Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 4
Ara menarik koper nya dan di sampingnya ada Anne yang mengantarkan nya sampai ke bandara.
"Sampai sini saja Anne, terimakasih sudah membantuku selama ini, aku pulang ..."pamit Ara.
Anne memeluk Ara sekali lagi. Sahabat yang selama ini menjadi teman suka dan dukanya. Kini mereka akan berpisah dan entah kapan Ara kembali.
"Jaga dirimu ya, Ra. Sering-seringlah kabari aku,"ucap Anne dengan wajah sedih.
"Datanglah ke Indonesia nanti, aku akan senang menerima kedatangan mu."
"Aku usahakan nanti,"sahut Anne.
"Baiklah, Anne, sampai jumpa,"Ara melambaikan tangan dan masuk ruang tunggu. Anne juga melambaikan tangan sebagai salam perpisahan.
Semoga kamu baik-baik saja selama di sana, Ra. Doaku menyertaimu.
**
"Bun, apa harus dengan cara seperti ini? Apakah ini tidak keterlaluan Bun?"tanya Angga sambil melihat sang bunda yang sedang berdandan layaknya orang sakit. Mengetahui bahwa Ara, putri bungsunya sebentar lagi akan tiba di Indonesia. Sang bunda segera menjalankan misinya.
"Kamu pikir adikmu akan pulang begitu saja. Ini sudah tahun ke tujuh, ngga. Usianya sudah hampir 30 tahun. Dia sakit hati, bunda bisa memakluminya. Dia pergi sekian tahun lamanya, bunda masih sabar menunggu hatinya untuk kembali. Namun apa? apa? dia bahkan tidak berniat untuk kembali. Apa bunda mu ini tega melihatnya seperti itu?Coba katakan kepada bunda, apakah bunda masih bisa dibilang keterlaluan?"ujar sang bunda dengan nada sedikit emosi menghadapi putra sulungnya.
"Maaf, bunda, bila kata-kataku tadi telah membuat bunda tersinggung,"sahut Angga sambil menundukkan kepalanya.
"Apakah bunda salah, bila bunda merindukan putrinya. Sudah tujuh tahun lamanya dia pergi. Dia tidak memiliki niatan untuk kembali. Dia terlalu sakit hati dan pergi tanpa ingin kembali. Apa sebagai orang tua melihat hal tersebut bunda akan menutup mata. Dia juga putri bunda. Mereka berdua adalah putri kesayangan bunda. Yang bunda lahirkan dengan susah payah. Karena satu lelaki terus mereka menjadi seperti ini. Sakit hati bunda melihatnya. Sakit...."sang bunda mulai menangis mengingat apa yang telah terjadi di keluarga nya. Dia tidak sampai hati melihat kedua putrinya yang saling menjauh hanya karena berebut hati satu lelaki.
"Aku juga menyesalkan hal ini terjadi. Aku bukannya tega dengan Ara, tetapi keadaan Anggi yang seperti itu juga akan mempermalukan keluarga kita. Itulah alasan aku menyetujui pernikahan Anggi dan Abimanyu. Dan membatalkan pertunangan Ara dengan Abimanyu. Aku juga tidak menyangka lelaki brengsek itu menggoda kedua adikku. Kalau mengingat hal itu ingin sekali aku menghajar wajah sok tampannya itu. Aku kesal melihatnya lagi sejak Ara pergi"ungkap Angga dengan apa yang menjadi hatinya merasa kesal.
"Bunda tahu, bunda tahu, meskipun bunda selama ini berpura-pura seperti orang tua pikun. Tetapi bunda tahu seperi apa hancurnya hatimu, nak."
"Lalu apa rencana bunda jika Ara sudah kembali ke sini?"tanya Angga.
"Bunda memiliki seorang teman baik. Dia memiliki seorang putra yang sampai saat ini juga belum menikah. Bunda ingin menjodohkan nya dengan Ara,"ucap sang bunda mantap.
"Tunggu, Bun. Bukankah itu cara yang terlalu gegabah. Bagaimana bila lelaki itu playboy dan suka mempermainkan hati wanita. Apakah bunda sudah menyelidiki kehidupan nya selama ini?"tanya Angga khawatir akan masa depan adiknya kelak.
"Bunda pernah bertemu dengan anak itu. Dan dalam pertemuan itu bunda sudah memiliki firasat, dia adalah lelaki yang tepat untuk Ara. Entah apakah ini petunjuk dari Tuhan atas semua doa-doa bunda. Oleh karena itu, kamu juga harus mendukung rencana bunda ini."
"Demi kebaikan Ara, aku juga akan melakukan yang terbaik, Bun."
"Dia adalah pimpinan perusahaan terkenal di negeri ini. Kamu pasti mengenal nya, nak. Dia adalah teman baik Kevin, sahabatmu,"ujar sang bunda antusias.
"Tunggu, maksud bunda, dia adalah...."Angga membelalakkan matanya.
"Ya, kamu benar, dia adalah putra tunggal Steven Daniswara dengan Nadia Soetomo, dia adalah Kendra Daniswara."