NovelToon NovelToon
KESEPAKATAN DI ATAS RANJANG

KESEPAKATAN DI ATAS RANJANG

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Single Mom / Cinta Terlarang / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna / Tamat
Popularitas:268k
Nilai: 5
Nama Author: EvaNurul

Maya hanya ingin satu hal: hak asuh anaknya.

Tapi mantan suaminya terlalu berkuasa, dan uang tak lagi cukup.

Saat harapan habis, ia mendatangi Adrian—pengacara dingin yang kabarnya bisa dibayar dengan tubuh. Dengan satu kalimat berani, Maya menyerahkan dirinya.


“Kalau aku tidur denganmu... kau akan bantu aku, kan?”


Satu malam jadi kesepakatan. Tapi nafsu berubah jadi candu.

Dan

permainan mereka baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EvaNurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MILIKKU (POV ADRIAN)

Langit Jakarta masih gelap saat Adrian membuka matanya.

Ia tak tidur nyenyak. Bahkan nyaris tidak tidur. Padahal ini apartemennya sendiri, ranjangnya sendiri — tempat di mana ia biasanya bisa mengabaikan dunia dan bangun sebagai pria yang dingin, efisien, dan tak tersentuh.

Tapi pagi ini berbeda.

Ia menoleh pelan ke sisi ranjang. Maya masih tertidur. Tubuhnya setengah menyelimuti dirinya sendiri, kemeja hitam Adrian melorot dari bahu kirinya, rambut kusut menutupi sebagian wajah. Nafasnya teratur, lembut, tapi entah kenapa, keberadaannya terasa begitu nyata… dan mengusik.

Adrian duduk di tepi ranjang, menatap lurus ke depan.

Dia bukan bodoh.

Dia tahu permainan ini berbahaya.

Sebelumnya, setiap “kesepakatan tak tertulis” yang pernah ia buat dengan wanita—semuanya bersih. Kaku. Jelas. Tidak pernah ada emosi, tidak pernah ada kebingungan. Mereka butuh bantuan hukum, ia butuh pelampiasan fisik — selesai.

Tapi Maya… sejak awal terasa berbeda.

Bukan karena tubuhnya. Tapi karena tatapannya.

Ia bukan korban. Tapi juga bukan wanita kuat.

Dia adalah campuran dari keduanya — penuh luka, tapi tetap bertahan. Penuh ketakutan, tapi tetap datang. Maya adalah bahaya bagi pria seperti Adrian. Bahaya yang datang tanpa suara.

Dan semalam… adalah pengukuhan kekuasaan.

Tapi juga awal dari kekacauan batin.

Ia berdiri, melangkah pelan keluar kamar dan menuju dapur. Ruangan itu senyap. Ia menyeduh kopi seperti biasa, presisi dan cepat. Saat uap panas mulai mengepul dari cangkir, ia bersandar di counter dapur, menatap lantai kayu yang dingin.

Semalam Maya tidak menangis.

Itu yang paling mengganggunya.

Ia pernah bersama perempuan yang menyerah sambil menangis, sambil berpura-pura kuat, atau sambil meminta waktu. Tapi Maya… dia melepaskan tubuhnya seperti seseorang yang sudah mengubur seluruh harga dirinya.

Dia tidak berbohong, Adrian.

Dia benar-benar menyerahkan semuanya demi anaknya.

Dan entah kenapa, itu membuatnya kesal.

Bukan pada Maya — tapi pada dirinya sendiri.

Karena ia menyukai perempuan itu justru karena luka dan ketakutannya.

Adrian meneguk kopinya. Tegukan pertama seperti menyadarkan dirinya kembali.

Dia tetap pengacara.

Dan Maya tetap kliennya.

Itu harus jadi batas.

Tapi saat pintu kamar dibuka perlahan dan Maya melangkah keluar — mengenakan kemejanya yang kebesaran, rambut masih berantakan, mata sedikit sembab tapi tetap menatapnya tanpa minta maaf — Adrian tahu:

Batas itu mulai kabur.

"Selamat pagi," ucap Maya pelan.

Adrian tidak langsung menoleh. Ia hanya menjawab datar, “Kamar mandinya ada di kiri. Handuk di rak.”

Dia bisa merasakan Maya berdiri canggung beberapa detik, sebelum akhirnya berlalu menuju kamar mandi.

Suara pintu tertutup.

Adrian menatap pantulan dirinya di jendela kaca besar yang menghadap langit kota.

Lelaki dalam bayangan itu tampak tenang. Dingin. Rapi.

Tapi di balik itu semua, pikirannya berantakan.

“Jangan jatuh pada perempuan ini.”

“Dia bukan bagian dari hidupmu.”

Tapi semalam, tubuh itu memeluknya — bukan dengan gairah, tapi dengan rasa putus asa. Dan anehnya, itu membuatnya ingin lebih.

Bukan hanya tubuhnya.

Tapi juga rahasia di balik air matanya. Luka yang disembunyikannya. Dendam yang mungkin belum selesai. Ketakutan yang tidak pernah dia akui.

Dan itu… membuat Maya jauh lebih berbahaya daripada siapa pun yang pernah masuk ke ranjangnya.

Adrian tahu, pria sepertinya tidak boleh punya titik lemah. Tapi pagi ini, dia sadar:

Titik lemahnya… kini sedang mandi di apartemennya.

Dan hari ini, ia harus menatap perempuan itu lagi — bukan di tempat tidur, tapi di meja rapat, sebagai klien. Dan ia harus memutuskan apakah akan menjaga batas itu… atau justru melanggarnya perlahan-lahan, malam demi malam.

Karena semakin ia mencoba menguasai Maya… semakin ia tak bisa menguasai dirinya sendiri.

1
mety
suka dengan karyamu Thor 😍😍
kalea rizuky
hakim. tolol
kalea rizuky
kasih ibu sepanjang masa apapun di lakuin termasuk mengorbankan harga diri
Dea Fitri
kok beda kek di awalnya Thor ??
Rahma Putri
cerita yg bagus
Diana
mereka lupa author kalau ada hukum karma!😅😅
Diana
kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah!
Diana
dunia memang kejam Maya, tapi Tuhan itu adil!
Diana
Reza berpikir uang bisa menyelesaikan semua masalah dan dapat membeli kebahagiaan!
tapi dia salah!
Studesyy
bagus, alurnya jelas deg2an bgt jalani persidangan Maya...good job Thor..
pipi gemoy
Nayla anak istri ke 2 Reza yg meninggal
elsaanisya
Masih penasaran ini cere kenapa ya?
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
hebat
Zia Zee
ayudita apa Larasati kak othor?
Niar Zahniar
semangat berkarya
Ellya Muchdiana
Maya bisa menang di pengadilan, karena suaminta menikah lagi tanpa izin istri pertamanya
Ellya Muchdiana
siram aja pake air bekas cucian piring, biar si Reza kabur ga ganggu Maya kerja, udah ga tanggung jawab dan tidak ada kabar sama anak selama 4 tahun, tiba2 mau ambil hak asuh anak,,, situ waras??
Ellya Muchdiana
baru bab awal, tapi keren deh novelnya thor, semoga menjadi happy ending bagi Mayan Nayla
Anonymous
Jancokkk mayaaa,,,, jadi wanita harus berani goblokkk
Anonymous
Rasanya pingin misuhi si maya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!