NovelToon NovelToon
Tunangan Antagonist

Tunangan Antagonist

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Bad Boy / Rebirth For Love / Idola sekolah
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: raintara

Pemuda itu mengacungkan pistolnya persis di dada sebelah kiri Arana. "Jika aku tidak bisa memilikimu, maka orang lain juga tidak bisa.

Dor!!

••••

Menjadi tunangan antagonis yang berakhir tragis, adalah mimpi buruk yang harus Nara telan.

Jatuh dari rooftop sekolahnya, membuat Nara tak sadarkan diri dengan darah yang menggenang di tempat dirinya terjatuh.

Nara pikir dia akan mati, namun saat gadis itu terbangun, ia begitu terkejut ketika mendapati jiwanya sudah berbeda raga.

Berpindah di raga tokoh novel yang merupakan tunangan dari antagonis cerita.

Ia bernama Arana Wilson.

Saat mencapai klimaks, tokoh ini akan mati tertembak.

Sialnya, karena terjatuh, Nara tidak tau siapa malaikat maut raga yang kini ia tempati.

Bagaimana kisah Nara di novel itu sebagai Arana. Akankah dia tetap mati tertembak atau justru ia mampu mengubah takdirnya.


🍒🍒🍒

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raintara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab empat: eskrim dan coklat

...🍒🍒🍒...

"Hades, Mama sama Papa kok nggak dateng ke sini lagi ya?"

Hades terdiam ketika Arana bertanya padanya terlebih dahulu. Lebih terkejut lagi ketika tunangannya itu menanyai tentang orangtuanya. Sudah lama sejak terakhir kali Arana berbicara tentang orangtuanya. Sudah lama juga sejak terakhir Arana mau berbicara basa-basi dengannya.

"Mereka sibuk Ara. Kenapa, lo butuh sesuatu?"

Menggeleng pelan, Arana memajukan bibirnya cemberut. "Sibuk apa si? Anaknya sakit lho ini."

"Bukannya lo udah terbiasa dengan keadaan yang seperti ini ya?"

Pertanyaan ambigu dari Hades membuat Arana mengernyitkan keningnya bingung.

"Maksudnya?"

Hades diam. Pemuda itu pikir, ini bukanlah waktu yang tepat untuk membahas itu. Arana baru saja pulih. Kabar baiknya nanti sore gadis itu sudah diperbolehkan pulang. Jangan sampai ia drop lagi karena masalah ini.

"Mau jalan-jalan?" tawar Hades mengalihkan pembicaraan.

Seketika Arana menatap Hades dengan matanya yang berbinar-binar.

"Boleh?" serunya semangat. Sudah tiga hari dirinya berada di rumah sakit untuk pemulihan. Tiga hari itu juga Arana kebosanan karena selalu duduk di atas ranjang rumah sakit.

"Boleh. Kita ke taman mau?"

"Mau!!"

Hades terkekeh kecil. Pemuda itu suka saat Arana bersikap layaknya anak kecil kepadanya. Ia merasa Arana sudah kembali menerima kehadirannya.

Arana-nya sudah kembali.

"Ayo."

Hades hendak meraih kursi roda di pojok ruangan. Melihat itu, Arana buru-buru mencegahnya.

"Hades, nggak usah pakai kursi roda. Gue nggak lumpuh." tolaknya melambaikan kedua tangannya di depan dada.

Mendengarnya Hades menatap tunangannya tajam. "Pakai kursi roda atau nggak jadi jalan-jalan?" ancamnya.

"Jalan-jalan dan nggak usah pakai kursi roda." balas Arana santai. Kedua alisnya naik turun meminta persetujuan dari lawan bicaranya.

Tatapan Hades kian tajam. Arana memang sudah mau berbicara santai dengannya. Namun gadis itu juga menjadi suka pembangkang.

"Arana..." tekan Hades berharap tunangannya patuh.

"Hades..." Arana menirukan nada bicara dari pemuda itu sambil berkacak pinggang.

Hades menghembuskan nafas panjang. Ini tidak akan mudah. Arana dan keras kepalanya. Namun tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di benaknya. Membuat pemuda itu tersenyum penuh arti.

