"Apakah aku dapat memaafkan kesalahannya?"
Seorang wanita cantik bernama Alice, harus berurusan dengan seorang CEO MANGO Corporate, setelah ayahnya mendekam di dalam penjara, karena mobil yang dikendarainya menabrak seorang nenek lanjut usia, yang ternyata adalah nenek dari seorang CEO arogan dan sangat kaya raya di kota London yang bernama Raymond Weil.
Setelah Alice berhasil mengeluarkan ayahnya dari penjara, timbul niat Raymond untuk menikahi Alice, pernikahan yang bisa menjadi alat untuk mendapatkan 50% saham MANGO Corporate milik Nicholas Weil. Raymond sengaja memilih Alice, karena tidak ingin menikahi wanita yang dapat mengekangnya dengan sebuah ikatan pernikahan. Alice yang tak punya pilihan lain karena takut dengan ancaman Raymond pun menerima pinangan pria arogan itu, walau dengan terpaksa.
Pernikahan akhirnya berlangsung dan yang ditakuti Alice benar-benar menjadi kenyataan, perselingkuhan yang terjadi di depan mata kepalanya sendiri, mem
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Pradita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Pertama
Selamat membaca!
Elliot dengan terburu-buru masuk ke dalam ruangan Raymond. Ia langsung menghadap Raymond tepat di hitungan detik ke 10.
"Iya Tuan ada apa memanggil saya?" tanya Elliot yang napasnya begitu terengah-engah karena habis berlari.
"Lihat ini!" titah Raymond dengan suara arogannya, sambil membalikkan laptop agar Elliot dapat melihat layarnya.
Terlihat 2 wanita muda yang cantik, mereka merupakan Anak dari Adrian. Elliot yang sudah melihatnya, hanya terdiam dengan raut wajah yang datar.
Rencana apalagi yang ingin dilakukan Tuan Raymond.
Elliot lagi-lagi hanya mematung dan mau tak mau mengikuti segala perintah yang direncanakan oleh Raymond.
🍁🍁🍁
Kantor Polisi.
Alice sudah tiba dihadapan Ayahnya, ruangan yang di sekat oleh akrilik yang membuat Alice tak dapat menyentuh atau menjangkaunya, ia hanya bisa menatap wajah Ayahnya yang terlihat sendu.
"Aku tidak ingin menambah beban Ayah, lebih baik aku urungkan niatku untuk bercerita masalah restoran," gumam Alice.
"Bagaimana kabar Mommy?" tanya Adrian kepada Anak pertamanya.
"Mommy kehilanganmu Ayah, ia sangat merindukanmu," lirih Alice yang tak sanggup bila mengingat kesedihan Ibunya.
"Maafkan Ayah, tapi kamu harus percaya kepada Ayah, bahwa Ayah tidak bersalah, Ayah memang menabraknya, tapi Nenek itu hadir tepat di depan mobil Ayah," tutur Adrian bercerita mengingat peristiwa itu.
"Maksud Ayah apa?" tanya Alice heran yang masih belum mengerti sebenarnya apa yang menimpa Ayahnya.
"Mungkin ada yang ingin membunuh Nenek itu dan mendorongnya dengan sengaja agar tertabrak dan kebetulan itu mobil Ayah," timpal Adrian menyimpulkan.
Alice begitu terkejut mendengar perkataan Adrian.
"Kalau Ayah tidak bersalah, apa tidak ada cara untuk membebaskan Ayah?" tanya Alice mulai gelisah.
Adrian berpikir sejenak, hingga akhirnya ia ingat semua perkataan yang Raymond ucapkan waktu di rumah sakit.
"Ada satu cara Alice, kamu temui Raymond, dia adalah CEO dari MANGO Corporate. Setelah itu ceritakan padanya agar ia tahu yang sebenarnya dan dapat membebaskan Ayah," ujar Adrian mengucapkan ide yang terlintas di benaknya, dengan begitu mudah, namun bagi Alice itu semua sangat berat untuk ia lakukan, apalagi jika harus bertemu seorang CEO yang telah menjebloskan Ayahnya ke dalam penjara.
Alice sudah melangkah keluar dari kantor polisi, langkahnya terlihat ragu karena masih mencerna setiap ucapan Adrian.
"Apa sekarang aku harus bertemu dengan Raymond ya? Laki-laki yang dikatakan Ayah itu pasti sangat menyeramkan," lirih Alice yang ragu dengan keputusannya.
