🏆 Novel Lomba Anak Genius 2023 🏆
Kisah seorang anak genius bernama Aaron Lee yang piatu sejak bayinya.
Dia dibesarkan dalam keluarga kaya yang memiliki tambang minyak, ayahnya yang bernama Lee Ryder adalah pria tertampan yang termasuk dari sembilan pria terkaya didunia.
Aaron Lee besar bersama seorang pengasuh yang masih muda bernama Margot Evans, gadis yatim-piatu yang diambil oleh keluarga Lee Ryder dari panti asuhan saat dia masih anak-anak.
Margot Evans menjadi bagian keluarga Lee Ryder yang diberi tugas kepercayaan untuk menemani Aaron Lee.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Bab 4
Lee Ryder menugaskan Margot Evans menulis pernyataan tentang kesediaannya menjadi pengasuh Aaron Lee hingga bocah lima tahun itu dewasa.
"Tulis pernyataan tentang kesedianmu menjadi pengasuh hingga batas waktu yang ditentukan olehku", kata Lee Ryder.
"A--a--apa ?", ucap Margot Evans.
"Iya, kamu tulis pernyataan dengan tanganmu agar aku tahu kesungguhan hatimu !", sahut Lee Ryder.
Lee Ryder menatap serius Margot Evans.
"Untuk apa itu semua ?", ucap Margot.
"Yah, supaya aku tenang jika kamu tidak akan berhenti dari pekerjaan ini hingga Aaron dewasa kelak", sahut Lee Ryder.
"Aku tidak akan lari seperti yang lainnya", jawab Margot.
"Yeah..., aku tahu itu tapi setidaknya aku akan merasa cukup tenang dengan hal itu karena bagiku itu teramat penting, nona...", ucap Lee Ryder.
"Apakah kamu tidak mempercayaiku ?", tanya Margot.
"Bukan tidak percaya padamu tetapi uang yang akan aku keluarkan untuk menggajimu bukanlah jumlah yang sedikit, nona besar", sahut Lee Ryder.
Lee Ryder berjalan menuju meja kerjanya.
"Ya Tuhan ! Bukankah kamu tahu aku tinggal di rumah besar bersama ayah lalu kenapa kamu mempersoalkannya !?", ucap Margot kesal.
"Memang meyakinkan kelihatannya, bagaimanapun juga aku bukan orang yang mudah, nona", lanjut Lee Ryder.
"Apa kamu mengganggap ini adalah bisnis ?", tanya Margot.
"Tidak !", sahut singkat Lee Ryder.
Pria berwajah amat tampan itu menatap Margot sesaat lalu mengalihkan kembali pandangannya ke arah meja kerjanya.
"Kamu cukup menulisnya saja ! Dan jangan banyak membantah karena aku ingin semuanya cepat selesai !", ucap Lee Ryder.
"Apa !?", sahut Margot Evans sambil merentangkan kedua tangannya.
"Yah, tulis ! Kamu perlu menulisnya saja dengan menggunakan pena!", kata Lee Ryder.
"Tuhan...", sahut Margot tak percaya.
Margot Evans tersentak kaget ketika dia mendapat tugas seperti itu dari Lee Ryder sedangkan pria berambut perak itu hanya menyerahkan sebuah map berisi lembaran-lembaran kertas HVS kepada Margot Evans.
"Ini ! Ambillah lalu tulislah sebaik-baiknya, kamu mengerti !", perintah Lee Ryder sambil berjalan mendekat.
Tentu saja hal itu membuat Margot Evans kesal.
Margot hanya terdiam menatap Lee Ryder.
"Apa ? Kenapa menatapku seperti itu ?", tanya Lee Ryder.
"Bisakah kamu sedikit bersikap ramah padaku !?", sahut Margot.
"Apa ?", jawab Lee Ryder.
"Kamu memang mengesalkan !", gerutu Margot Evans.
Gadis cantik itu lalu mengambil map dari tangan Lee Ryder seraya memutar badannya membelakangi Lee Ryder.
"Tunggu ! Kamu mau kemana ?", cegah Lee Ryder.
"Menulis katamu...", sahut Margot.
Margot Evans menolehkan kepalanya ke arah Lee Ryder yang berdiri dibelakangnya.
"Kau bisa menulisnya di meja kerjaku karena aku harus pergi ke kantor sekarang", ucap Lee Ryder.
"Menulis disini !?", jawab Margot keheranan.
"Iya lalu dimana kamu mau menulisnya ? Di pantai ? Atau di kolam renang ?", kata Lee Ryder.
"Iiihkkk !!!", pekik Margot kesal.
Margot menghentakkan kedua kakinya kemudian melangkah menuju meja kerja Lee Ryder.
"Aku akan kembali dalam waktu dua jam. Dan selama aku pergi, selesaikan tugas pertamamu ini !", ucap Lee Ryder.
"Apa aku harus menyelesaikan ini semuanya hari ini ?", tanya Margot.
"Iya...", sahut Lee Ryder.
Lee Ryder menganggukkan kepalanya.
"Ya, ampun !", seru Margot.