"Oke yaudah. Nggak usah pakai kursi roda." setujunya yang membuat Arana tersenyum puas.

"Gitu dong!" serunya senang.

Beberapa saat, kesenangan itu berubah menjadi pekikan ketika secara tiba-tiba Hades menggendongnya ala bridal style.

"Hades! Turunin gue!!" pekik Arana dengan kakinya yang menendang-nendang udara.

"Karena lo nggak mau pakai kursi roda jadi gue gendong aja ya?"

"Nggak mau!" histeris Arana. Ia meronta-ronta dalam gendongan tunangannya.

"Diem Ara. Nanti jatuh."

"Oke, naik kursi roda. Sekarang turunin gue!" pinta Arana kian memberontak.

Hades menyeringai, ia benarkan posisi Arana agar lebih nyaman.

"Terlambat. Gue pingin gendong lo. Sekalian olahraga."

"Hades!!" teriak Arana dengan suaranya yang melengking. Sampai-sampai Hades harus menutup telinga dengan pundaknya.

"Gue nggak budek."

"Turunin!"

"Udah diem. Nanti gue beliin eskrim."

Arana berhenti meronta. Jujur saja, ia cukup tertarik. Makan makanan rumah sakit yang hambar membuatnya bosan. Tapi jika ia keluar ruangan dengan keadaan seperti ini---

"Tapi gue malu Hades."

"Tutup mata. Anggap nggak ada orang."

Hades keluar dari ruang rawat Arana sambil tetap menggendong gadis itu.

Sedangkan Arana, ia mengikuti saran tunangannya. Memeluk erat leher sang tunangan dan menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Hades.

Semuanya demi eskrim!!

Melihat tingkah Arana, Hades tak kuasa untuk tidak terkekeh. Untuk mengutarakan kegemasannya ia kecup rambut Arana bertubi-tubi.

Semoga untuk kedepannya akan selalu seperti ini.

Sampai di taman rumah sakit, Hades menurunkan Arana pada bangku besi. Tempat itu cukup ramai oleh orang-orang berbaju rumah sakit sama seperti Arana.

Saat Hades hendak ikut duduk, Arana mencegahnya. Ia menyodorkan tangannya persis di depan tunangannya.

Hades menunduk. Menatap gadis yang tengah duduk itu dengan raut yang dibuat bingung.

"Apa?" tanyanya entah sengaja atau benar-benar lupa.

"Mana eskrimnya?!" sungut Arana tak sabaran. Antagonis yang satu ini kerap sekali membuatnya jengkel.

Hades terkekeh. Ia acak rambut Arana gemas.

"Galak amat."

"Eskrimnya Hades Giovandrick..." tekan Arana semakin jengkel. Ia singkirkan tangan Hades dari kepalanya.

"Iya, gue beli dulu. Lo tunggu di sini. Jangan kemana-mana." peringat pemuda itu yang ditanggapi dengan deheman malas oleh Arana.

"Cepetan!"

"As your wish princess..."

Sialan. Tiba-tiba saja wajah Arana memanas. Arana palingkan muka saat bibirnya tak tahan untuk tidak berkedut. Hanya dipanggil princess dan dirinya sudah terbawa perasaan. Maklum saja. Jiwanya sebagai Nara tidak pernah dekat dengan laki-laki apalagi sampai pacaran.

"Baper, baper aja. Nggak usah ditahan kaya gitu." goda Hades yang membuat Arana semakin salah tingkah.

"Hades ihh! Cepetan!!" seru Arana kesal digoda.

"Yah, princess-nya marah."

"Hades!!"

Hades tertawa puas sebelum akhirnya meninggalkan Arana sendiri. Ia pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli eskrim permintaan Arana.

Sedangkan Arana, gadis itu sibuk mengibasi wajahnya yang masih terasa panas menggunakan kedua tangannya.

"As your wish princess..."

"Yah, princess-nya marah."

"Ihh, sialan. Antagonis sialan!" umpat gadis itu dongkol. Lagi pula, kenapa hatinya selemah itu. Tidak bisakah jual mahal sedikit.

