Novel pertama. Mohon saran dan kritikannya..
''Nona kenapa? Astaga, tunggu Bibi akan panggil Dokter dulu'' kata Bibi Yun sambil berlari kearah pintu.
"Huff ternyata aku terlahir kembali dalam tubuh gadis lemah ini. Dan wanita tadi itu pengasuhnya Bibi Yun'' gumam Vio pada dirinya sendiri sambil memijit pelipisnya yang masi terasa pusing dan mengingat kembali kejadian kekerasan yang masi terlintas di kepalanya.
'' Brengsek kalian semua'' ucapnya dengan dingin dengan mata yang tajam. Tenang saja Viona, aku Viora berjanji akan membalas semua yang mereka lakukan padamu, karena jiwaku berada dalam tubuhmu, maka mulai saat ini tubuhmu menjadi milikku, Hee tunggu pembalasanku.
"Aku Viona Lili Jacklin akan membalas semua kejahatan kalian."
Apakah Viona berhasil membalaskan dendamnya? Yukk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriani Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Pergi Untuk Kembali
Plaakk
''Beraninya kauu!'' teriak Doni marah sekaligus kaget kerna tiba-tiba mendapat tamparan dari Viona anaknya sendiri.
Vioana tak habis pikir dengan pikirin Ayahnya, bukannya minta maaf atas apa yang dia lakukan kepadanya selama ini. Malah membenarkan semua kelakuannya, dan menuduhnya tanpa bukti. Sudah tidak tahan dengan kelakuan Ayahnya dia melangkah mendekat dan menampar Doni dengan sekuat tenaga..
''Ya aku memang berani, kenapa? ingin membalas, silahkan aku tidak takut sama kalian semua'' kata Viona mennggebu dengan mata tajamnya.
''Asal kalian tau, aku bukan lagi Viona yang dulu, hanya menangis dan akan menerima semua perlakuan kalian. Viona yang dulu telah mati. Aku Viona Jacklin tidak akan bisa kalian tindas lagi seenaknya.!'' lanjut Viona yang menyebut namanya dengan marga Ibunya, dia tidak sudih lagi menggunakan marga Wijaya.
''Dasar anak pembawa sial pergi kau dari sini, aku tidak mau lagi melihat wajahmu'' usir Doni sambil menunjuk wajah Viona, duo kapret itu sangat senang mendengar Viona di usir oleh ayahnya sendiri. Doni tidak sadar dengan mengusir Viona dari Menssion itu adalah awal mula penderitaannya.
''Baik jika itu yang anda inginkan, saya akan pergi dari sini'' jawab Vio tenang tanpa ada raut kesedihan, seolah olah itu hanya hal biasa.
''Aku beri waktu satu jam untuk mengemas barang-barangmu, dan jangan bawa barang yang bukan milikmu'' kata Doni lagi.
''Mas tenangkan dirimu, kamu lagi emosi jangan langsung mengambil keputusan'' Celutuk Mira berusaha menenangkan Doni, agar mendapat nilai plus, padahal dalam hati dia sangat senang Viona pergi dari menssion itu.
''Tidak, itu keputusan yang tepat. lebih baik dia pergi dari sini'' jawab Doni, tapi jika Viona mau Minta Maaf dia akan mempertimbangkannya lagi.
''Tuan,! jangan usir non Vio'' tiba-tiba Bibi Yun bersuara dan berjalan mendekat untuk memohon kepada Doni.
''Diam kamu, jangan sampai aku mengusirmu juga'' jawab Doni menatap Bi Yun dengan tajam.
''Anda tidak perlu repot-repot Tuan, saya sendiri yang akan mengajak Bibi untuk pergi bersamaku, karena dia pengasuhku bukan pelayan kalian'' kata Viona tegas, kerena tidak mungkin dia meninggalkan Bibi Yun yang sudah merawatnya dengan tulus hingga dewasa, dia berjanji akan membalas semua kebaikan Bibi Yun di masa depan.
''Mari Bi, kita berkemas'' ucap Vio berbalik dan menuju kamarnya.
''Baik non'' Bi Yun.
Viona dan Bi Yun segera berkemas, mereka hanya membawa sebagian pakain dan juga barang yang penting, karena tidak akan bisa jika ingin membawanya semua. Tidak butuh waktu sejam mereka selesai berkemas dan bersiap untuk pergi.
...----------------...
''Mau kemana kamu?'' tanya Doni kepada Viona saat mereka baru saja turun.
Saat ini Doni dan Mira lagi bersentai di ruang keluarga, Sisil entah kemana perginya. Dia menyapa Viona yang lewat di hadapan mereka dengan dua koper besar dan ransel yang di pakenya.
''Oh astaga apa ini yang dinamakan faktor umur? ckck belum juga Satu jam Anda sudah melupakan yang Anda katakan'' kata Vio yang mengabaikan pertanyaan Doni. ''Apalagi kalau bukan pergi dari sini'' lanjutnya sambil menarik kopernya.
~flasbcak on
Seteleh kejadian di ruang makan, Doni dan Mira berjalan menuju ruang keluarga untuk menenangkan pikirannya..
''Huuff dasar keras kepala, apa susahnya minta maaf?'' kata Doni sambil memijit pelipisnya.