"Ayo Alice kamu harus berani, huft. Lebih baik aku coba menemuinya," imbuh Alice dengan menghela napasnya.
Alice masuk ke dalam mobil dan dengan cepat melajukan mobilnya menuju MANGO Corporate.
🍁🍁🍁
Sesampainya di Tower MANGO Corporate, Alice memarkirkan mobilnya.
"Aku harus berani, ini demi Ayah," kata Alice penuh tekad.
Alice mulai melangkah menuju lobi dengan menaiki anak tangga. Sesampainya di depan lobi ia sudah dihadang oleh 2 orang keamanan yang berjaga di depan pintu masuk.
Alice yang memang belum membuat janji dengan Raymond, bingung harus berkata apa, ketika petugas keamanan mempertanyakan, akhirnya Alice hanya bisa diam, saat petugas keamanan mengusirnya pergi.
Saat ia melangkah pergi menuruni anak tangga, wajahnya terlihat muram.
Tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki memanggilnya dari depan sebuah mobil mewah.
Alice lalu menoleh untuk melihatnya, pandangannya terus tertuju mencoba mengingat akan seseorang yang kini sudah ada di dalam pandangannya.
Laki-laki itu pun menghampirinya.
"Aku yang kamu tawarkan naik mobilmu, saat aku di hukum Tuanku untuk jalan kaki," ujar Albert sambil mengusap tangannya di belakang kepalanya dengan terkekeh.
"Oh iya, aku ingat sekarang," ucap Alice yang mulai mengenali wajah Albert.
Wajah muram Alice membuat Albert penasaran untuk bertanya lagi.
"Apa yang kamu lakukan di sini? Siapa yang ingin kamu temui?" tanya Albert penasaran.
Alice sejenak menghela napasnya.
Apa dia bisa membantuku bertemu dengan Pak Raymond ya?
"Aku ingin bertemu dengan Pak Raymond, pimpinan perusahaan ini, tapi aku tidak tahu ternyata, jika ingin bertemu beliau harus membuat janji terlebih dahulu," tutur Alice yang kecewa.
Albert terhenyak mendengar ucapan Alice, mulutnya langsung menganga kaget karena wanita yang dilihatnya sekarang ingin bertemu dengan Tuannya yang sangat menyebabkannya itu.
Aku saja jengah bertemu dengan Pak Raymond.
Apa keperluan wanita ini ya?
"Kenapa kamu ingin menemuinya? Sebaiknya kamu urungkan niatmu untuk berurusan dengannya, aku berani jamin kamu akan menyesal jika meneruskan niatmu," tutur Albert menasihati Alice karena ia kasihan jika Alice harus berurusan dengan Raymond.
Alice tercengang dengan nasihat Albert, nyali sekejap berubah semakin ciut.
Aku tidak boleh takut, semua demi Ayah.
"Memang seberapa menyeramkannya Pak Raymond itu sampai kamu bisa berkata seperti itu?" tutur Alice ingin tahu.
Tiba-tiba Albert hanya diam tidak menjawab, matanya terpaku melihat tubuh yang begitu atletis dengan dada yang bidang dan tinggi badan layaknya model, sudah berdiri di belakang Alice.
Mati aku Tuan Raymond menatapku begitu tajam.
"Hi, kenapa kamu tidak menjawab? Memangnya seberapa menyeramkan Tuanmu itu?" tanya Alice yang masih belum sadar bahwa Raymond sudah berdiri tepat di belakangnya.
Albert hanya diam gugup, berulang kali kode lirikan matanya tidak dihiraukan oleh Alice.
"Matamu kenapa? Kenapa bola matamu berputar seperti itu terus?" tanya Alice heran melihat wajah Albert yang sangat kacau.
Albert pasrah ia hanya bisa menghela napas dan bersiap menerima hukuman dari Raymond.
Raymond menyentuh pundak Alice, membuat Alice langsung menoleh ke arahnya.
Alice menatap Raymond, membuatnya sedikit terpana melihat ketampanan Raymond, jantungnya tiba-tiba berdegup dengan sangat kencang.
Laki-laki ini tampan sekali.
"Kenapa kamu mencari Raymond, ada yang bisa saya bantu, Nona Alice?" tanya Raymond yang sudah mengetahui bahwa wanita di depan matanya saat ini adalah Alice, salah satu anak Adrian.
Kenapa aku gugup begini ya?
