NovelToon NovelToon
Crazy Wife (Transmigrasi)

Crazy Wife (Transmigrasi)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Time Travel / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Transmigrasi
Popularitas:86.5k
Nilai: 5
Nama Author: queen_

Gwen, seorang pembunuh bayaran kelas kakap, meregang nyawa di tangan sahabatnya sendiri. Takdir membawanya bertransmigrasi ke tubuh Melody, seorang istri yang dipandang rendah dan lemah oleh keluarga suaminya. Parahnya, Melody bukan meninggal biasa, melainkan korban pembunuhan di tangan salah satu anggota keluarga.

Bersemayam dalam tubuh barunya, Gwen bersumpah akan membalas semua derita Melody dan membuat suaminya tunduk padanya. Saat ia mulai menelusuri kebenaran di kediaman utama keluarga suaminya, satu per satu rahasia mengejutkan terbongkar. Dendam juga menyeret sahabat lamanya yang telah mengkhianati dirinya.

Ketika semua pembalasan tuntas, Gwen menemukan kebenaran yang mengguncang tentang suaminya. Marah, namun pada akhirnya ia harus mengakui, cinta telah mengalahkannya. Merasa suaminya tak mencintainya, Gwen memilih ingin menyerah, akankah dia benar-benar melepaskan segalanya? Apakah ia akan berakhir bahagia?


Penasaran?! Yuk baca👆👆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queen_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Pesta Ulang Tahun

...Selamat Membaca...

.......

.......

"Kenapa harus yang mewah ayah? Kita bisa mengadakan pesta kecil-kecilan. Lagi pula mereka berdua juga bukan balita lagi."

Malam ini mereka berkumpul di ruang keluarga. Kakek Abim mengumpulkan mereka untuk membahas mengenai acara pesta ulang tahun untuk kedua cucu buyutnya.

Melody mengumpat dalam hati mendengar protesan Aliya. Kenapa dia yang cerewet! Padahal yang ingin mengadakan pesta adalah kakek Abim! Cih!

"Benar Kakek, Itu hanya membuang uang saja. Lebih baik uang nya di simpan untuk pendidikan mereka nanti." Robert menimpali.

"Atau tidak usah ada pesta. Cukup dengan kue dan tiupan lilin. Itu lebih baik." Malvin juga ikut membuka suara.

Daniella mengangguk semangat, "Itu benar. Mereka pasti juga mengerti. Karena hemat itu lebih baik."

"Aku juga setuju," timpal Viona, dia tersenyum. Sambil memeluk lengan Malvin. "Pesta juga besar juga bisa mengundang bahaya. Apalagi di antara kita masih ada yang tidak bisa menggunakan senjata atau melindungi dirinya sendiri."

Melody mengepalkan tangannya kuat. Jika saja Damian tidak menggenggamnya, sudah pasti telapak tangannya akan terluka karena kukunya.

"Tidak!" Melody menata tajam mereka semua yang tadi menyerangnya.

"Tante Aliya, Kenapa kau begitu cerewet? Kenapa kau protesan dengan pesta yang akan dilaksanakan kakek Abim untuk putra-putraku? Kau iri karena anakmu belum bisa memberimu cucu?" Melody tertawa sinis. Tak peduli jika kalimat nya baru saja menyinggung hal yang sangat sensitif bagi mereka. Ia sudah sangat kesal.

"Melody! Beraninya kau berkata seperti itu padaku!" Aliya memekik marah.

"Kenapa? Kenapa aku tidak berani?!" balas Melody. "Dan kau Robert, terima kasih karena kau peduli pada pendidikan putra-putraku. Tapi kurasa itu tidak perlu." Melody melipat tangannya dan tersenyum angkuh. "Suamiku sudah menyiapkan segalanya untuk mereka, lebih baik kau pikirkan istrimu yang hanya bisa berbelanja dan MEMBUANG UANG itu!"

Damian, yang melihat betapa emosinya sang istri mengelus pundaknya dengan lembut. Tatapannya beralih tajam pada mereka yang tadi protes mengenai pesta putranya.

