Samantha diusir oleh ayah nya karena menolak pria yang dijodohkan oleh ayah nya,dia pergi kesebuhan kota dan tinggal disana untuk menunjukan pada ayah nya jika dia bisa bertahan hidup tanpa bantuan ayahnya.pada suatu malam Samantha menemukan seorang bayi laki-laki didepan rumah nya.
Karena iba Samantha memungut bayi itu dan berjuang membesarkan nya.tiga tahun kemudian Samantha kembali memungut seseorang didepan rumah nya.
Kali ini bukan bayi laki-laki,tapi seorang pria tampan yang hilang ingatan.siapa kah laki-laki itu?
Dan bagaimana perjuangan Samantha mempertahan kan bayi itu saat kedua orang tua sang anak kembali untuk meminta anak nya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pertama
Tengah malam Samantha terbangun mendengar tangisan bayi kecil yang sedang berada disampingnya.
Edward kecil terus menangis sehingga membuat Samantha panik karena dia tidak tahu harus berbuat apa.
Wanita itu segera mengangkat Edward dan menggendongnya untuk menenangkan tangisannya tapi walau begitu, Edward masih saja menangis.
Samantha mulai panik, dia segera berlari keluar sambil menggendong Edward dan mengambil kaleng susu yang masih berada dikeranjang bayi.
Dengan mata yang masih mengantuk Samantha berusaha membaca petunjuk yang terdapat dikaleng susu dan setelah mengerti Samantha segera kembali kedalam kamarnya dan meletakkan Edward yang masih menangis diatas ranjang.
Dengan cepat Samantha meraih botol susu dan menuju kadalam dapur, tidak lupa dia juga membawa kaleng susu yang tadi diambilnya.
Setelah mencuci botol susu sisa pakai tadi Samantha segera membuat susu yang baru.
Setelah jadi Samantha segera kembali kedalam kamarnya dan memberikan susu kepada Edward kecil, bayi kecil itu langsung terdiam saat dot susu menempel dimulutnya.
Samantha merasa lega dan mulai menguap dengan panjang, dilihatnya jam di dinding baru menunjukkan pukul satu malam.
Wanita itu membaringkan dirinya disamping Edward sedangkan tangannya masih tetap memegang botol susu dan memperhatikan wajah Edward.
Samantha sangat mengantuk dan tanpa sadar dia tertidur sehingga botol yang dipegangnya terlepas dan terjatuh, Edward kecil kembali menangis karena dot susu terlepas dari mulut mungilnya.
Samantha begitu kaget dan segera menempelkan botol susu itu kemulut Edward kecil lagi.
Sambil menguap menahan kantuk dan mencoba menepuk-nepuk bayi kecil itu agar cepat tidur.
"Tidur ya sayang..tante...hmmm..mommy akan menjagamu." katanya disela-sela kantuknya.
Tanpa sadar ada perasaan bahagia saat menyebut dirinya "mommy". Apakah ini perasaan seorang wanita jika sudah punya anak? Walaupun Edward bukan darah daginhnya tapi didalam hatinya sudah tumbuh kasih sayang.
Setelah memastikan Edward telah tidur Samanthapun memejamkan matanya dan tidur disamping Edward kembali.
Keesokkan harinya Samantha terbangun saat mendengar suara kecil disampingnya, Edward kecil sudah terbangun dan bergumam kecil.
Samantha tersenyum dan diciuminya pipi lembut Edward.
"Selamat pagi sayang." katanya.
Melihat bayi itu membuat hatinya begitu bahagia, Samantha segera bangkit dari tidurnya dan segera berjalan ke arah kamar mandi.
Dia mencuci wajahnya sejenak dan menggosok giginya, setelah itu Samantha membuka pakaiannya untuk mandi.
Baru saja wanita itu menyalakan air Shower dan berdiri dibawahnya tiba-tiba Edward kecil menangis.
Samantha langsung panik dan dengan cepat wanita itu meraih handuk dan melilitkan handuk ke tubuhnya. Dia segera berlari keluar untuk melihat bayi kecilnya.
"Kenapa sayang?" tanyanya khawatir.
Samantha langsung melihat Edward kecil menangis dengan kencang, dia sangat bingung apa yang sebenarnya terjadi.
Dia berusaha menggendong Edward untuk menenangkannya tapi Edward tidak juga berhenti menangis, dia semakin panik dan kembali membaringkan Edward diatas ranjang.
Samantha memeriksa dengan teliti dan memegang popok Edward yang sudah penuh, pasti karena hal itu yang membuat Edward menangis.
Dengan hati-hati Samantha melihat popok yang dipakai oleh Edward dan benar saja, isinya sudah penuh dengan kotoran Edward.
