NovelToon NovelToon
Transmigrasi Aziya

Transmigrasi Aziya

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Transmigrasi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: lailararista

Aziya terbangun di tubuh gadis cupu setelah di khianati kekasihnya.

Untuk kembali ke raganya. Aziya mempunyai misi menyelesaikan dendam tubuh yang di tempatinya.

Aziya pikir tidak akan sulit, ternyata banyak rahasia yang selama ini tidak di ketahuinya terkuak.

Mampukah Aziya membalaskan dendam tubuh ini dan kembali ke raga aslinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lailararista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malaikat maut

Di ruang bawah tanah yang tersembunyi di kediaman keluarga mereka, William duduk dengan wajah dingin. Sementara Xavier berdiri di sampingnya, jas hitamnya rapi, tatapan matanya menelusuri peta itu tanpa berkedip.

“Belanda, lalu Indonesia, kemudian Singapura,” Xavier bergumam. “Dia tidak pernah berhenti bergerak. Tapi pola pelariannya terlalu rapi untuk sekadar buronan biasa. Ada seseorang yang mengatur semua ini.”

William mengangguk pelan. “Aku tahu. Gino tidak mungkin bisa kabur sejauh itu sendirian. Dia brengsek, tapi bukan otak besar. Ada tangan lain yang menuntunnya. Dan itu… yang membuatnya sulit ditemukan.”

Xavier menatap William tajam. “Kakeknya.”

Sekilas, William terdiam. Matanya berubah serius. “Ya. Lelaki tua itu. Mantan pemain lama di dunia hitam. Dialah yang menyeret cucunya keluar dari neraka yang seharusnya jadi kuburan.”

Xavier menyeringai tipis, aura dinginnya menguar. “Kalau begitu… bukan cuma Gino yang harus kita buru. Tapi kakeknya juga.”

William menatapnya lama, lalu mengangguk. “Benar. Gino hanya pion. Yan yag menggerakkan bidak… adalah kakeknya.”

Xavier mencondongkan tubuh sedikit, suaranya rendah, hampir berbisik. “Apa kau siap? Kalau memang benar dia masih hidup, berarti kita akan berhadapan dengan monster lama. Seseorang yang bahkan dulu… hampir membuatmu hancur.”

William mengepalkan tinjunya, sorot matanya menyala penuh dendam. “Aku sudah menunggu momen ini. Selama bertahun-tahun. Kali ini… aku tidak akan membiarkan dia lolos.”

Hening sejenak. Hanya suara jarum jam yang terdengar di ruangan itu.

Xavier mengeluarkan sebuah pisau lipat dan menusukkannya ke titik peta Belanda. “Dia ada di sini. Jurong, Jalur terakhirnya mengarah ke sana.”

William menyeringai dingin. “Bagus. Kalau begitu, permainan akan dimulai di sana. Tapi ingat, Xavier… Gino hanya masalah kecil. Lelaki tua itu yang harus kita singkirkan lebih dulu.”

Xavier menatapnya tajam. “Aku tidak peduli dia siapa. Mau monster, mau iblis, atau dewa sekalipun. Kalau dia berani menyentuh Aziya… aku sendiri yang akan mengiris lehernya.”

Mata William berkilat. Untuk sesaat, dua sosok mafia besar itu tampak seperti bayangan gelap yang siap menelan siapa pun yang menghalangi.

Sementara itu, jauh di Singapura

Di sebuah vila tua di tepi, Gino duduk di kursi panjang dengan wajah pucat. Matanya gelisah, tangan gemetar menggenggam segelas anggur.

“Dia… dia pasti masih mengejarku, Kek. William.”

Seorang pria tua muncul dari balik bayangan, tubuhnya masih tegak meski usianya sudah jauh senja. Rambut putihnya rapi, tongkat kayu di tangannya mengetuk lantai dengan suara tegas.

Tatapannya tajam, dingin, lebih menyeramkan dari pria mana pun yang pernah Gino temui.

“Dengar baik-baik, cucuku. Selama aku ada, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa menyentuhmu. William… dia hanya anak-anak bodoh dibanding aku.”

Gino menelan ludah. “Tapi Kek, dia...”

Pria tua itu mengangkat tangannya, menghentikan perkataan cucunya. “Tenang. Permainan baru saja dimulai. Mereka pikir mereka yang memburu kita… padahal sebenarnya, kitalah yang memancing mereka keluar.”

Sorot matanya berkilat licik, senyumnya tipis, penuh rahasia gelap.

★★★

Malam itu, langit dipenuhi mendung. Di sebuah gudang tua di pinggiran kota, langkah kaki seorang gadis terdengar pelan namun mantap.

Aziya.

Matanya berkilat dingin, wajahnya tanpa ekspresi. Di tangannya hanya ada sebilah pisau tipis yang berkilau terkena lampu redup.

