NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:619
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

"Aaaaaaaaaaaarrrrrgggghhhhh!" Verlie menjerit sambil menutup matanya. Kefin sadar ia hanya memakai celana pendek dan tanpa memakai baju turun ke bawah. Dia dan kedua temannya kaget dengan reaksi Verlie. Biasanya teman perempuannya akan senang melihatnya begitu, tapi reaksi Verlie diluar perkiraan mereka.

"Sorry..." kata Kefin, ia lalu berlari kembali ke atas diikuti oleh Jimy.

"Maafkan dua temanku," kata Naja mendekat dan memberikan air minum pada Verlie yang segera diteguk olehnya.

Ia melihat Verlie menoleh ke kiri dan ke kanan.

"Kenapa?" tanyanya.

"Tadi katamu... Orangtuamu..." Verlie akan bertanya tapi Naja sudah tertawa lebih dahulu. Lalu menjelaskan bahwa kedua orangtuanya tidak di sini melainkan di negara lain. Ia hanya mengerjai Verlie.

Verlie yang merasa dikerjai hanya terdiam kesal dengan ulah Naja. Tak habis idenya untuk mengerjai Verlie.

"Sudahlah! Jangan cemberut! Aku hanya mau kamu mulai melakukan perawatan. Sabtu ini kita akan hadir di undangan. Ini catatan jadwal perawatanmu," ia mengirimkan catatan melalui ponsel. Verlie sungguh kesal, jika ujung-ujungnya hanya dikirim via chat seharusnya ia tak mengikuti pria ini kesini dan mengerjainya.

Hari ini mereka hanya ke salon menentukan model dan warna rambut, juga membeli pakaian. Verlie tak habis pikir dengan Naja. Semudah itu menggelontorkan banyak uang untuk dirinya yang baru dikenal dan hanya untuk satu hari. Entah dia harus marah atau malah bersyukur.

Dan disinilah mereka. Di sebuah salon besar dan ternama. Baru kali ini Verlie menginjakkan kaki di salon ini. Ditemani tiga orang teman barunya. Entah kenapa Jimy dan Kefin juga ikut.

Hanya dengan satu perintah Naja, beberapa pegawai salon segera mendatangi Verlie dan mulai melihat rambut dan segala perawatan yang akan dia lakukan. Verlie merasa senang, sepertinya dia juga membutuhkan pijatan agar tubuhnya rileks setelah banyak kejutan yang ia dapatkan dalam beberapa hari.

Mereka melakukan massage terlebih dahulu, Verlie sampai tertidur saat melakukan pijatan. Tubuhnya benar-benar menikmati pijatan yang jarang dilakukannya. Setelah itu ia melakukan crembath dan ia sempat tertawa melihat Jimy dan Kefin ikut duduk sejajar dengannya, wajah mereka sedang dipasang masker. Untunglah mereka hanya bisa mendelik sebal dengan ejekan Verlie tanpa bisa membalas.

Setelah melakukan perawatan, menjelang malam mereka sudah keluar dari salon dengan tentengan di tangan Verlie berisi beberapa botol untuk perawatan rambut dan badan

"Aku merasa menjadi puteri, terimakasih Naja," kata Verlie sambil tersenyum.

"Hmm..." jawab Naja sambil membuka bagasi mobil dan meletakkan barang bawaan mereka.

"Irit sekali kosakatanya," gumam Verlie.

"Apa?" tanyanya.

"Aaa... Tidak apa-apa," jawab Verlie sambil tersenyum. Lalu segera masuk ke mobil. Tadinya ia akan duduk di belakang bersama Kefin ternyata dua teman Naja itu sudah duduk manis di belakang dan mengusirnya agar duduk di depan. Tak mengapa baginya karena ia sudah mendapatkan perawatan terbaik, ia hanya senyum-senyum. Tapi senyuman itu hilang saat Naja masuk dan duduk di sampingnya.

Naja tak langsung pulang melainkan mengajak mereka makan malam terlebih dahulu karena ia mendengar bunyi perut Verlie yang sudah berteriak minta diisi. Ia baru ingat, terakhir makan di kantin sebelum siang tadi bersama Shendy. Verlie menunduk malu saat Naja mendengarnya. Untunglah duo yang di belakang sedang asik dengan ponselnya masing-masing. Sepertinya mereka tidak tahu.

