Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Debaran Jantung
Kini Gilang pun sudah berada di perusahaan papah nya, Gilang lagi menunggu di panggil pihak HRD.
Alina yang baru sampai ke ruangan pun dia mendapat kabar dari Glen kalau hari ini akan ada yang melamar kerja sebagai OB.
"Maaf apakah anda yang akan melamar kerja sebagai OB? Tanya Alina dengan sopan kepada Gilang.
"Oh iya bu, saya" jawab Gilang sambil berdiri dari duduk nya.
"Silahkan masuk" Alina pun menyuruh Gilang masuk.
"Cantik sekali cewek ini, ah sudah lah kalau aku penampilan seperti ini mana ada yang mau sama aku, semua perempuan sama saja" gumam bathin Gilang.
"Silahkan duduk, apa persyaratan nya sudah lengkap? Tanya Alina sambil menatap ke arah Gilang.
"Oh iya ini bu, sudah lengkap kalau menurut saya, tapi tolong di cek kembali saja takut nya masih ada yang kurang." Jawab Gilang sambil menyerahkan sebuah map kepada Alina.
Alina pun membuka dan membaca semua persyaratan yang diajukan oleh Gilang.
"GIlang Ramdani usia tiga puluh tahun pendidikan terakhir SMA" gumam Alina.
"Saudara Gilang apa anda sebelum nya sudah pernah bekerja? Tanya Alina.
"Dulu pernah tapi bantu teman saja bu" jawab Gilang berbohong.
"Apa saudara siap bekerja menjadi OB dan mematuhi segala peraturan kantor ini? Tanya Alina.
"Siap bu, soal nya saya lagi membutuh kan pekerjaan ini, orang tua dan adik saya di kampung lagi butuh biaya" jawab Gilang dengan wajah di buat seperti orang yang benar-benar sedih.
"Terus kalau seandainya kamu diterima di perusahaan ini, apa kamu siap kalau diwajibkan datang lebih pagi dan pulang lebih sore dari karyawan lain nya? Tanya Alina.
"Saya siap bu, dan saya akan rajin bekerja demi membiayai kedua orang tua dan adik saya" jawab Gilang.
Alina pun terus menerus memberikan pertanyaan demi pertanyaan kepada Gilang, dan Gilang pun terus menjawab nya.
"Selamat, anda di terima di perusahaan ini sebagai OB, dan silahkan anda langsung ke ruang pantry, anda bisa bertanya ke karyawan lain nya di luar" Alina pun memberikan ucapan sambil mengangkat sebelah tangan nya untuk saling berjabat.
Gilang pun menerima uluran tangan Alina dengan antusias dan senyuman di bibir nya .
Begitu tangan mereka bersentuhan disaat berjabat tangan, entah kenapa kedua nya merasakan seperti ada aliran listrik yang mengenai tubuh kedua nya.
Sejenak mereka pun saling menatap dengan degupan jantung masing-masing.
"Kenapa jantung ku berdebar, dan rasa nya tubuh ku terkena aliran listrik ya? Padahal bukan sekali ini aku berjabat tangan dengan seorang pria" gumam bathin Alina.
"Ya ampun ada apa dengan jantung gue ini, kenapa wanita ini membuat jantung gue berdebar, terus perasaan apa ini, kok tubuh gue berasa terkena aliran listrik dan ada apa dengan gue, kenapa gue ngga mau melepaskan tangan wanita ini" Gumam bathin Gilang sambil menatap ke arah Alina.
Alina yang tersadar dari lamunan nya pun segera melepas kan tangan nya dari genggaman tangan Gilang.
"Oh maaf bu, saya hanya kagum sama ibu" ucap Gilang grogi.
"Ngga apa-apa, silahkan anda ke ruang pantry sekarang" Alina pun menyuruh Gilang pergi secepat nya karena kalau dia masih ada di ruangan ini entah akan jadi apa jantung nya itu.