Kasihan tokoh Arana asli harus menghadapi ketengilan seorang Hades setiap hari. Mungkin dia lelah, makanya Arana asli menyerahkan tubuhnya pada dirinya sekarang.

Sebenarnya Arana masih bingung. Banyak pertanyaan yang mengambang di otaknya. Salah satunya, tentang kemana perginya jiwa Arana asli. Dan kenapa harus dirinya yang katanya sebagai jiwa terpilih itu.

Dan soal misi. Misi apa yang harus Arana selesaikan.

Memikirkan itu semua hanya membuat Arana semakin pusing. Ia sandarkan punggungnya pada sandaran bangku. Memejamkan mata, Arana berharap pusingnya sedikit mereda. Semilir angin perlahan membuatnya merasa lebih baik.

"Kak?"

"Kakak..?"

"Kakak cantik!"

"Ehh?" Arana tersentak kaget. Gadis itu celingukan dengan ekspresi linglung.

"Kak, Aku di sini!"

ujar seorang anak kecil menepuk pelan lutut Arana. Gadis itu menunduk, dan mendapati anak laki-laki tengah menyodorkan sebuah coklat.

"Kenapa?" bingung Arana.

"Ini untuk Kakak." ucapnya menunjuk coklat yang dibawanya.

"Ha? Untuk...Kakak?"

Anak laki-laki itu mengangguk lugu. Ia taruh coklat itu di pangkuan Arana.

"Dimakan ya Kakak cantik. Kakak suka coklat kan?"

Jiwa Nara suka coklat. Apakah Arana asli juga suka dengan makanan yang satu ini. Meskipun begitu, Arana tak serta merta menerima coklat itu.

"Kenapa untuk Kakak? Kamu lagi ulang tahun apa gimana?"

"Tadi ada Kakak ganteng ngasih aku coklat ini. Dia minta aku buat ngasih coklatnya ke Kakak." jelas anak itu

"Kakak ganteng? Siapa?"

"Aku nggak tau namanya. Tadi dia ada di sana!"

Arana mengikuti arah tunjuk anak laki-laki itu yang mengarah pada koridor rumah sakit.

Namun nihil.

Tidak ada siapa-siapa di sana. Saat Arana ingin bertanya lagi, anak laki-laki itu keburu lari karena dipanggil oleh orangtuanya.

"Eh, tunggu dul--

Arana urung melanjutkan ucapannya. Ia ambil sebatang coklat yang terbungkus rapi dengan pita pink yang melilitnya.

Membolak-balikan coklat, gadis itu menemukan kertas seperti kartu ucapan terselip pada pita.

Coklat manis untuk gadis yang manis

--E

"E? Siapa E?" gumam Arana berpikir keras.

Ini tidak benar. Kesalahannya belum selesai membaca novel itu. Dan kesalahan penulis tidak menjelaskan kehidupan pribadi Arana. Sehingga sekarang dirinya bingung oleh teka-teki ini.

Sebenarnya wajar, mengingat Arana Wilson hanyalah tokoh figuran. Namun masalahnya sekarang dirinya yang berperan sebagai Arana Wilson.

"Arghh, novel sialan!" erang Arana penuh frustasi.

Sedangkan di lain tempat, seorang laki-laki berpakaian serba hitam tengah menatap Arana dari kejauhan dengan sorot penuh kerinduan.

"I'm miss you so damn much..."

...🍒🍒🍒...

...•...

...•...

...•...

1
Cha Sumuk
mc cewek nya lemah bodoh tdk bisa bela diri bikin gregetan BC nya
Cha Sumuk
bagus tp knp ada tulisan gue gue lo lo ahhh
Musdalifa Ifa
next nya Thor ceritanya bikin penasaran jadi setiap baca itu perasaannya itu semangat enggak bosenin gitu jadi ditunggu up nya yah Thor semangat💪👍
Putra Satria
gasss lanjutkan lagi Thor semangat 45thor di tunggu up selanjutnya /Applaud//Kiss//Applaud//Rose//Rose/
Aisyah Suyuti
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!