"Waaaah... Bos Naja luar biasa hari ini," ucap Jimy sambil merentangkan tangannya setelah keluar dari mobil. Naja cuek dan membiarkan Jimy dengan segala ocehannya.

"Ver, sering-sering main ke rumah ya. Kita bertiga suka suntuk," ucap Kefin yang mensejajari langkah Verlie.

"Suntuk kenapa?" tanya Verlie.

"Jimy terlalu heboh dan bocor, sementara Naja terlalu pendiam," kata Kefin.

"Jadi maksudmu hanya kamu yang normal disini?" tanya Naja dengan wajah terlihat menyeramkan.

"Hehehe..." Kefin hanya terkekeh. Sementara Jimy menjitak kepala Kefin.

"Jadi bagaimana? Mau kan?" tanya Kefin.

"Aku tidak bisa janji, tapi nanti sesekali aku akan main ke sana," ucap Verlie yang disambut senyuman Jimy dan Kefin. Tidak dengan Naja. Pria itu hanya diam menatap lurus ke depan.

Di saat mereka sedang asik ngobrol, Verlie bertemu dengan Giandra dan Felisha baru saja keluar dari restoran tersebut. Verlie terdiam menatap keduanya. Naja menepuk bahunya dua kali dan mengajaknya masuk.

Verlie merasa sakit hati dan ingin marah. Tapi ia bisa apa, jika Giandra lebih memilih Felisha dibanding dirinya. Cuma Verlie merasa hal yang dilakukan Giandra sungguh keterlaluan.

"Hmmm... Kamu di sini juga ternyata," ucap Felisha. Verlie hanya diam, entah harus menjawab apa.

"Siapa dia sayang? Temanmu?" tanya Naja sambil memeluk bahu Verlie. Ia dapat melihat sedikit kilatan marah pada mata Giandra.

"Iy... Yaaa. Teman satu kampus," jawab Verlie sedikit gugup.

"Hmmm.. Begitu, kami masuk duluan. Permisi," ucap Naja sambil menarik tangan Verlie dan menggandengnya.

"Tunggu!" ucap Giandra. Mereka berhenti dan berbalik menatap Giandra.

"Apa?" tanya Verlie.

" Ternyata benar perkataan teman-teman kampus. Setelah kuputuskan, kamu malah jadi pelampiasan mereka," ucap Giandra.

"Apa maksudmu?" tanya Verlie geram.

"Kamu belum tahu gosip terbaru? Kamu dibayar berapa oleh mereka sekali main?" tanya Giandra.

"Jaga ucapanmu, Gi!" ucap Verlie dengan suara bergetar.

"Jaga badanmu agar tidak cepat hamil," ucapnya.

"Kurang ajar!" ucap Naja. Dia akan maju tapi ditahan oleh Verlie, ia menggeleng pelan. Ia tak mau ada keributan di sana.

"Setidaknya aku bukan pecundang yang berani memutuskan pacarnya hanya melalui pesan singkat dan dalam hari yang sama ia jalan dengan perempuan lain dan mengaku sudah berpacaran. Siapa disini yang lebih murahan?" ucap Verlie menahan air matanya.

"Kauuuu!"

"Berani maju satu langkah, kau kuhabisi!" ucap Naja dingin. Giandra menahan langkahnya dan mengurungkan niatnya. Ia tahu ia akan kalah, karena Naja bersama dengan teman-temannya.

"Sudahlah!" ucap Felisha sambil menarik Giandra agar pergi dari sana. Dengan penuh amarah, Giandra berlalu dari hadapan mereka.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Kefin pada Verlie. Verlie menggeleng tanpa suara. Matanya sudah penuh air mata tapi ia mencoba menahan agar tidak menetes keluar.

"Ayo masuk dulu!" ajak Jimy. Keempatnya segera beranjak dan masuk.

"Ada apa gosip di kampus? Apa ada sesuatu yang aku lewatkan di kampusku? " tanya Verlie pada Naja. Naja sudah tau gosip itu, cuma ia mendiamkan saja. Ia merasa Verlie tak akan memperdulikan gosip murahan seperti itu. Ternyata sepertinya ia salah.

"Tidak ada!" jawab Naja santai.

"Jangan bohong!" seru Verlie.

"Kamu mau ngapain? Sudah tahu gosip itu tidak benar, apa mau marah-marah? Ke siapa? Orang-orang yang menyebarkan, gitu?" tanya Naja membuat Verlie terdiam.

"Tapi..."

Prang!

Verlie mengerjap kaget.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!