"Untuk Biaya kalian tidak perlu khawatir, aku bisa mengatasinya. Dan untuk keselamatan keluarga ku, Kenapa kau repot-repot mengurusi nya kakak ipar?" Damian menatap Viona datar, namun penuh peringatan. "Aku tentu akan bertanggung jawab atas keselamatan istriku! Aku yang akan menjaga istri dan anak-anakku! Kau tidak perlu khawatir soal itu kakak ipar!"

Untungnya Mama Audrey tidak ada di sana. Wanita itu tengah berada di kamar si kembar dan menemani mereka bermain. Jika tidak, sudah pasti ia akan mengamuk dengan mereka.

"Damian maksud mereka semua adalah, supya si kembar tetap aman dan uangnya–"

"–Jangan ikut campur!" potong Melody menatap Bella tajam. "Aku heran, kenapa anak adan ibu suka sekali mencampuri urusan orang lain?"

Bella melotot kesal. Aliya yang berada di sebelahnya berusaha menenangkan dengan mengusap lengannya.

"Sudah!"

Kakek Abim menatap mereka semua. Tatapannya datar, namun penuh dengan penekanan. "Tidak ada yang bisa mengubah keputusan ku. Pesta untuk kedua cucu buyutku tetap akan dilaksanakan!"

Melody menyeringai tipis mendengar hal itu. Satu persatu dari mereka tampak menahan kesal karena tidak bisa membantah. Belum lagi dengan Malvin yang lagi-lagi seakan sangat marah setiap kali ia memeluk lengan Damian.

Setelah mengucapkan itu, kakek Abim langsung pergi dari sana.

Tidak lama kemudian, Melody pun ikut berdiri disusul oleh Damian di sampingnya.

"Kau ingin kemana?"

Pertanyaan Malvin langsung mendapat tatapan curiga dari Melody. Ia memeluk lengan Damian saat itu juga. Matanya melirik ke arah Malvin yang ternyata menatap ke arah pelukannya pada Damian.

Damian hanya tersenyum. "Tentu saja ke kamar kakak. Istriku harus segera beristirahat."

Melody melempar senyum ke arah Malvin. Tidak salah lagi, dia memang aneh.

Sepasang suami-istri itu pun berbalik menuju kamar mereka yang berada di lantai dua. Namun sebuah suara berhasil membuat keduanya menghentikan langkah mereka.

"Besok adalah jadwal para wanita melakukan latihan, dan Melody–sampai hari ini kau adalah yang terlemah di keluarga ini!"

Melody berbalik dan tersenyum. "Seseorang bisa berubah kapan saja kakak ipar, begitu pun dengan ku. Jadi ....mari lihat besok. Siapa yang menang kau .... atau aku."

"ayo suamiku, aku harus segera istirahat untuk mempersiapkan diri besok," ucap Melody sengaja mengeraskan suaranya dan menarik Damian pergi dari sana.

.......

.......

Bella menendang meja di depannya dengan kesal. Mati-matian ia berusaha menahan emosinya setiap Melody yang dengan sengaja menunjukkan kemesraannya dengan Damian.

"Aku ke kamar!" Bella pergi dari sana meninggalkan mereka.

Kini yang tersisa hanya Mario, Aliya, Malvin, Viona, Daniella dan Robert.

"Daniella, Viona–pokoknya kalian harus bisa menjadi yang paling atas untuk latihan besok. Dengan begitu kita bisa memberi pelajarannya pada wanita sombong itu."

Daniella mengangguk tegas. Tapi tidak dengan Viona.

"Maaf tante, tapi sepertinya aku tidak akan bisa. Lenganku terluka, cedera saat pemotretan," ucap Viona tersenyum.

"Tidak masalah kak, kau bisa melakukannya semampumu," balas Robert tersenyum.

Daniella, menatap tak suka ketika Robert tersenyum pada Viona. Apalagi mengingat jika akhir-akhir ini sikap Robert sedikit berbeda padanya.

