ia segera menyerang kelompok misterius itu. Pertarungan sengit tak terhindarkan. Para pengawal yang terbangun bergegas membantu, namun mereka kewalahan. Xue Wei, meski memiliki kemampuan hebat, akhirnya kalah oleh pemimpin kelompok misterius. Dengan Hua Ming berhasil diculik, kelompok itu menghilang ke dalam malam.

Pagi hari, kabar penculikan Hua Ming telah menyebar ke seluruh kota, mengejutkan para pedagang dan penduduk. Zhong Li, yang sedang sarapan di penginapan, mendengar berita itu dan segera bergegas menuju kediaman Keluarga Hua.

Pada saat yang sama, Hua Ming terikat di sebuah kursi di ruang tersembunyi kediaman Keluarga Wei. Ia dikelilingi oleh para penculiknya. Seorang pria, yang ternyata adalah kepala keluarga dagang lain, memaksa Hua Ming untuk menyetujui perjanjian dagang mereka. Terungkap bahwa motif penculikan ini adalah untuk memaksa Hua Ming berbagi keuntungan, karena produk dagang mereka sama.

Zhong Li tiba di depan kediaman Keluarga Hua. Para penjaga yang pernah ia kalahkan terkejut melihatnya. Dengan raut wajah ketakutan, salah satu penjaga segera melapor kepada Xue Wei. Xue Wei, dengan wajah murung dan putus asa, menghampiri Zhong Li.

"Maafkan atas apa yang terjadi, Tuan," kata Xue Wei. Ia kemudian mengajak Zhong Li ke taman di dekat kolam, tempat mereka bisa duduk. Xue Wei menceritakan kekalahannya dan kegagalannya untuk melindungi Hua Ming. Ia merasa malu dan lemah.

Mendengar keluhan Xue Wei, Zhong Li menutup matanya. Ia meluaskan indranya ke seluruh kota. Setelah beberapa saat, ia membuka matanya. "Ikut aku," katanya dengan suara tegas. "Aku tahu di mana Hua Ming berada."

Xue Wei terkejut. "Ke mana kita akan pergi?"

Zhong Li tidak menjawab, ia hanya berjalan keluar gerbang. Xue Wei, yang tidak ingin melepaskan kesempatan ini, mengikutinya.

Zhong Li berjalan santai, menuju kediaman keluarga pedagang lain. Di sepanjang jalan, banyak orang membicarakan penculikan Hua Ming. Begitu tiba di kediaman itu, Zhong Li menerobos masuk, mengalahkan semua penjaga dengan mudah. Ia menemukan Hua Ming di ruang tersembunyi dan segera menyelamatkannya.

Setelah Hua Ming diselamatkan, ia kembali ke kediamannya dengan selamat. Zhong Li mengantarnya sampai di depan gerbang. Hua Ming berterima kasih kepada Zhong Li. Saat Zhong Li berbalik dan berjalan pergi, Xue Wei, yang melihat punggung Zhong Li menjauh, berlutut di hadapan Hua Ming.

"Tuan Hua, izinkan aku pergi," katanya dengan nada memohon. "Aku berjanji akan kembali setelah perjalananku selesai."

Hua Ming, yang merasa berterima kasih kepada Zhong Li, tersenyum. "Pergilah, Xue Wei," katanya. "Pergilah dan ikuti dia. Jangan sia-siakan kesempatanmu."

Xue Wei dengan senang hati mengangguk, lalu berlari mengejar Zhong Li, siap untuk memulai petualangan mereka bersama.

°°°

Xue Wei berlari sekuat tenaga, hatinya berdebar kencang, mengejar sosok Zhong Li yang berjalan santai di bawah rembulan. Ia akhirnya berhasil menyusul Zhong Li, yang menunggunya di persimpangan jalan. Xue Wei, yang kini tidak lagi menjadi kepala pengawal, merasa dirinya telah menemukan jalan hidupnya kembali.

"Tuan Zhong Li, aku ikut!" seru Xue Wei, napasnya terengah-engah.

Zhong Li mengangguk. Tanpa banyak bicara, ia melanjutkan perjalanannya menuju penginapan. Xue Wei, yang merasa canggung, bertanya, "Tuan, ke mana tujuan kita selanjutnya?"

Zhong Li tidak menjawab, hanya terus berjalan. Mereka tiba di penginapan, memesan makanan, dan duduk di meja. Saat makanan disajikan, Zhong Li akhirnya berbicara.

"Aku ingin melihat semua yang ada di Alam Atas," katanya dengan tenang. "Aku ingin mengunjungi sepuluh sekte tertinggi, lima sekte tersembunyi, wilayah hewan spiritual, hutan terlarang, wilayah hewan buas suci, benua yang ditinggalkan, dan juga lautan lepas."

Xue Wei terkejut, matanya membelalak. "Tuan, itu adalah perjalanan yang sangat panjang! Bahkan seorang kultivator tingkat tinggi pun butuh waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan perjalanan itu."

Zhong Li tersenyum. "Waktu adalah sesuatu yang tidak berarti bagiku."

Xue Wei, yang merasa penasaran, bertanya, "Tuan, apakah Tuan sudah pernah pergi ke suatu tempat?"

Zhong Li mengangguk. "Aku sudah melewati Sekte Pedang Langit dan Sekte Pengumpul Awan. Di sana, aku bertemu dengan teman lama."

1
Yusi Yustiani
Kalo bisa langsung update 20 Thor 😆
Yusi Yustiani
Next Thor 👌
Nafa Nafila
Bagus kan penulisan sama pembawaan Alam Atasnya kebawa👏🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!