Siapa sangka Riana kembali bertemu dengan Brian, mantan suaminya, pria yang benyak menoreh kan luka pada pernikahan mereka terdahulu.
Rupanya semalam itu membuahkan hasil, dan kini demi status sang anak, mereka terpaksa kembali menikah, tentunya dengan banyak perjanjian dan kesepakatan.
Tanpa sepengetahuan Riana, Brian punya niat terselubung, setelah anak yang dia inginkan lahir.
Bagaimana reaksi kedua orang tua Riana, manakala mengetahui pernikahan Riana yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka setelah Riana mengetahui niat jahat Brian menikahinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
BAB 4.
Ada sesuatu yang aneh, itulah yang Riana rasakan pagi ini ketika ia membuka mata, susah payah ia membuat ingatannya kembali pada kejadian malam sebelumnya.
Hawa panas yang ia rasakan sungguh sangat menyiksa, Riana tak tahu apakah meminum cocktail bisa berakibat seperti itu? Sungguh ia wanita yang teramat polos, jadi ketika Gold membawanya ke salah satu kamar di hotel tersebut, tanpa sadar Riana mengangguk, sekali lagi ia tak bisa mengontrol apa yang terjadi pada tubuhnya, usai ia menyesap cocktail semalam.
Ia terbuai, merasa sangat menikmati setiap ci****an, bel****an, cu****an, bahkan kalimat kalimat sensual berbumbu pujian kekaguman pria itu atas tubuhnya, alam bawah sadarnya mengatakan, bahwa ia mengenali hembusan nafas pria ini, bahkan de*****annya pun tak asing di telinga, tapi kehilangan kesadaran membuat Riana mengabaikan semua peringatan tersebut, tubuhnya merindu, walau dulu pengalaman pernikahannya sangat menyakitkan, tapi tak bisa di pungkiri, ada rasa ingin yang begitu mendominasi, dan kini ketika kesempatan itu ada di depannya, tubuh Riana seakan bersorak bahagia.
Ruangan gelap tersebut menjadi saksi, saksi bertemunya kembali dua insan yang dahulu saling benci, dua insan yang dahulu terpaksa menjalani pernikahan dingin dan semu, nyatanya tubuh kedua insan itu saling merindu, walau hati dan perasaan mereka diliputi kebencian dan dendam, malam itu menjadi malam bersatunya kembali sepasang mantan suami istri, hubungan yang sama sekali tak diharapkan oleh keduanya.
Riana kembali menggeliat, insting dokternya mengatakan, saat ini ia harus siaga penuh, hal pertama yang ia lakukan adalah memastikan topengnya tetap aman, dan Riana bisa bernafas lega manakala benda tersebut masih menutupi mata dan sebagian wajahnya, buru buru ia bangun, dalam gelap ia mencari cari semua yang ia pakai, sebelum akhirnya menyerah pada pria yang semalam menjadi teman kencannya.
Walau kepalanya terus mengutuk perbuatannya semalam, tapi dalam hati Riana bahagia, seakan ia telah berhasil menghapus trauma masa lalunya, luka pernikahan yang ditorehkan oleh mantan suaminya.
Usai merapikan kembali penampilannya, Riana berjalan menuju pintu, ia harus menghilang bagai angin yang hanya berlalu, seperti tidak pernah terjadi apa apa, begitulah yang seharusnya, tapi tiba tiba, ia disergap rasa penasaran yang begitu membumbung, yah Riana ingin tahu, selain mantan suaminya, siapakah pria yang semalam menjadi partner ranjangnya, Riana kembali mendekati bibir ranjang, ia menelisik tubuh pria di hadapannya, pria itu masih lelap berbaring tengkurap setelah beberapa kali aksinya semalam, Riana menyalakan lampu tidur yang ada di sisi headboard, tangannya gemetar ketika ia menarik pengait topeng pria tersebut.
Ketika wajah tampan itu terbuka sempurna, Riana mundur beberapa langkah, mencoba menggapai apapun untuk pegangan tangannya, sekujur tubuhnya bergetar hebat, entah kisah apa yang tuhan siapkan untuknya, hingga ia berakhir dengan melewatkan satu malam panas bersama mantan suaminya sendiri, rasanya kini ia kembali merasa tubuhnya kotor, seperti dimasa lalu usai Brian melampiaskan hasrat pada tubuhnya.
Riana berjalan cepat, nafasnya memburu, kakinya bergetar hebat, hingga ia berjalan sempoyongan sepanjang lorong hotel menuju lobi utama, berbagai macam pikiran mulai berkecamuk, ia terlihat aneh untuk seorang wanita yang meninggalkan hotel dini hari, bahkan wajahnya sangat pucat dengan keringat yang membanjir.