"Aku dan Viona permisi ke kamar." Malvin langsung berdiri, menarik Viona pergi dari sana, tanpa memedulikan tanggapan yang lain.

Aliya menatap Daniella. "Harapannya kita hanya kau."

Daniella mengangguk, "Mama tenang saja, aku akan membuat wanita sialan itu tahu dimana pisisinya."

"Bagus." Aliya menyeringai. Tapi setelah itu ia menatap Robert dan Daniella bergantian. "Bagaimana hasil pemeriksaaan kalian?"

"Hasilnya bagus, kami sama-sama sehat," jawab Robert cepat.

"Benarkah? Kau tidak memberitahu ku."

Robert tersenyum, "Aku sengaja mengambil hasilnya lebih dulu. Kalian tenang saja kami sama-sama sehat."

"Lalu kenapa Daniella belum hamil juga? Kalian sudah menikah hampir 9 tahun. Jangan sampai kakek kalian memberi seluruh asetnya pada dua bocah itu!"

Daniella menunduk. Kali ini ia tak bisa menjawab. Memang benar, sudah 9 tahun lamanya mereka menikah, ia tak kunjung hamil.

"Sudahlah." Mario melerai perdebatan yang hampir saja dimulai. "Selalu saja begini, apa gunanya memperebutkan posisi? Toh nantinya kalian akan tetap mendapatkan sebagian dari aset keluarga ini." Mario menggeleng pelan melihat para wanita ini menyusun rencana.

"Lebih kau diam jika tidak bisa memberikan solusi!" tegas Aliya.

"Jangan terlalu terobsesi dengan harta Al, semua yang kita dapat juga sudah lebih dari cukup," ujar Mario. Sudah berkali-kali ia menasihati istri dan anak-anaknya, namun tetap saja mereka tak mau mendengarkannya. "Jangan sampai kalian menyesal!"

Mario pergi setelah mengucapkan itu. Ia tidak mau terlihat dalam rencana busuk yang mereka siapkan. Ia cukup tahu diri, Kakek Abimanyu telah memberinya kehidupan. Ia tak akan mengkhianatimu pria tua yang sudah ia anggap seperti ayah kandungnya sendiri.

"Jangan dengarkan dia! Pokok kalian harus segera punya anak!"

.......

.......

1
Noorjamilah Sulaiman
seru
Haryati Atik Atik
kamu ingat Damian skrg gak tahu kamu belok malvin jd tunggu lah giliran kamu yg di usir
Nur Adam
lnjut
Lyvia
iihhh lebih menakutkan obsesi n cemburunya orang yg nyimpang kayak gitu drpd orang yg normal
Uthie
Cowok berkelainan gtu emang lebih menyeramkan dibanding kan yg normal....
awesome moment
tebakan melody benar. malvin belok. klo g salah, dami jg udh tau. smg malvin batal mencelakai melody, teralihkan oleh hal lain
Chauli Maulidiah
gak tau knp, nanti malviin malah jd sekutunya melodi.. pikirku sih begitu..
Uthie
Lanjutttt... seruuu 👍👍👍👍🤩🤩
Nur Adam
lnju
Uthie
Viona dan Robert pasti yg menculik Melody...
dan Damian juga Gwen seperti terhubung sesuatu dimasa lalu 👍
awesome moment
sangat adil. mmg bgitu. biasa dpt buanyak giliran dpt sesuai porsi...g terima
Uthie
Cerita yg seru, menarik disimaknya 👍👍👍👍
Uthie
lanjut terus menyimak 👍
Lyvia
kuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang thor 😀
Lyvia: habisnya penasaran bget thor drtd liat n qbuka udah up lagi lom 😃
Puutrh_: Sabaaaaaaaaaaaaaaaar dong beb😌
total 2 replies
Afri Nilawati
siapa?
Afri Nilawati
siapaa?
Murni Dewita
👣
Uthie
sepertinya seru tema transmigrasi jiwa nya 👍🤩
Nur Adam
lnjy
awesome moment
ttatatattatatatatrararararrarararara...gmn kejutannya? keren kn?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!