Samantha segera bangkit berdiri dan berjalan keluar meninggalkan Edward yang masih menangis.
Dia mengambil sebuah popok yang berada dikeranjang bayi dan segera kembali lagi kedalam kamarnya.
Samantha mengambil tisu basah yang berada didalam tasnya dan segera menghampiri Edward,buntunglah dia selalu menyimpan tisu basah untuk dia gunakan.
Wanita itu menarik nafasnya sebelum membuka popok Edward yang sudah penuh, kemudian dia menahan nafasnya saat membuka popok itu.
Samantha merasa sangat jijik tapi dia tidak bisa berlama-lama menahan nafasnya, dengan cepat dia membersihkan kotoran Edward dengan tisu basah dan memakaikan popok baru untuk pria kecil itu.
Edward tertawa kecil saat sudah merasa nyaman sedangkan Samantha segera menarik nafasnya saat semuanya sudah selesai.
Ini benar-benar pelajaran baru untuknya dan dia tidak menyangka menjadi seorang ibu sangat sulit.
Ini baru hari pertama, apa dia sanggup untuk membesar kan Edward?
"Aku harus segera mencari pengasuh bayi." pikirnya dalam hati.
Setelah Edward tidak menangis lagi Samantha kembali kedalam kamar mandi untuk melanjutkan mandinya yang tertunda dan setelah selesai mandi, dia segera menggunakan pakaiannya. Samantha kembali keatas ranjang dan segera membaringkan dirinya disamping Edward sambil menatap layar ponselnya.
Walaupun dia bertekad untuk membesarkan Edward tapi dia harus bekerja, jika tidak bagaimana dia bisa mendapatkan uang untuk makan?
Tidak mungkin bukan dia pulang kerumahnya membawa Edward yang bukan anaknya dan memohon pada ayahnya.
Yang paling pertama dia cari adalah seorang pengasuh bayi, dia butuh seorang pengasuh karena dia juga tidak bisa menjaga bayi itu.
Setidaknya ada yang menjaga Edward saat dia bekerja supaya dia juga tenang.
Samantha memilih-milih berapa orang yang ada dilayar ponselnya dan setelah menentukan seorang wanita yang tidak terlalu tua dengan bayaran yang lebih rendah dibandingkan dengan pengasuh lain, Samantha segera menghubungi wanita itu.
Wanita itu sangat setuju dengan tawaran Samantha, dia cukup bekerja menjaga Edward saat Samantha pergi bekerja.
Setelah Samantha kembali pengasuh itu bisa pergi, Samantha terpaksa melakukan ini karena jika meminta pengasuh itu bekerja seharian maka dia akan benar-benar bangkrut karena rata-rata bayaran seorang pengasuh bayi disana sangat mahal.
Pengasuh itupun setuju untuk langsung bekerja dan hal itu benar-benar membuat Samantha lega.
Setelah mendapatkan apa yang di inginkannya Samantha segera bangkit berdiri dan membawa botol susu untuk mencucinya dan ingin membuatkan yang baru sebelum Edward kecil menangis.
Setelah selesai membuat susu Samantha melewati keranjang bayi dan matanya menangkap amplop yang semalam dia lemparkan diatas meja.
Samantha segera meraih amplop itu dan mengambil surat yang ditulis oleh ibu Edward. Jika suatu saat ibu dari Edward kembali maka akan dia lemparkan uang beserta surat itu didepan wajah wanita yang telah tega menelantarkan anaknya.
Apapun yang terjadi pada Edward nanti dia tidak akan menggunakan uang yang ditinggalkan oleh ibu Edward karena dia tidak mau orang yang telah tega membuang bayinya sendiri ikut andil dalam pertumbuhan Edward.
Dia juga takut saat ibu Edward datang meminta Edward kembali akan berkata jika dia membesarkan Edward menggunakan uang itu.
Lebih baik dia simpan uang dari wanita yang telah tega membuang anaknya sendiri, dengan keranjang bayi ditanggannya, Samantha masuk kedalam kamarnya kembali dan meletakkan keranjang itu kedalam lemari.
Dia masih bisa bekerja dan dia yakin dia mampu memenuhi kebutuhan Edward tanpa menyentuh uang yang ditinggalkan oleh ibu bayi itu.
Ini bukan masalah ego, ini dia lakukan supaya saat ibu Erdward datang dan mengungkit masalah uang yang dia tinggalkan, dia akan melemparkan uang itu sebagai bukti jika dia membesarkan Edward tanpa menyentuh uang itu sama sekali.
Tapi dia berharap, siapapun yang membuang Edward, tidak pernah datang kesana untuk mencari Edward.
not i'm promise