Margot Evans mengangkat kedua tangannya ke arah atas lalu mengusap ujung hidungnya cepat.
"Kerjakan saja perintahku ! Dan ingat ! Aku akan kembali untuk memeriksa tulisanmu, kamu mengerti !", ucap Lee Ryder.
"Hah !?", sahut Margot acuh.
Lee Ryder pergi dari ruangan kerjanya ke arah luar sedangkan Margot Evans hanya duduk terdiam melamun.
Gadis cantik itu memandangi tumpukan kertas HVS di dalam map di depannya.
Membukanya lembar demi lembar.
"Banyak sekali yang harus aku tulis !? Apa dia sedang menghukumku ???", keluh Margot.
Margot menghela nafas seraya memejamkan kedua matanya.
Tak lama kemudian dia larut dalam pekerjaannya menulis di atas lembaran-lembaran kertas.
Margot tampak serius sekali tanpa memperdulikan waktu telah berjalan hampir satu jam.
KREEEK...
Pintu ruangan dibuka dari luar.
Muncul bocah laki-laki berusia lima tahun dari balik pintu ruang kerja.
"Margot !", panggil bocah itu.
Tampak bocah lima tahun sedang mengintip Margot dari balik pintu.
"Iya...", sahut Margot.
Margot mengalihkan pandangannya ke arah suara yang memanggilnya.
Dia melihat Aaron Lee tengah mengintipnya dari balik pintu sambil kedua kakinya berjinjit.
"Aaron...", ucap Margot.
Margot melambaikan tangannya ke arah Aaron Lee sambil tersenyum riang.
"Masuklah, Aaron !", kata Margot.
"Apa aku tidak mengganggumu ?", tanya bocah kecil itu.
"Mmm..., tidak ! Tidak sama sekali ! Masuklah !", sahut Margot.
"Tapi..., aku takut ayah marah padaku jika dia tahu aku mengganggumu bekerja", ucap Aaron Lee.
"Mmm..., tidak. Aku hanya sedang menulis saja...", sahut Margot.
"Apa yang kau tulis, Margot ?", tanya Aaron Lee.
"Bukan apa-apa... Masuklah ! Ayahmu tidak sedang berada di rumah sekarang", sahut Aaron Lee.
"Tidak, aku tidak ingin masuk, nanti saja setelah kamu menyelesaikan pekerjaanmu", kata Aaron Lee.
"Mmm..., baiklah, terserah padamu !", sahut Margot Evans.
"Aku pergi dulu, Margot...", ucap Aaron Lee.
"Iya, baiklah", sahut Margot.
Pintu ruangan kembali ditutup sedangkan Margot kembali meneruskan pekerjaannya menulis.
Akhirnya Margot Evans menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Lee Ryder.
Hampir dua jam lamanya...
Lee Ryder kembali ke rumah tepat dua jam kemudian.
Dia masuk ke dalam ruangan kerjanya untuk memeriksa keadaan Margot Evans di ruangan itu.
Setelah menulis pernyataan tersebut, Lee Ryder juga memerintahkan kepada Margot Evans untuk membubuhi tanda tangan diatas materai.
"Jangan lupa tanda tangan di atas materai !", perintah Lee Ryder.
"Tanda tangan ???", ucap Margot tersentak.
"Yah..., tanda tangan !? Kenapa masih saja bertanya !?", sahut Lee Ryder.
"Apa ini tidak cukup untuk membuktikan kalau surat pernyataan ini kuat ??", tanya Margot.
"Tidak, itu tidak cukup tanpa adanya tanda tangan di atas materai", sahut Lee Ryder.
"Kenapa ?", tanya Margot polos.
"Aku punya alasan yang cukup kuat untuk itu semuanya...", jawab Lee Ryder.
Alasan kuat untuk Lee Ryder agar nantinya dia tidak direpotkan dengan masalah urusan pengasuh Aaron Lee.
Margot hanya bisa menerima dengan pasrah alasan yang dijelaskan oleh Lee Ryder padanya.
Gadis muda berusia tujuh belas tahun itu lalu mengerjakan yang diperintahkan oleh Lee Ryder padanya.
"Nah ! Karena semua sudah selesai kamu kerjakan maka kamu tinggal membaca surat perjanjian ini", ucap Lee Ryder.
"Ada lagi ?", tanya Margot terbelalak.
"Baca saja agar kamu mengerti semuanya !", sahut Lee Ryder.
"Ya Tuhan !", seru Margot.
"Tolong minggir dari meja kerjaku karena aku mau memakainya !", ucap Lee Ryder cuek.
"Haish... !? Baik ! Baik !", jawab Margot sambil beranjak pergi dari meja kerja Lee Ryder.
Margot lalu berdiri agak jauh dari meja kerja Lee Ryder sambil membuka surat perjanjian yang diberikan oleh Lee Ryder kepadanya.
Ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh Margot Evans sebagai pengasuh Aaron Lee yaitu jika dia melanggar peraturan yang telah disepakati olehnya maka sebagai ganti rugi jika dia melanggar peraturan dalam pernyataan yang dibuatnya, Margot Evans harus mengganti rugi dengan uang.