Syukurlah tiba tiba ada taxi yang baru saja menurunkan penumpang, segera ia menaiki taxi tersebut untuk kembali ke apartemen nya.
Riana cukup pintar untuk mulai menggelapkan jejaknya, ia sengaja turun di apartemen milik bibi nya, juga beberapa saat menenangkan diri di sana, apartemen bibi nya selalu kosong karena bibinya kini tinggal di jakarta bersama suaminya.
Sebagian hari itu, Riana benar benar tak tertarik melakukan apapun, ia hanya diam melamun, menangis pun rasanya percuma, ia berharap setelah ini tak terjadi apa apa pada nya, termasuk kemungkinan dirinya akan Mengandung anak dari mantan suaminya.
Sekali lagi Riana membenturkan kepalanya ke dinding, ia sungguh gelisah manakala teringat semalam mereka bahkan tidak memakai pengaman.
Dan kini sudah sangat terlambat jika ia meminum pil kontrasepsi, pembuahan janin pasti sudah terjadi, mengingat semalam ia tak segera pergi usai kegiatan mereka berakhir.
Dan seperti kiamat rasanya, karena minggu ini masih terhitung masa suburnya.
Usai perceraiannya tiga tahun lalu, Riana hidup dengan dunia nya sendiri, bahkan Rumah sakit sudah seperti hunian yang nyaman baginya, hidupnya hanya ia dedikasi kan pada pekerjaan, Mengurus pasien menjadi hal paling membahagiakan bagi Riana, bercanda dengan perawat dan rekan sejawat membuatnya lepas, seolah ia tak pernah memiliki beban hidup.
🌹
🌹
🌹
Brian melonggarkan dasinya, jam istirahat sudah berlalu Beberapa jam yang lalu, tapi Brian baru menyudahi pekerjaan nya.
Sepeninggal Roger sang papa, praktis Brian kini adalah penerus Gustav.Inc perusahan yang bergerak di bidang informasi dan telekomunikasi terbesar di Singapura.
Roger memang meninggalkan perusahaan besar dan aset yang milyaran dolar pada Brian, tapi Brian tak bisa menyentuh kekayaan milik Roger, karena dalam surat wasiat terakhirnya, Roger memberikan syarat yang harus di patuhi oleh Brian, sementara Brian hingga saat ini tak bisa mengabulkan persyaratan Roger.
Brian harus memiliki anak bersama Riana, jika ingin mendapatkan Warisan tersebut, jika tidak mampu melakukan persyaratan tersebut, maka seluruh harta warisan Roger akan jatuh ke tangan Riana seutuhnya.
Hingga kini Brian masih tak habis pikir dengan persyaratan tersebut, ia bahkan menyangka bahwa papa nya memiliki perasaan khusus pada mantan istrinya tersebut, bukan tidak mungkin jika Riana juga adalah kekasih gelap Roger, 'dasar wanita licik,' desis Brian.
Bukan tanpa alasan jika Brian menyangka demikian, karena sudah sejak lama Roger dekat dengan Riana, sebuah kedekatan yang aneh menurut Brian, karena sangat tidak wajar sampai sampai Roger menginginkan Riana menjadi menantunya, padahal mereka baru saja kenal sejak Roger rutin memeriksakan kesehatan jantung nya pada Riana.
Fabian datang menghampiri Brian, "ini berkas yang butuh tanda tangan anda tuan." Fabian meletakkan berkas berkas tersebut dihadapan Brian.
"Informasi yang kuinginkan sudah kamu dapatkan?" Tanya Brian, yang masih enggan melirik tumpukan kertas di hadapannya.
Fabian menggeleng, "Belum tuan, sejak awal, pihak aRed memang hanya meminta nama samaran, tanpa identitas asli peserta, jadi saya masih kesulitan melacak wanita bernama 'Ice'."
"Sudah periksa rekaman CCTV Gold hotel?" Tanya Brian lagi.
"Sudah tuan, tapi sungguh percuma, karena wanita itu meninggalkan hotel masih dengan menggunakan topeng, ia bahkan tak membawa kendaraan pribadi."
"Cari terus … wanita itu masih membuatku penasaran …" perintah Brian.
Bukan hanya di buat penasaran, tapi Brian bahkan masih mengingat malam panasnya tempo hari, entah kenapa ia seperti mengenali tubuh wanita misterius itu, bahkan ada aroma tak asing yang menggelitik indera penciumannya.