"Untung dia sudah pergi, aduh ada apa dengan jantung ku ini" gumam Alina sambil menyentuh dada nya.
"Tampan juga, aku salut sama orang itu, udah tampan ngga malu lagi melamar sebagai OB" gumam bathin Alina sambil melamun
"Wah tumben bu Alina masih pagi sudah melamun? Tanya Dhea yang baru masuk ke ruangan HRD.
Alina yang sedikit terkejut pun langsung menatap ke arah Dhea.
"Kamu Dhe, ada apa tumben pagi ini sudah keruangan ku" tanya Alina.
"Cuma mau ngajak aja ntar siang kita makan bareng ya? di kantin" ajak Dhea.
Dhea sangat dekat dengan Alina, tapi Alina belum tahu siapa sebenar nya Dhea ini, yang Alina tahu Dhea ini anak nya ceria humble, pintar, baik dan juga cantik tentu nya.
"Maaf Dhe aku makan di pantry saja, seperti biasa aku bawa bekal" jawab Alina.
Alina memang hampir tiap hari membawa bekal untuk makan siang nya, pikir Alina biar bisa irit dan uang nya bisa ditabung.
"Ya, kalau gitu mulai besok aku juga mau bawa bekal, biar besok kita bisa makan bareng dan bisa juga tuker makanan" jawab Dhea.
"Ya sudah sana kerja, memang nya lagi ngga ada kerjaan nya, sampai pagi-pagi udah ngajak buat makan siang aja" kata Alina sambil tersenyum.
"Tenang saja, kerjaan mah gampang, yang penting isi perut dulu, biar kita bisa bekerja dan bisa berpikir, kalau perut kosong otak kita ngga akan bisa diajak bekerja dan berpikir" jawab Dhea dengan senyuman khas nya.
"kamu ini selalu saja ada jawaban" Alina pun mengakui kepintaran Dhea.
"Eh ngomong-ngomong tadi aku lihat ada yang keluar dari ruangan kamu siapa? seperti nya aku belum pernah melihat nya? Tanya Dhea pura-pura.
"Oh yang cowok tadi? Dia itu namanya Gilang, dia melamar kerja menjadi OB di kantor ini, padahal menurut aku dia itu pintar lo, tapi kenapa dia melamar hanya menjadi OB" ucap Alina.
"Ya mungkin karena memang mencari kerja itu susah untuk zaman sekarang, makanya jadi OB pun dia mau" jawab Dhea yang mulai memerankan sandiwara kakak nya itu.
"Jujur aku salut sama orang tadi, udah tampan, bersih, tapi dia ngga gengsi untuk menjadi OB, dan kelihatan nya juga dia sangat bertanggung jawab sebagai pria" kata Alina sambil membayangkan Gilang.
"Kamu tahu darimana kalau dia itu bertanggung jawab? Tanya Dhea penasaran.
"Bukti nya dia bilang, dia mau kerja apa saja yang penting dia mendapatkan pekerjaan agar dia bisa membantu kedua orang tua dan adik satu-satu nya" jawab Alina.
"Kamu naksir ya sama dia? Tanya Dhea.
"Apa sih kamu Dhe, aku hanya kagum saja, lagian gimana mau suka, orang bertemu saja baru kali ini" jawab Alina dengan wajah yang sedikit memerah.
"Ni yah ku kasih tahu, kita itu nyari calon suami harus yang kaya raya biar kita hidup senang dan bahagia" Dhea pun memancing Alina, karena Dhea yakin kalau Alina seperti nya menyukai kakak nya Gilang.
"Bagiku siapapun pria yang akan menjadi suamiku nanti, aku ngga perduli dia kaya atau pun miskin, apapun pekerjaan nya yang penting halal aku terima, yang terpenting dia sebagai laki-laki punya rasa tanggung jawab, setia dan tentu nya jujur, karena aku benci pembohong" jawab Alina dengan wajah serius nya.