''Sabar Mas, Viona pasti akan minta maaf sama kamu jika dia sudah tidak emosi lagi, seperti sebelumnya dia akan minta maaf kalau dia bersalah'' kata Mira selembut mungkin, itu cuman trik untuk mencari perhatian..
''Ya, yang kamu katakan benar, pasti dia akan minta maaf.'' sambung Doni menghela nafas, entah kenapa ada sedikit rasa takut di hatinya.
''Hmm kenapa Mas tidak memberikan Viona satu kesempatan?'' tanya Mira
''Maksudnya?'' Doni
''Kesempatan untuk tetap tinggal disini, mau bagaimanapun dia tetap anakmu mas, dia akan pergi kemana, tidak ada kerabat atau teman yang dia punya di luar sana'' katanya sok perhatian.
''Baik aku akan berikan dia kesempatan, tapi dengan syarat dia harus Minta maaf dan berjanji tidak akan membanta lagi'' Doni
~flasback off
''Tungguuu!'' teriak Doni '' Ayah akan izin kamu tetap tinggal di sini asalkan kamu mau minta maaf kepada Ayah, Mama Mira dan juga Sisil. lanjutnya dengan percaya diri.
''Hahaha lucu sekali Anda Tuan, minta maaf? jangan harap.'' jawab Viona dingin.
''Ck sombong sekali kamu, emang kamu mau kemana? kamu tidak punya kerabat dan teman di luar sana, mau tinggal di mna kamu ha? di kolong jembatan dan jadi gembel. karena Ayah yakin kamu tidak punya uang sepeserpun!'' kata Doni panjang lebar.
''Benar kata Ayahmu Viona, lebih baik kamu Minta maaf'' Mira
''Asal kalian tau, aku tidak sudi lagi tinggal satu atap dengan penjahat seperti kalian, dan aku ucapkan terima kasih kepada Anda Tuan Doni, karena telah mengusir saya dari sini. Dan itu bukan urusan Anda saya mau kemana dan tinggal dimana. Kata Viona tegas, mana mau dia Minta maaf jika dia tidak bersalah, dia juga heran kenapa tiba-tiba Doni mencegahnya seakan-akan mengulur waktu.
''Baiklah silahkan pergi dan jangan pernah balik lagi'' Usir Doni
''Hohoh sampai jumpa, dan selamat yang sudah jadi gembel'' batin Mira
Viona dan Bibi Yun akhirnya pergi dari menssion itu dimana banyak sekali kenangan buruk yang dia alami. Viona sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan mereka, bisa saja dia balas dendam saat itu juga tapi dia memiliki rencana lain untuk membalas nya.
''Saya pergi bukan berarti kalah, saya pergi untuk kembali'' Viona.
Mereka berduapun pergi tanpa menoleh lagi, pergi untuk menenangkan diri, pergi dari rumah yang penuh dengan kenangan buruk yang tak akan pernah terlupakan.
...----------------...
''Kita akan tinggal dimana non?'' tanya Bibi Yun, dia sangat sedih melihat nonanya diusir oleh Ayahnya sendiri.
''Bibi jangan bersedih dan tidak usah khawatir, aku tidak apa-apa dan untuk sementara kita menginap di hotel saja.
Saat keluar dari kediaman Wijaya mereka berdua pergi menggunakan Taxi, dan berhenti di sebuah danau yang tidak jauh dari taman. Merenungi hidupnya yang selama ini sangat menderita, meskipun saat ini yang ada di dalam tubuh Viona adalah Viora, tapi dia tetap merasakan pahitnya kehidupan yang di jalani Viona selama ini, berbanding terbalik dengan kehidupan pertamanya.
''Appaa di hotel non?'' tanya Bibi kaget.
''Iya bii, emangnya kenapa?'' jawab Viona bingung. Apa mungkin Bibi Yun tidak suka akan tinggal di hotel pikirnya.
''Ahh itu non, biaya menginap di hotel pasti sangat mahal'' kata Bibi sedikit takut, takut Viona tersinggung.
Viona hanya tersenyum memandang Bibi Yun, dia sangat mengerti atas ketakutan pengasuh nya itu. Dia merasa senang sekaligus sedih dengan ada nya Bibi Yun di sisi nya. Dia senang masih ada orang yang berbaik hati mau merawatnya, menyayanginya dan membelanya,.Tapi dia juga sedih, karena Bibi Yun pasti mengalami dampak atas kehidupan nya yang kejam itu.
''Bibi tenang saja, Viona masih ada sedikit tabungan'' kata Vio sambil mengecek saldo yang dimilikinya.
''Uang nya di simpan saja non, kita cari kontrakan saja yang agak murah'' bukan ada maksud lain Bibi Yun berkata demikian, Dia tau uang yang dimiliki Vio saat ini, itu hasil dari kerja kerasnya sendiri bekerja di salah satu Supermarket. Viona tidak pernah di kasih uang bulanan atau uang jajan sama Ayahnya. Jadi dia bekerja setelah pulang dari kampus.Yang tidak di ketahui sama sekali oleh Pak Doni.
''Iya Bi, tapi tidak untuk hari ini. Tidak mudah untuk mencari kontrakan dan lagi pula ini sudah sangat sore sebentar lagi akan malam, nanti kita pikirkan, sekarang kita cari hotel dulu.'' Viona.