Di sampingnya, seorang gadis berambut pendek dengan tatapan garang berjalan santai sambil memutar senjata lipat di jarinya. Lotte, sahabat yang selalu ada, satu-satunya orang yang tahu siapa sebenarnya Aziya.

“Lo yakin targetnya ada di sini, Zi?” bisik Lotte.

Aziya mengangguk tanpa ragu. “Yakin. Selingkuhan Gino. Orang itu dia ada di sini. Dan kebetulan banget, dia musuh gue dari dulu.”

Lotte tersenyum miring. “Heh, pantes aja lo ngotot banget. Gue udah lama pengen liat lo ‘main’ serius lagi.”

Aziya menatap sahabatnya sekilas. “Main? Nggak ada main malam ini, Lot. Malam ini… ada yang harus mati.”

Mereka berdua berhenti di depan pintu besar gudang. Dari dalam terdengar suara musik keras bercampur tawa kasar. Markas kecil, penuh anak buah, penuh dosa.

Aziya menghela napas, lalu menendang pintu itu keras-keras. Suara dentuman memecah keheningan, puluhan pasang mata terkejut menoleh.

“Siapa lo?!” teriak salah satu pria dengan senjata di tangan.

Aziya melangkah masuk perlahan, senyum tipis muncul di wajahnya. “Malaikat maut lo.”

Lalu semuanya pecah.

Dengan gerakan cepat, Aziya menebas leher pertama hanya dengan satu tarikan pisau. Darah muncrat mengenai wajahnya, tapi dia tidak bergeming. Tangannya bergerak lincah, tubuhnya menari di antara kerumunan, setiap gerakan selalu berakhir dengan jeritan dan tubuh jatuh.

Di sisi lain, Lotte mengamuk dengan gaya brutal. Tinju besinya menghancurkan rahang, tendangannya melumpuhkan lawan dalam sekali pukul. Kalau Aziya ibarat bayangan mematikan, Lotte adalah badai yang menggilas habis apa pun di depannya.

“Cepetan, Zi! Gue cover lo!” teriak Lotte sambil menjatuhkan dua orang sekaligus.

Aziya maju lurus ke tengah, matanya langsung menemukan targetnya. Seorang wanita berpakaian seksi, wajahnya yang dulu selalu membuatnya muak, Raina.

Musuh lamanya. Selingkuhan Gino.

“Lo…” suara Aziya parau, penuh api. “harus mati!"

Raina tersenyum sinis, meski wajahnya ketakutan. “Oh, jadi lo masih hidup ya, Aziya? Sayang banget. Gue kira lo bakal mati waktu itu. Ternyata Daddy lo nggak sekeras kelihatannya, masih aja manjain lo.”

Aziya mendengus, melangkah mendekat perlahan. “Salah besar. Daddy gue ngajarin satu hal penting, jangan pernah ragu ngasih pelajaran ke pengkhianat.”

Raina mundur, matanya liar mencari jalan kabur. “L-lo nggak bisa bunuh gue! Lo nggak tahu siapa yang backing gue sekarang!”

Tapi sebelum sempat bergerak, pisaunya sudah menempel di lehernya. Mata Aziya menatap tajam, dingin, tanpa ampun.

“Lo orang yang dari dulu suka ngerebut milik gue Lo yang tidur sama Gino di belakang gue. Dan lo kira gue bakal biarin lo hidup enak?”

Raina gemetar, suaranya bergetar. “A-Aziya… jangan… kita bisa—”

CRAAAK!

Satu gerakan cepat. Pisau menggores tenggorokannya. Darah muncrat, tubuhnya jatuh berlutut sebelum ambruk tak bernyawa.

Gudang itu sunyi seketika. Sisa anak buah yang masih hidup gemetar, lalu kabur berhamburan melihat bagaimana dua gadis ini menyapu semua orang dengan kejam.

Aziya berdiri di atas tubuh musuhnya, matanya masih dingin meski darah membasahi bajunya.

Lotte mendekat, menepuk bahunya. “Well… itu tadi keras banget. Lo udah puas?”

Aziya menghela napas panjang, lalu menatap sahabatnya. “Belum. Raina cuma permulaan. Gino masih harus bayar. Dan orang yang ngelindungin dia… entah siapa pun dia… bakal gue hadapi.”

Lotte menyeringai. “Heh. Itu baru Aziya yang gue kenal. Si pembunuh berantai dengan hati paling keras… tapi selalu punya alasan yang benar.”

Aziya menatap langit malam lewat jendela pecah gudang, sorot matanya dingin. “Kalau dunia pikir gue lemah, biar malam ini jadi pengingat. Gue bukan korban. Gue… algojo.”

Mendengar itu Lotte tertawa kecil.

1
kriwil
boleh minta bantuan dady angkatmu zira
kriwil
mungkin mama aziya ini palsu kok kayak binatang gitu ke anak nya
aku
aih otakku blm nyampe.dy sape?? apa gabriel transmigrasi?? siapa 🤔🤔🤔
lailararista
selamat membacaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!