"Begini Pak, saya mencari Tuan Raymond, apakah dia masih berada di kantor ini? Saya ingin menemuinya namun saya belum membuat janji dengannya dan itu tidak diperbolehkan kata keamanan gedung ini," tutur Alice menceritakan hal yang dialaminya.
"Katakan saja kepada saya, nanti akan saya sampaikan kepada Raymond," tutur Raymond yang menyembunyikan identitasnya dari Alice.
Tak lama Elliot datang menghampiri Raymond dengan pandangan tertuju kepada Alice yang terlihat begitu menarik untuknya.
"Nah ini dia Raymond, silahkan sampaikan kepadanya apa yang ingin kamu katakan," titah Raymond memberitahu hal yang tidak benar kepada Alice.
"Ah aku Raymond," ucap Elliot terbata.
Elliot melihat Raymond yang sudah memberikannya kode dengan membulatkan matanya, Elliot langsung mengerti dan mengikuti perintah Raymond.
"Iya Alice apa yang bisa ku bantu?" tanya Elliot yang sedang mengaku sebagai Raymond.
Alice sangat senang melihat keramahan dari Elliot, ia tak menyangka ternyata apa yang dilihatnya tak semenyeramkan seperti yang dibayangkannya.
Alice akhirnya menceritakan apa yang dikatakan oleh Ayahnya. Raymond tercengang mendengarnya
Apa perkataan Adrian itu benar ya?
"Jadi begitu Tuan Raymond, tolong bebaskan Ayah saya Tuan, karena memang Ayah saya tidak bersalah atas kejadian ini, ia hanya menjadi kambing hitam atas kesalahan yang tidak dilakukannya," tutur Alice mencoba meyakinkan Elliot.
"Baik Alice, saya terima semua yang kamu katakan, saya akan mulai mencari tahu, sampai kebenarannya terbukti saya belum bisa membebaskan Ayah kamu, kamu tunggu saja, oke!" jawab Elliot atas segala cerita Alice.
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dulu, saya berpikir orang seperti Tuan pasti akan sangat mudah mencari tahu hal yang kecil seperti ini," tutur Alice seraya membungkukkan sedikit tubuhnya untuk langsung berlalu dari hadapan Raymond dan Elliot.
Saat Alice melewati Albert yang masih terperangah dengan apa yang baru saja dilihatnya, ia sejenak menoleh Albert dan mengatakan suatu padanya.
"Tidak seram kok, dia laki-laki yang baik," ujar Alice sambil melangkah melewati Albert.
Albert menelan ludahnya kasar.
Ya ampun mati aku.
Raymond yang mendengarnya tampak geram hingga menautkan kedua alisnya dan terus menatap Albert.
Albert langsung mengalihkan pandangannya dari Alice kepada Raymond, yang sudah menatapnya dengan sorot mata yang tajam.
"Terima kasih Albert atas penilaiannya, sekarang cepat masuk ke mobil! Saya harus menghadiri sebuah acara, karena di sana investor terbesar kita Alexander Kemal Malik sudah menunggu," tutur Raymond yang melupakan kemarahannya kepada Albert karena sedang terburu-buru.
Raymond langsung masuk ke mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh Elliot.
Albert langsung mengikuti untuk masuk ke mobil, begitu juga dengan Elliot.
🍁🍁🍁
Bersambung✍️
Beri dukungan kalian ya dengan tekan like dan berikan komentar kalian ya. Terima kasih.
🌸🌸🌸
Terima Kasih juga atas dukungannya dari author nikah kontrak, yang sudah memasukan tokoh Raymond di dalam ceritanya.
PEBINOR terlalu diperlakukan lembut oleh para novelis
ingat thor novel adalah cerminan pola pikirmu, jadi jika didalam novel mu saja kau begitu lembut memperlakukan para PEBINOR berarti karaktermu begitu
jadi simple jika wanita ingin suaminya tegas pada wanita lain makan sebagai wanita juga tegas pada pria lain, simple kan
dan satu lagi disini kelihatan sekali kelicikan PEBINOR dan penghianat persaudaraan richard, dia berkali2 melakukan trik licik dan menjijikan untuk mendapat simPATI alice labil, dia sok pahlawan, pura2 hanya anggap adik, sok baik, dibalik semua itu ada kelicikan untuk mendapat simPATI dan merebut istri saudaranya
sadar wanita karena PEBINOR lebih licik dari pada pelakor, jangan jadi wanita jablay yang kebaperan dengan kebaikan pria lain